Iklan Display: Apa Sih Maksudnya? Penjelasan Santai Buat Kamu
Kamu pasti sering banget deh melihat berbagai macam iklan saat sedang asyik browsing internet, baca berita online, atau bahkan main game di smartphone. Iklan-iklan ini tampil dalam berbagai bentuk visual, mulai dari gambar statis, animasi singkat, sampai video. Nah, inilah yang kita sebut dengan iklan display atau display advertising.
Secara sederhana, iklan display itu adalah bentuk periklanan online yang menggunakan elemen visual seperti teks, gambar, logo, audio, atau video untuk menyampaikan pesan pemasaran kepada audiens. Berbeda dengan iklan teks biasa (seperti iklan di hasil pencarian Google yang cuma tulisan), iklan display ini memanfaatkan ruang visual di website, aplikasi mobile, atau platform digital lainnya untuk menarik perhatian. Tujuannya jelas: bikin orang aware sama produk atau brand kamu, atau bahkan langsung mendorong mereka buat melakukan sesuatu, misalnya klik iklannya dan belanja.
Iklan display ini powerful banget karena sifatnya yang bisa dilihat secara visual. Kamu bisa pakai desain kreatif, warna-warna menarik, atau bahkan animasi lucu untuk bikin iklanmu beda dari yang lain. Ini penting banget di tengah ramainya konten digital yang bersaing merebut perhatian pengguna internet.
Perbedaan Iklan Display dengan Jenis Iklan Lain¶
Supaya lebih jelas, yuk kita bandingkan iklan display dengan jenis iklan online lain yang juga sering kamu temui.
Iklan Display vs Search Ads¶
Ini adalah perbedaan paling mendasar. Search Ads (atau iklan pencarian) muncul di halaman hasil mesin pencari seperti Google atau Bing. Iklan ini biasanya text-based alias cuma tulisan. Iklan ini muncul saat seseorang secara aktif mencari sesuatu dengan kata kunci tertentu yang relevan dengan produk atau jasamu. Jadi, sifatnya adalah pull marketing; menarik orang yang memang lagi butuh.
Contoh: Seseorang ketik “beli sepatu lari” di Google, lalu muncul iklan teks dari toko sepatu online di urutan teratas hasil pencarian.
Nah, kalau Iklan Display, sifatnya lebih ke push marketing. Iklan ini “ditampilkan” ke pengguna meskipun mereka tidak sedang mencari produk atau jasa kamu saat itu. Iklan display muncul di website-website yang mereka kunjungi, aplikasi yang mereka pakai, atau platform media sosial yang mereka scroll. Targetnya adalah menjangkau audiens berdasarkan siapa mereka (demografi, minat, perilaku online) atau website apa yang sedang mereka buka.
Jadi, Search Ads itu nyasar orang yang sudah tahu mereka butuh sesuatu dan lagi nyari, sedangkan Iklan Display itu nyasar orang yang mungkin tertarik dengan produk atau jasa kamu berdasarkan profil mereka atau konteks website yang mereka buka, meskipun mereka belum punya niat beli saat itu. Keduanya punya peran penting dalam strategi digital marketing yang komprehensif.
Iklan Display vs Social Media Ads (Feed)¶
Beberapa iklan display memang muncul di media sosial (seperti iklan banner di sidebar Facebook versi desktop atau iklan video di in-stream). Tapi kalau kita bicara iklan di feed media sosial (yang nyampur sama postingan teman-temanmu), formatnya bisa dibilang mirip iklan display (visual) tapi dengan konteks platform yang berbeda.
Iklan di feed media sosial biasanya terlihat lebih native (menyerupai postingan biasa) dan punya fitur interaksi yang kuat (like, comment, share). Targetingnya juga super spesifik berdasarkan data pengguna media sosial itu sendiri (minat, grup, event yang diikuti, dll.).
Iklan display dalam konteks tradisional (seperti yang muncul di website berita atau blog) biasanya formatnya lebih standar (banner, skyscraper, leaderboard) dan targetingnya seringkali berdasarkan isi website atau profil audiens secara umum melalui jaringan periklanan.
Meskipun ada irisan karena keduanya visual, iklan display di website tradisional lebih fokus pada awareness dan jangkauan luas di berbagai situs, sementara iklan di feed media sosial lebih fokus pada engagement dan targeting audiens spesifik dalam ekosistem media sosial itu sendiri.
Format-Format Iklan Display yang Populer¶
Iklan display datang dalam berbagai bentuk dan ukuran. Pemilihan format ini bisa disesuaikan dengan tujuan kampanye, target audiens, dan budget yang kamu punya. Ini dia beberapa format yang paling umum:
1. Iklan Banner (Static atau Animated)¶
Ini format yang paling klasik dan paling sering kamu lihat. Iklan banner berupa persegi panjang atau persegi dengan ukuran standar tertentu. Isinya bisa gambar statis dengan teks dan logo, atau gambar bergerak/animasi sederhana (biasanya dalam format GIF).
- Ukuran standar: Ada banyak ukuran, tapi yang paling umum di Google Display Network (GDN) misalnya:
- 300x250 (Medium Rectangle)
- 728x90 (Leaderboard)
- 160x600 (Wide Skyscraper)
- 320x50 (Mobile Banner)
- 300x600 (Large Skyscraper/Half Page)
- 970x90 (Large Leaderboard)
- 320x415 (Mobile Interstitial - meskipun ini lebih ke interstitial, sering dikategorikan banner)
- Fungsi: Cocok untuk meningkatkan brand awareness dan menjangkau audiens luas. Karena ukurannya standar, mudah dipasang di banyak website.
2. Iklan Interstitial¶
Iklan ini muncul di antara konten, biasanya saat pengguna berpindah dari satu halaman ke halaman lain, atau saat membuka aplikasi. Iklannya tampil full-screen atau menutupi sebagian besar layar, memaksa pengguna untuk melihatnya selama beberapa detik sebelum bisa menutupnya atau melanjutkan ke konten yang dituju.
- Fungsi: Sangat efektif untuk mendapatkan perhatian tinggi karena menutupi konten. Cocok untuk branding kuat atau penawaran yang mendesak. Tapi hati-hati, iklan ini bisa terasa mengganggu jika terlalu sering atau tidak relevan.
- Penerapan: Sering ditemukan di aplikasi mobile gratis atau website yang punya banyak halaman.
3. Iklan Video¶
Iklan video adalah salah satu format paling powerful dalam iklan display. Bisa berupa video pendek yang diputar otomatis (tanpa suara awalnya) di dalam banner, atau video yang diputar sebelum, selama, atau setelah konten video lain (seperti iklan di YouTube).
- Fungsi: Mampu menyampaikan cerita atau emosi dengan lebih kuat daripada gambar statis. Sangat bagus untuk storytelling brand, demo produk, atau teaser film/konser. Engagement rate iklan video seringkali lebih tinggi.
- Penerapan: YouTube (TrueView, Bumper Ads), iklan video di website berita, iklan video di aplikasi mobile.
4. Iklan Rich Media¶
Ini adalah format iklan display yang paling canggih dan interaktif. Iklan rich media bisa melibatkan audio, video, animasi kompleks, atau elemen yang berinteraksi dengan gerakan mouse pengguna (misalnya iklan yang membesar saat disentuh kursor, atau iklan yang bisa dimainkan gamenya).
- Fungsi: Memberikan pengalaman yang lebih immersive dan menarik bagi audiens. Sangat efektif untuk meningkatkan engagement dan menciptakan kesan yang mendalam tentang brand. Cocok untuk kampanye yang butuh kreativitas tinggi.
- Penerapan: Biasanya butuh teknologi khusus untuk membuatnya dan menayangkannya. Contohnya adalah iklan yang bisa “di-expand”, iklan yang ada mini-gamenya, atau iklan 360 derajat.
5. Iklan Native (di luar feed media sosial)¶
Meskipun sering dikaitkan dengan konten, iklan native yang visual juga bisa dianggap sebagai bagian dari iklan display. Iklan ini didesain agar terlihat menyatu dengan tampilan dan nuansa (look and feel) dari website atau platform tempat iklan itu muncul. Contohnya adalah rekomendasi artikel bersponsor di bawah sebuah artikel berita.
- Fungsi: Kurang terasa seperti iklan, sehingga potensi diabaikan (banner blindness) lebih rendah. Lebih mudah diterima oleh audiens karena terlihat seperti konten biasa. Bagus untuk content marketing atau mendatangkan traffic ke artikel/blog.
- Penerapan: Di website berita, blog, atau platform konten lainnya.
Pemilihan format ini sangat krusial. Bayangkan kalau brand fashion mewah pakai iklan banner GIF yang kualitas gambarnya pecah, pasti kurang cocok kan? Atau startup teknologi pakai iklan rich media yang super canggih tapi targetnya cuma anak sekolah. Jadi, sesuaikan format dengan brand, audiens, dan tujuanmu ya!
Keuntungan Menggunakan Iklan Display¶
Kenapa sih banyak brand dan bisnis pakai iklan display? Ada beberapa keuntungan besar yang ditawarkannya:
1. Meningkatkan Brand Awareness (Kesadaran Merek)¶
Ini adalah kekuatan utama iklan display. Dengan tampilnya iklanmu di berbagai website atau aplikasi yang relevan, brand kamu akan semakin sering terlihat oleh target audiens. Semakin sering audiens melihat logomu, warnamu, atau pesan brand-mu, semakin kuat brand awareness mereka. Ini penting banget, apalagi kalau brand-mu masih baru atau kamu ingin meluncurkan produk baru.
2. Menjangkau Audiens Luas atau Sangat Spesifik¶
Kamu bisa menjangkau jutaan pengguna internet di seluruh dunia melalui jaringan periklanan display yang besar seperti Google Display Network (GDN) atau platform media sosial. Tapi hebatnya, kamu juga bisa mempersempit jangkauanmu sampai ke audiens yang sangat spesifik menggunakan opsi targeting yang canggih.
3. Opsi Targeting yang Beragam dan Canggih¶
Salah satu nilai jual utama iklan display adalah kemampuan targeting-nya. Kamu bisa menargetkan audiens berdasarkan:
* Demografi: Usia, jenis kelamin, lokasi, bahasa, status perkawinan, pendapatan, dll.
* Minat: Apa yang mereka sukai? (misal: penggemar olahraga, pecinta kuliner, traveler)
* Perilaku Online: Apa yang sering mereka lakukan online? (misal: sering belanja online, merencanakan perjalanan)
* Konteks: Website atau konten apa yang sedang mereka lihat? (misal: artikel tentang resep masakan, blog tentang otomotif)
* Remarketing/Retargeting: Menargetkan kembali orang-orang yang pernah mengunjungi website-mu sebelumnya. Ini super efektif!
Dengan targeting yang tepat, iklanmu akan dilihat oleh orang-orang yang paling mungkin tertarik dengan tawaranmu, meskipun mereka belum secara aktif mencarinya.
4. Visual yang Menarik Perhatian¶
Manusia adalah makhluk visual. Iklan display memanfaatkan ini sepenuhnya dengan menggunakan gambar, animasi, dan video. Konten visual jauh lebih menarik dan mudah diingat dibandingkan teks biasa. Kamu bisa menunjukkan produkmu, gaya hidup yang brand-mu tawarkan, atau cerita yang ingin kamu sampaikan secara lebih engaging.
5. Fleksibel dalam Kreativitas¶
Dengan berbagai format yang tersedia (banner, video, rich media), kamu punya banyak ruang untuk berkreasi. Kamu bisa bereksperimen dengan desain, pesan, atau bahkan membuat iklan yang interaktif. Kreativitas ini bisa jadi kunci untuk bikin iklanmu menonjol di tengah “kebisingan” digital.
6. Potensi Biaya yang Efisien (terutama untuk awareness)¶
Dibandingkan beberapa bentuk iklan tradisional (seperti TV atau billboard), iklan display seringkali menawarkan biaya yang lebih efisien, terutama jika diukur berdasarkan jumlah tayangan (CPM - Cost Per Mille/ribuan tayangan). Ini memungkinkan bisnis dengan budget terbatas pun bisa menjangkau audiens yang relevan dalam skala besar.
Kekurangan Iklan Display¶
Tentu saja, tidak ada strategi marketing yang sempurna. Iklan display juga punya beberapa tantangan atau kekurangan:
1. “Banner Blindness”¶
Fenomena ini terjadi ketika pengguna internet sudah terbiasa melihat iklan banner sampai-sampai mereka secara tidak sadar mengabaikannya. Mereka “buta” terhadap iklan display karena sudah terlalu sering melihatnya atau karena desainnya yang template. Ini bikin iklanmu kurang efektif kalau desainnya tidak menonjol atau penempatannya kurang strategis.
2. Click-Through Rate (CTR) Cenderung Lebih Rendah dari Search Ads¶
Karena sifatnya yang push (menawarkan ke orang yang belum tentu punya niat beli saat itu), iklan display biasanya punya Click-Through Rate (CTR) yang lebih rendah dibandingkan Search Ads. CTR iklan display mungkin hanya 0.1% - 0.5%, sementara Search Ads bisa mencapai 2% - 5% atau bahkan lebih tinggi. Ini wajar karena orang yang klik Search Ads memang lagi nyari.
3. Ad Blockers¶
Banyak pengguna internet menggunakan software atau browser extension yang bisa memblokir iklan display. Ini berarti iklanmu tidak akan terlihat sama sekali oleh pengguna yang memakai ad blocker.
4. Potensi Iklan Tayang di Website yang Kurang Tepat¶
Jika pengaturan targeting atau penempatanmu kurang hati-hati, iklanmu bisa saja tayang di website atau aplikasi yang tidak relevan, atau bahkan di website yang punya konten negatif. Ini bisa merusak citra brand kamu. Penting untuk memanfaatkan fitur placement exclusion atau brand safety yang disediakan platform periklanan.
Bagaimana Iklan Display Bekerja?¶
Proses iklan display itu cukup kompleks, tapi intinya adalah menghubungkan pengiklan dengan penerbit (pemilik website/aplikasi) yang punya ruang iklan kosong, di depan audiens yang tepat.
1. Jaringan Periklanan (Ad Networks)¶
Platform seperti Google Display Network (GDN) atau berbagai ad exchange lainnya bertindak sebagai “pasar” raksasa. Pengiklan mengupload iklan mereka ke platform ini, menentukan target audiens dan budget. Pemilik website atau aplikasi yang punya ruang iklan mendaftarkan ruang mereka ke jaringan yang sama.
2. Targeting¶
Saat seorang pengguna internet mengunjungi sebuah website yang terhubung ke jaringan periklanan, sistem akan menganalisis data pengguna tersebut (profil, riwayat browsing, dll) dan data website yang sedang dilihat (tema, kategori). Sistem ini kemudian mencari iklan yang paling relevan dari “pasar” yang punya targeting sesuai dengan profil pengguna dan konteks website.
3. Bidding (Lelang Iklan)¶
Untuk ruang iklan yang sama dan audiens yang sama, mungkin ada beberapa pengiklan yang bersaing. Platform periklanan akan menjalankan lelang instan (sering disebut Real-Time Bidding - RTB) untuk menentukan iklan mana yang akan ditayangkan. Pengiklan yang menawarkan bid (tawaran harga) tertinggi untuk audiens dan ruang iklan tersebut, atau iklan yang diperkirakan paling relevan/efektif oleh algoritma platform, akan memenangkan lelang dan iklannya pun ditayangkan.
4. Penayangan (Impression)¶
Setelah pemenang lelang ditentukan (proses ini terjadi dalam hitungan milidetik!), iklan tersebut akan dimuat dan ditampilkan di layar pengguna. Saat iklan berhasil dimuat dan siap dilihat, itu dihitung sebagai satu impression (tayangan).
5. Pengukuran Kinerja¶
Platform periklanan terus melacak bagaimana pengguna berinteraksi dengan iklan yang ditayangkan: apakah mereka melihatnya, mengkliknya, atau bahkan melakukan konversi (misal: membeli produk) setelah melihat atau mengklik iklan tersebut. Data ini kemudian dilaporkan kepada pengiklan agar mereka bisa mengukur keberhasilan kampanye mereka.
Seluruh proses ini terjadi secara otomatis dan sangat cepat setiap kali ada halaman web yang dimuat atau aplikasi yang dibuka.
Platform Populer untuk Menayangkan Iklan Display¶
Ada banyak tempat di mana kamu bisa menayangkan iklan display. Yang paling besar dan umum digunakan adalah:
1. Google Display Network (GDN)¶
Ini adalah jaringan periklanan display terbesar di dunia. GDN mencakup jutaan website, aplikasi mobile, dan properti milik Google sendiri (seperti YouTube, Gmail, dan Discover). Dengan GDN, kamu bisa menjangkau >90% pengguna internet di seluruh dunia. GDN menawarkan berbagai opsi targeting yang canggih dan berbagai format iklan.
2. Platform Media Sosial (Facebook, Instagram, Twitter, LinkedIn, TikTok, dll.)¶
Meskipun format iklannya terkadang lebih native, iklan di platform media sosial seringkali dikategorikan sebagai iklan display karena sifatnya yang visual dan push. Setiap platform punya sistem periklanan sendiri dengan opsi targeting yang unik berdasarkan data pengguna mereka. Iklan di sini seringkali sangat efektif untuk branding dan engagement karena pengguna menghabiskan banyak waktu di platform tersebut.
3. Ad Exchanges dan Demand-Side Platforms (DSP)¶
Ini adalah platform yang lebih canggih, seringkali digunakan oleh agensi atau pengiklan besar untuk membeli ruang iklan secara programmatic (otomatis) dari berbagai ad network dan penerbit secara bersamaan. Ini memungkinkan kontrol yang lebih besar atas di mana iklan ditayangkan dan menargetkan audiens yang sangat spesifik di berbagai platform.
4. Direct Buys (Pembelian Langsung)¶
Kamu juga bisa membeli ruang iklan display secara langsung dari pemilik website atau blog tertentu yang audiensnya relevan dengan target pasarmu. Ini biasanya dilakukan untuk website-website besar atau niche tertentu di mana kamu yakin audiens mereka adalah audiens idealmu.
Tips Membuat Iklan Display yang Efektif¶
Mengingat adanya tantangan seperti banner blindness dan CTR yang rendah, kamu perlu strategi matang agar iklan displaymu nendang dan efektif. Ini beberapa tipsnya:
1. Desain Iklan yang Menarik dan Profesional¶
Iklan display itu visual. Jadi, kualitas desain sangat krusial. Gunakan gambar berkualitas tinggi, warna yang sesuai dengan brand-mu, dan layout yang bersih. Pesanmu harus mudah dibaca sekilas. Hindari terlalu banyak teks. Call to Action (CTA) harus jelas dan menonjol (misal: “Belanja Sekarang”, “Pelajari Lebih Lanjut”, “Unduh Gratis”).
2. Pesan yang Jelas dan Ringkas¶
Kamu hanya punya waktu beberapa detik (atau bahkan kurang) untuk menyampaikan pesanmu saat audiens melihat iklan display. Jadi, pastikan pesanmu langsung ke intinya. Sorot manfaat utama produk atau layananmu.
3. Manfaatkan Opsi Targeting Sebaik Mungkin¶
Jangan cuma menargetkan demografi dasar. Jelajahi opsi targeting yang lebih dalam seperti minat, perilaku, atau in-market audiences (orang yang sedang aktif mencari produk/jasa tertentu). Remarketing adalah strategi yang sangat powerfull untuk iklan display, targetkan kembali orang yang sudah kenal brand-mu!
4. Sesuaikan Iklan dengan Konten Website (jika memungkinkan)¶
Meskipun targeting audiens itu penting, perhatikan juga di mana iklanmu akan tayang. Jika kamu menargetkan audiens yang suka memasak, pastikan iklanku tampil di website atau bagian website yang membahas resep, bahan makanan, atau alat masak. Relevansi kontekstual bisa meningkatkan engagement.
5. Buat Banyak Varian Iklan¶
Jangan terpaku pada satu desain iklan saja. Buat beberapa versi iklan dengan desain, judul, atau CTA yang berbeda. Lakukan A/B testing untuk melihat versi mana yang paling disukai audiens dan menghasilkan kinerja terbaik.
6. Optimasi untuk Mobile¶
Mayoritas pengguna internet kini mengakses melalui smartphone. Pastikan desain iklan displaymu terlihat bagus dan mudah dibaca di layar mobile. Pertimbangkan juga format iklan yang memang didesain khusus untuk mobile seperti iklan interstitial atau mobile banner.
7. Gunakan Landing Page yang Relevan¶
Saat seseorang mengklik iklan displaymu, mereka harus diarahkan ke halaman di website-mu (landing page) yang sangat relevan dengan pesan di iklan. Jangan kirim mereka ke halaman utama (homepage) kalau iklannya tentang promo produk tertentu. Landing page yang relevan akan meningkatkan peluang konversi.
Mengukur Kinerja Iklan Display (Metrik Penting)¶
Untuk tahu apakah iklan displaymu berhasil atau tidak, kamu perlu memantau beberapa metrik kinerja (KPI - Key Performance Indicators). Beberapa metrik penting yang sering digunakan antara lain:
- Impressions: Berapa kali iklanmu ditampilkan. Ini mengukur jangkauan dan brand awareness.
- Reach: Berapa jumlah unik pengguna yang melihat iklanmu. Penting untuk mengetahui seberapa luas pesanmu tersebar.
- Click-Through Rate (CTR): Persentase orang yang mengklik iklanmu setelah melihatnya (Klik / Impressions * 100%). Mengukur seberapa menarik iklanmu hingga diklik.
- Cost Per Click (CPC): Biaya rata-rata yang kamu bayar setiap kali ada orang yang mengklik iklanmu.
- Cost Per Mille (CPM): Biaya per seribu tayangan iklan. Sering digunakan untuk kampanye yang fokus pada brand awareness.
- Conversions: Berapa banyak tindakan yang kamu inginkan (misal: pembelian, pendaftaran, download) yang terjadi setelah seseorang melihat atau mengklik iklanmu. Ini metrik paling penting jika tujuanmu adalah penjualan atau leads.
- Conversion Rate: Persentase klik yang menghasilkan konversi (Conversions / Clicks * 100%). Mengukur efektivitas iklan dalam mendorong tindakan.
- View-Through Conversions (VTC): Konversi yang terjadi ketika seseorang melihat iklan displaymu tetapi tidak mengkliknya, namun kemudian melakukan konversi di website-mu dalam jangka waktu tertentu. Metrik ini penting karena iklan display seringkali berperan dalam brand awareness sebelum pengguna melakukan tindakan.
Memantau metrik ini secara rutin penting untuk memahami apa yang bekerja dan apa yang tidak, sehingga kamu bisa melakukan optimasi pada kampanye iklan displaymu.
Tren Iklan Display Saat Ini¶
Dunia periklanan digital itu cepat berubah. Beberapa tren yang sedang naik daun atau terus berkembang dalam iklan display antara lain:
- Programmatic Advertising: Pembelian dan penjualan ruang iklan display secara otomatis menggunakan teknologi dan data. Semakin canggih dan efisien.
- Mobile-First Design: Fokus utama pada desain iklan yang optimal untuk layar smartphone, mengingat dominasi pengguna mobile.
- Video Ads: Iklan video terus menjadi primadona karena engagement-nya yang tinggi.
- Interactive and Rich Media Ads: Pengiklan semakin kreatif dalam membuat iklan yang lebih engaging daripada sekadar banner statis.
- Data Privacy & Transparency: Dengan semakin ketatnya regulasi privasi (seperti GDPR di Eropa atau isu cookies pihak ketiga), fokus beralih ke penggunaan data yang lebih etis dan transparan dalam targeting audiens.
- AI & Machine Learning: Digunakan untuk optimasi targeting, bidding, dan bahkan pembuatan varian iklan secara otomatis.
Memahami tren ini bisa membantumu merencanakan strategi iklan display yang lebih future-proof dan relevan dengan kebiasaan audiens saat ini.
Iklan display adalah bagian integral dari strategi digital marketing yang sukses. Meskipun CTR-nya mungkin tidak setinggi Search Ads, kemampuannya dalam meningkatkan brand awareness, menjangkau audiens secara visual, dan opsi targeting yang luas menjadikannya alat yang sangat berharga, terutama di tahap awal corong pemasaran (marketing funnel). Dengan strategi, desain, dan targeting yang tepat, iklan display bisa memberikan dampak signifikan pada pertumbuhan bisnismu.
Nah, itu tadi penjelasan lengkap tentang apa yang dimaksud dengan iklan display, formatnya, kelebihan, kekurangan, cara kerja, sampai tips membuatnya. Semoga penjelasan ini gampang dipahami ya!
Punya pengalaman pakai iklan display? Atau ada pertanyaan lain seputar iklan display? Yuk, sharing di kolom komentar di bawah!
Posting Komentar