Dzikir Itu Apa Sih? Ini Makna dan Manfaatnya yang Perlu Kamu Tahu

Table of Contents

Dzikir itu secara sederhana artinya mengingat Allah. Iya, sesimpel itu. Tapi maknanya jauh lebih dalam dari sekadar mengucapkan kata-kata atau frasa tertentu berulang-ulang. Dzikir itu upaya kita, umat Islam, untuk selalu menyambungkan hati, lisan, dan pikiran kita dengan Sang Pencipta, Allah SWT, di setiap waktu dan kondisi. Ini bukan cuma ritual, melainkan inti dari kesadaran kita sebagai hamba-Nya.

Muslim person doing dzikir with prayer beads

Makna Bahasa dan Agama

Dari segi bahasa Arab, kata “dzikir” (الذكر) berasal dari kata dasar dzakara (ذكر) yang artinya mengingat, menyebut, menuturkan, atau merenungkan. Jadi, secara harfiah, dzikir adalah tindakan mengingat atau menyebut sesuatu.

Dalam konteks agama Islam, dzikir berarti mengingat Allah. Tapi ingat, ini bukan sekadar mengingat nama-Nya saja. Ini mencakup mengingat kebesaran-Nya, kekuasaan-Nya, nikmat-nikmat-Nya, janji-janji-Nya, ancaman-ancaman-Nya, serta perintah dan larangan-Nya. Dzikir itu adalah upaya terus-menerus untuk menghadirkan Allah dalam setiap aspek kehidupan kita.

Allah sendiri banyak memerintahkan kita untuk berdzikir dalam Al-Qur’an. Salah satunya firman-Nya dalam Surat Al-Ahzab ayat 41:

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.”

Ayat ini jelas menunjukkan betapa pentingnya dzikir dalam kehidupan seorang Muslim. Jumlah “sebanyak-banyaknya” di sini menekankan bahwa dzikir itu seharusnya tidak terbatas, dilakukan kapan saja memungkinkan.

Mengapa Dzikir Itu Penting Banget?

Kenapa sih kita diperintah berdzikir? Apa urgensinya? Ada banyak banget alasan kenapa dzikir itu jadi salah satu amalan yang sangat ditekankan dalam Islam:

  1. Mendekatkan Diri kepada Allah: Ini tujuan utamanya. Dengan sering mengingat Allah, kita jadi merasa lebih dekat dengan-Nya. Allah berfirman dalam Hadits Qudsi: “Aku bersama prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Jika dia mengingat-Ku dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika dia mengingat-Ku dalam perkumpulan, Aku mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih baik dari mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim). Kebayang kan, Allah mengingat kita kalau kita mengingat-Nya?
  2. Ketenangan Hati: Di tengah hiruk-pikuk dunia, masalah, dan kekhawatiran, dzikir adalah obat yang paling ampuh untuk hati. Allah berfirman: “…hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28). Ini janji langsung dari Allah!
  3. Penguat Keimanan: Semakin sering kita mengingat Allah, semakin kokoh iman kita. Dzikir mengingatkan kita akan kebesaran-Nya, kekuasaan-Nya, dan betapa kecilnya kita di hadapan-Nya. Ini membuat kita lebih tunduk dan patuh.
  4. Perlindungan dari Setan: Setan itu selalu berusaha menggoda manusia agar jauh dari Allah. Dzikir adalah benteng terkuat kita dari godaan setan. Ketika kita sibuk mengingat Allah, setan kesulitan masuk.
  5. Mendapatkan Pengampunan Dosa: Banyak lafaz dzikir yang mengandung permohonan ampun (istighfar). Dengan ikhlas berdzikir memohon ampun, insya Allah dosa-dosa kita diampuni.
  6. Pahala yang Berlimpah: Dzikir adalah salah satu amalan yang ringan di lisan tapi berat di timbangan amal. Ada banyak hadits yang menyebutkan keutamaan dan pahala besar bagi orang yang berdzikir.

Intinya, dzikir itu nutrisi buat rohani kita. Sama kayak badan butuh makan dan minum, hati dan jiwa kita butuh dzikir biar tetap sehat dan kuat.

Macam-Macam Dzikir: Bukan Cuma Ucapan!

Dzikir itu luas banget maknanya, nggak terbatas pada pengucapan lisan aja. Para ulama membagi dzikir ke dalam beberapa kategori:

### 1. Dzikir Lisan (Menggunakan Lisan)

Ini jenis dzikir yang paling umum dikenal. Kita mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah (kalimat yang baik) atau lafaz-lafaz tertentu yang diajarkan dalam syariat. Contohnya:

  • Mengucapkan Subhanallah (Maha Suci Allah)
  • Mengucapkan Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah)
  • Mengucapkan Allahu Akbar (Allah Maha Besar)
  • Mengucapkan La ilaha illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah)
  • Mengucapkan Astaghfirullah (Aku memohon ampun kepada Allah)
  • Membaca Al-Qur’an (ini termasuk dzikir yang paling utama)
  • Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
  • Membaca doa-doa ma’tsur (doa yang diajarkan Nabi SAW)

Dzikir lisan ini bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja (kecuali di tempat-tempat yang tidak layak, seperti kamar mandi). Bisa sambil duduk, berdiri, berjalan, bahkan berbaring. Kunci dari dzikir lisan yang berkualitas adalah saat lisan mengucapkan, hati juga ikut hadir dan merenungi makna dari yang diucapkan. Kalau cuma lisan aja yang bergerak tapi hati kosong, itu kurang sempurna.

### 2. Dzikir Qalbi (Menggunakan Hati)

Ini tingkat dzikir yang lebih dalam. Dzikir qalbi adalah mengingat Allah di dalam hati. Ini bisa berupa:

  • Merenungi kebesaran ciptaan Allah (langit, bumi, diri sendiri).
  • Merenungi nama-nama dan sifat-sifat Allah (Asmaul Husna).
  • Merasakan pengawasan Allah dalam setiap gerak-gerik kita (merasa diawasi oleh Allah).
  • Mengingat janji surga dan ancaman neraka, sehingga memotivasi untuk taat dan menjauhi maksiat.
  • Mengingat kematian dan kehidupan setelah mati.

Dzikir qalbi ini seringkali tidak terdeteksi oleh orang lain karena terjadi di dalam hati. Ini adalah dzikir yang paling konstan karena hati manusia itu selalu aktif. Dzikir qalbi yang kuat akan mempengaruhi lisan dan perbuatan kita. Orang yang hatinya selalu berdzikir (ingat Allah) akan cenderung menjaga lisannya dari perkataan buruk dan menjaga perbuatannya dari maksiat.

### 3. Dzikir Fi’li (Menggunakan Perbuatan)

Ini adalah dzikir yang paling luas cakupannya. Dzikir fi’li adalah mengingat Allah melalui perbuatan. Maksudnya, setiap amal ibadah yang kita lakukan dengan niat karena Allah dan sesuai syariat adalah bentuk dzikir.

Contoh Dzikir Fi’li:

  • Shalat: Ini adalah dzikir yang paling agung. Gerakan dan bacaan dalam shalat semuanya adalah bentuk mengingat Allah. Memulai shalat dengan takbiratul ihram (“Allahu Akbar”) adalah pernyataan bahwa Allah Maha Besar dari segala sesuatu di dunia. Ruku’ dan sujud adalah bentuk ketundukan total kepada-Nya. Membaca Al-Fatihah dan surat lain adalah bentuk berkomunikasi dengan Allah.
  • Puasa: Menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari adalah bentuk mengingat perintah Allah dan merasakan penderitaan saudara-saudara yang kelaparan.
  • Zakat dan Sedekah: Memberikan sebagian harta kepada yang berhak adalah bentuk mengingat perintah Allah untuk berbagi dan membersihkan harta.
  • Haji: Menjalankan rangkaian ibadah haji di Baitullah adalah bentuk mengingat panggilan Allah dan mengikuti jejak para Nabi.
  • Menuntut Ilmu Syar’i: Belajar agama adalah bentuk mengingat Allah dengan memahami ajaran-Nya.
  • Beramar Ma’ruf Nahi Munkar: Mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran adalah bentuk mengingat perintah Allah untuk saling menasihati.

Pokoknya, setiap perbuatan baik yang kita lakukan dengan ikhlas karena Allah, itu sejatinya adalah dzikir fi’li. Ini menunjukkan bahwa dzikir itu bukan cuma urusan spiritual yang terpisah dari kehidupan sehari-hari, melainkan menyatu dengan seluruh aktivitas kita sebagai Muslim.

Bagaimana Cara Melakukan Dzikir? Praktisnya Gimana?

Melakukan dzikir itu sebenarnya nggak ribet dan nggak harus di tempat atau waktu khusus (kecuali dzikir yang terikat waktu, seperti setelah shalat). Ini beberapa tips praktis:

  • Niat yang Ikhlas: Pastikan niat kita berdzikir hanya karena Allah, ingin mendekatkan diri kepada-Nya, bukan karena riya (ingin dilihat orang) atau tujuan duniawi lainnya.
  • Hadirkan Hati: Saat lisan berucap, usahakan hati juga ikut merenungi maknanya. Kalau awalnya susah, paksakan diri dan terus latihan. Lama-lama insya Allah jadi terbiasa.
  • Bisa Kapan Saja: Manfaatkan waktu-waktu luang: saat macet, menunggu antrean, berjalan kaki, sebelum tidur, setelah bangun tidur, saat istirahat kerja, dll.
  • Gunakan Lafaz yang Diajarkan Syariat: Fokus pada dzikir-dzikir yang dicontohkan oleh Nabi SAW dan ada dasar hukumnya dalam Al-Qur’an atau Hadits Shahih. Lafaz-lafaz seperti Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, La ilaha illallah, Astaghfirullah, shalawat, dan bacaan Al-Qur’an adalah yang utama.
  • Boleh Pakai Alat Bantu (Tasbih): Menggunakan tasbih untuk menghitung jumlah dzikir itu boleh dalam Islam. Tujuannya untuk membantu fokus dan mencapai jumlah tertentu (kalau ada anjuran jumlahnya). Tapi ingat, tasbih itu hanya alat bantu, bukan tujuan. Jangan sampai sibuk dengan tasbih tapi hati kosong. Berdzikir tanpa tasbih (menggunakan jari atau merenung dalam hati) juga sangat baik.
  • Pahami Maknanya: Berusaha memahami makna dari dzikir yang kita ucapkan akan membuat dzikir kita lebih hidup dan berpengaruh di hati.
  • Kontinuitas: Sedikit tapi rutin itu lebih baik daripada banyak tapi cuma sesekali. Usahakan punya kebiasaan dzikir setiap hari, walau hanya beberapa menit.

### Waktu-Waktu Terbaik untuk Berdzikir

Meskipun dzikir bisa dilakukan kapan saja, ada waktu-waktu tertentu yang dianjurkan untuk lebih banyak berdzikir dan memiliki keutamaan lebih:

  • Setelah Shalat Fardhu: Ada dzikir dan doa khusus yang dianjurkan setelah salam shalat fardhu. Ini termasuk dzikir yang muqayyad (terikat waktu dan cara).
  • Pagi dan Sore: Dikenal dengan Dzikir Pagi dan Dzikir Sore (Al-Ma’tsurat). Biasanya dibaca setelah Shalat Shubuh sampai terbit matahari, dan setelah Shalat Ashar sampai terbenam matahari. Banyak keutamaannya, termasuk perlindungan.
  • Sebelum Tidur: Membaca ayat Kursi, Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, dan dzikir/doa tidur lainnya.
  • Setelah Bangun Tidur: Membaca doa bangun tidur.
  • Saat Masuk/Keluar Rumah, Masjid, Kamar Mandi: Ada doa dan dzikir khusus yang diajarkan Nabi SAW.
  • Saat Mengalami Kesulitan atau Mendapatkan Nikmat: Dzikir dan doa saat susah (misal: La ilaha illa Anta Subhanaka inni kuntu minadzolimin) dan dzikir syukur saat senang (Alhamdulillah).
  • Di Tempat-tempat yang Penuh Kelalaian: Berdzikir di pasar, di keramaian, itu pahalanya besar karena kita berusaha mengingat Allah di tempat orang lain banyak lupa.
  • Setiap Saat: Para Shalihin (orang-orang saleh) menjadikan dzikir sebagai teman setia mereka, hampir di setiap hembusan nafas dan langkah mereka.

Contoh Lafaz Dzikir dan Keutamaannya

Mari kita lihat beberapa lafaz dzikir yang populer dan apa sih keutamaan atau makna ringkasnya:

  • سُبْحَانَ اللهِ (Subhanallah): Maha Suci Allah. Mengandung makna menyucikan Allah dari segala kekurangan, aib, atau sifat yang tidak layak bagi keagungan-Nya. Nabi SAW bersabda, mengucapkan “Subhanallah walhamdulillah wa la ilaha illallah wallahu akbar” lebih aku sukai daripada apa yang disinari matahari. (HR. Muslim).
  • اَلْحَمْدُ لِلَّهِ (Alhamdulillah): Segala puji bagi Allah. Mengandung makna memuji Allah atas segala nikmat yang diberikan, baik yang terasa maupun tidak. Ucapan ini memenuhi timbangan amal.
  • اللهُ أَكْبَرُ (Allahu Akbar): Allah Maha Besar. Mengandung makna mengagungkan Allah, mengakui bahwa tidak ada yang lebih besar, lebih kuat, atau lebih mulia dari-Nya. Ini adalah lafaz yang kita gunakan saat memulai shalat.
  • لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ (La ilaha illallah): Tidak ada Tuhan selain Allah. Ini adalah kalimat tauhid, inti ajaran Islam. Mengikrarkan bahwa hanya Allah satu-satunya yang berhak disembah. Ini adalah dzikir yang paling utama. Nabi SAW bersabda, “Dzikir yang paling utama adalah La ilaha illallah, dan doa yang paling utama adalah Alhamdulillah.” (HR. Tirmidzi).
  • أَسْتَغْفِرُ اللهَ (Astaghfirullah): Aku memohon ampun kepada Allah. Mengandung permohonan ampun atas segala dosa dan kesalahan. Dianjurkan dibaca berkali-kali, terutama setelah shalat.
  • لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ (La hawla wa la quwwata illa billah): Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Mengandung makna penyerahan diri total kepada Allah, mengakui kelemahan diri dan hanya bersandar pada kekuatan-Nya. Ini adalah salah satu harta karun dari surga.
  • سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيمِ (Subhanallahi wa bihamdihi, Subhanallahil ‘Adzim): Maha Suci Allah dengan segala puji-Nya, Maha Suci Allah yang Maha Agung. Dua kalimat ini ringan di lisan, berat di timbangan, dan disukai Ar-Rahman (Allah). (HR. Bukhari dan Muslim).
  • صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ (Shallallahu ‘ala Muhammad): Semoga shalawat (rahmat dan berkah) Allah tercurah kepada Nabi Muhammad. Membaca shalawat adalah bentuk dzikir dan ketaatan kepada perintah Allah (QS. Al-Ahzab: 56). Dengan sekali bershalawat, Allah akan bershalawat kepada kita sepuluh kali.

Masih banyak lagi lafaz dzikir lainnya yang memiliki keutamaan luar biasa, seperti membaca Ayat Kursi setelah shalat (dijamin masuk surga bagi yang rutin), membaca Surat Al-Ikhlas tiga kali (seperti mengkhatamkan Al-Qur’an), dll. Penting untuk mempelajari lafaz-lafaz ini dan berusaha mengamalkannya.

Manfaat Dzikir yang Mungkin Belum Kamu Sadari

Selain manfaat utama yang sudah disebutkan, dzikir juga punya dampak positif lain:

  • Meningkatkan Fokus dan Konsentrasi: Saat berdzikir dengan kehadiran hati, kita melatih pikiran untuk fokus pada satu hal (mengingat Allah), ini bisa membantu meningkatkan konsentrasi dalam aktivitas lain.
  • Mengurangi Stres dan Kecemasan: Dengan bersandar pada Allah dan mengingat kebesaran-Nya, masalah duniawi terasa lebih kecil. Ini membantu mengurangi beban pikiran dan kecemasan.
  • Memperbaiki Akhlak: Orang yang hatinya selalu terhubung dengan Allah akan cenderung lebih menjaga lisan, perbuatan, dan pikirannya dari hal-hal buruk. Dzikir menjadi rem bagi keinginan maksiat.
  • Mendatangkan Rezeki: Dalam beberapa riwayat, dzikir disebut bisa menjadi salah satu pembuka pintu rezeki (tentunya rezeki yang halal). Karena dengan mengingat Allah, kita semakin taat, dan ketaatan itu mendatangkan keberkahan.

Visualisasi sederhana tentang hubungan dzikir:

mermaid graph TD A[Hati Ingat Allah] --> B(Lisan Mengucapkan Dzikir) A --> C(Anggota Badan Berbuat Kebaikan / Meninggalkan Larangan) B --> A C --> A A -- Hasil --> D(Ketenangan Jiwa) A -- Hasil --> E(Meningkatnya Keimanan) A -- Hasil --> F(Kedekatan dengan Allah)

Hubungan antara hati, lisan, dan perbuatan dalam dzikir itu saling menguatkan. Hati yang ingat Allah mendorong lisan dan perbuatan, lisan yang berdzikir dan perbuatan yang baik menguatkan ingatan hati kepada Allah.

Mitos dan Salah Paham Tentang Dzikir

Ada beberapa kesalahpahaman umum tentang dzikir:

  • Dzikir Cuma Buat Orang Tua/Ulama: SALAH! Dzikir itu dianjurkan untuk semua Muslim dari segala usia dan profesi. Anak muda yang sibuk pun butuh dzikir biar hatinya tenang dan nggak gampang terjerumus maksiat.
  • Dzikir Cuma Ritual Ngucapin Doa: SALAH! Seperti dijelaskan, dzikir itu lebih dari sekadar ucapan. Yang paling penting adalah kehadiran hati dan merenungi makna. Dzikir juga mencakup perbuatan baik yang dilakukan karena Allah.
  • Yang Penting Jumlahnya Banyak: SALAH! Meskipun ada anjuran jumlah untuk dzikir tertentu (misal: Astaghfirullah 100x), kualitas (kehadiran hati dan pemahaman makna) jauh lebih penting daripada kuantitas tanpa makna. Dzikir 10x dengan hati yang hadir lebih baik daripada 1000x tapi pikiran melayang ke mana-mana.
  • Dzikir Bisa Gantikan Ibadah Wajib: SALAH! Dzikir adalah amalan mulia, tapi tidak bisa menggantikan shalat fardhu, puasa Ramadhan, zakat, atau haji. Dzikir justru menguatkan ibadah wajib kita dan membuat ibadah wajib kita lebih bermakna.

Tips Agar Rutin Berdzikir

Membiasakan diri berdzikir itu butuh usaha dan disiplin. Ini beberapa tipsnya:

  1. Mulai dari yang Kecil: Jangan langsung menargetkan dzikir ribuan kali. Mulai dari yang ringan, misal baca Astaghfirullah 10x setelah shalat, Subhanallah 10x, Alhamdulillah 10x, Allahu Akbar 10x. Atau coba hafalkan satu doa harian (misal: doa keluar rumah) dan amalkan.
  2. Manfaatkan Waktu Transisi: Waktu menunggu, waktu perjalanan, waktu istirahat singkat adalah waktu emas untuk dzikir. Jadikan dzikir teman di saat-saat itu.
  3. Buat Pengingat: Pasang sticky notes di meja kerja, setting alarm di HP, atau gunakan aplikasi dzikir di smartphone untuk mengingatkan.
  4. Gabungkan dengan Aktivitas Lain: Sambil bersih-bersih, sambil memasak, sambil beres-beres, lisan bisa tetap berdzikir.
  5. Pahami Maknanya: Luangkan waktu untuk belajar makna dari setiap lafaz dzikir yang sering kamu ucapkan. Ini akan membuat dzikirmu lebih bermakna dan nggak terasa cuma hafalan.
  6. Cari Lingkungan yang Baik: Berkumpul dengan teman-teman yang juga semangat berdzikir bisa saling memotivasi.
  7. Baca dan Dengarkan: Baca buku-buku tentang keutamaan dzikir, dengarkan ceramah tentang dzikir di YouTube atau platform lain. Ini bisa membangkitkan semangat. (Banyak video ceramah tentang keutamaan dzikir di YouTube bisa jadi referensi).
  8. Jangan Menyerah: Kadang kita futur (semangat turun). Itu wajar. Jangan langsung berhenti total. Kalau lagi nggak semangat dzikir lisan, coba dzikir qalbi (merenungi kebesaran Allah). Yang penting, jangan sampai hati kosong dari mengingat Allah terlalu lama.

Kesimpulan: Dzikir itu Nafas Kehidupan

Dzikir itu bukan cuma ibadah tambahan atau sekadar ritual. Dzikir adalah nafas kehidupan seorang Muslim. Dzikir adalah cara kita menjaga koneksi dengan Allah SWT di tengah kesibukan dunia. Dengan berdzikir, hati jadi tenang, iman menguat, dosa diampuni, dan kita mendapatkan perlindungan serta pahala yang besar. Dzikir itu bisa lisan, hati, maupun perbuatan. Yang terpenting adalah melakukannya dengan ikhlas dan berusaha menghadirkan hati saat berdzikir.

Memulai kebiasaan berdzikir itu investasi terbaik untuk kebahagiaan dunia dan akhirat kita. Yuk, mulai hari ini, coba tambahkan dzikir dalam rutinitas harianmu. Walaupun sedikit, insya Allah berkah dan jadi penolong kita.

Gimana, sekarang sudah lebih paham kan apa itu dzikir dan kenapa penting? Ada pengalaman menarik saat berdzikir? Atau ada tips lain biar makin rutin dzikir? Share di kolom komentar yuk!

Posting Komentar