Apa Itu Landasan Kontinen? Penjelasan Santai Soal Batas Laut Negara Kita

Table of Contents

Landasan kontinen, atau continental shelf dalam bahasa Inggris, adalah bagian dasar laut yang paling dekat dengan daratan atau benua. Bisa dibilang, ini adalah perpanjangan benua yang terendam air laut. Bayangkan saja benua itu seperti gunung es, puncaknya yang terlihat di atas air adalah daratan, nah bagian yang sedikit di bawah permukaan air sebelum benar-benar jatuh ke kedalaman curam itulah landasan kontinen. Zona ini relatif dangkal dan memiliki kemiringan yang sangat landai dibandingkan dengan bagian dasar laut lainnya. Kedalamannya bervariasi, tetapi umumnya tidak melebihi 200 meter. Meskipun terdengar sederhana, area ini punya peran besar lho.

Peta Landasan Kontinen Dunia

Karakteristik Fisik Landasan Kontinen

Secara fisik, landasan kontinen punya ciri khas yang membedakannya dari zona laut dalam. Salah satunya adalah kedalamannya yang relatif dangkal. Rata-rata kedalamannya berkisar antara 0 hingga 200 meter. Angka 200 meter ini seringkali dijadikan batas konvensional antara landasan kontinen dan lereng kontinen yang lebih curam. Kedalaman yang dangkal ini memungkinkan sinar matahari menembus hingga dasar di banyak area, mendukung ekosistem yang kaya.

Selain kedalaman, kemiringan permukaannya juga sangat landai. Tingkat kemiringannya biasanya kurang dari 1 derajat. Ini membuat dasar landasan kontinen terasa seperti dataran yang sedikit miring di bawah air. Lebar landasan kontinen sangat bervariasi di seluruh dunia. Ada yang lebarnya hanya beberapa kilometer, tetapi ada juga yang mencapai ratusan bahkan lebih dari seribu kilometer, seperti di Laut Arktik atau di perairan sekitar Indonesia. Material penyusun dasar landasan kontinen umumnya adalah sedimen. Sedimen ini berasal dari erosi daratan yang terbawa sungai atau angin, serta sisa-sisa organisme laut. Komposisi sedimennya bisa berupa pasir, lumpur, lanau, kerikil, hingga pecahan cangkang atau koral.

Bagaimana Landasan Kontinen Terbentuk?

Pembentukan landasan kontinen adalah hasil dari proses geologi yang terjadi selama jutaan tahun. Secara geologis, landasan kontinen sebenarnya adalah bagian dari benua itu sendiri. Mereka terbuat dari batuan kerak benua, bukan kerak samudra yang lebih padat. Proses utamanya melibatkan perubahan permukaan laut dan pengendapan sedimen. Selama periode glasial atau zaman es, sebagian besar air di Bumi membeku menjadi lapisan es raksasa, menyebabkan permukaan laut global turun drastis. Area yang sekarang menjadi landasan kontinen pada masa itu seringkali menjadi daratan atau dataran pesisir.

Saat zaman es berakhir dan suhu global meningkat, es mencair dan permukaan laut kembali naik. Air laut kemudian menenggelamkan dataran pesisir yang sebelumnya kering, membentuk landasan kontinen seperti yang kita lihat sekarang. Selain itu, sedimen yang terbawa oleh sungai dari daratan terus diendapkan di sepanjang tepi benua. Sedimen ini menumpuk seiring waktu, membentuk lapisan tebal di atas batuan dasar benua yang terendam. Di beberapa lokasi, patahan atau pergerakan lempeng tektonik juga berperan dalam membentuk atau mengubah struktur landasan kontinen. Misalnya, di tepi benua yang aktif secara tektonik, landasan kontinen mungkin lebih sempit dan curam.

Formasi Geologis Landasan Kontinen

Pengendapan sedimen ini adalah proses yang berkelanjutan. Sungai-sungai besar terus menerus membawa material dari daratan ke laut. Material ini kemudian mengendap di landasan kontinen, secara bertahap memperluas dan membangun lapisan sedimen di atasnya. Ketebalan lapisan sedimen di landasan kontinen bisa mencapai ribuan meter. Sedimen ini menyimpan catatan sejarah geologis dan iklim masa lalu, serta bisa menjadi jebakan bagi sumber daya alam seperti minyak dan gas. Jadi, landasan kontinen bukan sekadar area dangkal di bawah air, tapi juga arsip geologis yang menyimpan banyak informasi tentang Bumi kita.

Perbedaan Landasan Kontinen dengan Zona Laut Lain

Lantai samudra itu punya topografi yang bervariasi, nggak cuma landasan kontinen aja. Setelah melewati landasan kontinen, kita akan bertemu dengan zona yang berbeda. Zona berikutnya yang jauh lebih curam adalah lereng kontinen (continental slope). Di sini, dasar laut menurun drastis menuju kedalaman yang jauh lebih besar. Kemiringannya bisa mencapai beberapa derajat, bahkan lebih dari 25 derajat di beberapa tempat. Lebar lereng kontinen biasanya jauh lebih sempit daripada landasan kontinen.

Setelah lereng kontinen, ada zona transisi yang disebut tanjakan kontinen (continental rise). Tanjakan kontinen ini terbentuk dari akumulasi sedimen yang longsor dari lereng kontinen. Kemiringannya lebih landai daripada lereng kontinen, tetapi masih lebih curam daripada landasan kontinen. Tanjakan kontinen ini bertindak sebagai jembatan antara lereng kontinen yang curam dan dataran abisal yang luas di dasar samudra.

Yang paling luas dan dalam adalah dataran abisal (abyssal plain). Ini adalah dataran yang sangat luas dan datar di dasar samudra, biasanya pada kedalaman lebih dari 3.000 meter. Dataran abisal menutupi sebagian besar lantai samudra. Di beberapa tempat, ada juga palung laut (oceanic trench) yang merupakan jurang yang sangat dalam, terbentuk di zona subduksi lempeng tektonik. Kedalaman palung laut bisa mencapai lebih dari 10.000 meter, seperti Palung Mariana. Jadi, landasan kontinen adalah tahap awal dari perjalanan menuju kedalaman samudra yang lebih ekstrem, ditandai dengan kedangkalannya yang unik dan kemiringannya yang landai.

Kekayaan di Balik Kedangkalan: Pentingnya Landasan Kontinen

Meskipun dangkal, landasan kontinen adalah salah satu area paling penting di lautan, baik secara ekologis maupun ekonomis. Kedalamannya yang memungkinkan penetrasi sinar matahari membuat area ini sangat produktif secara biologis. Sinar matahari adalah kunci untuk fotosintesis oleh fitoplankton, yang merupakan dasar dari rantai makanan laut. Ketersediaan nutrien yang dibawa dari daratan oleh sungai atau hasil pengangkatan massa air (upwelling) juga berkontribusi pada produktivitas tinggi di zona ini. Karena produktivitasnya yang tinggi, landasan kontinen menjadi rumah bagi sebagian besar kehidupan laut. Terumbu karang, hutan bakau, padang lamun, dan berbagai habitat penting lainnya banyak ditemukan di sini. Area ini menjadi tempat berkembang biak, mencari makan, dan berlindung bagi berbagai jenis ikan, moluska, krustasea, burung laut, dan mamalia laut. Sekitar 90% hasil tangkapan ikan global berasal dari area landasan kontinen atau perairan di atasnya.

Selain kekayaan hayati, landasan kontinen juga menyimpan sumber daya mineral dan energi yang melimpah. Di bawah lapisan sedimen landasan kontinen, seringkali ditemukan cadangan besar minyak bumi dan gas alam. Karena kedalamannya yang relatif dangkal, eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas di area ini jauh lebih mudah dan murah dibandingkan di laut dalam. Sebagian besar produksi minyak dan gas lepas pantai dunia berasal dari anjungan yang berdiri di atas landasan kontinen. Contohnya adalah Laut Utara, Teluk Persia, Teluk Meksiko, dan tentu saja, berbagai perairan di Indonesia seperti Laut Jawa dan Selat Makassar.

Anjungan Minyak di Laut Lepas Pantai

Selain hidrokarbon, landasan kontinen juga kaya akan mineral. Pasir dan kerikil seringkali ditambang dari landasan kontinen untuk keperluan konstruksi. Endapan placer yang mengandung mineral berharga seperti timah, emas, platinum, dan permata juga dapat ditemukan. Fosfat, yang penting untuk pupuk, juga seringkali mengendap di landasan kontinen. Potensi sumber daya ini menjadikan landasan kontinen sebagai area yang sangat penting secara ekonomi dan geopolitik. Negara-negara pantai memiliki hak berdaulat atas eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam di landasan kontinen mereka, seperti yang diatur dalam hukum internasional.

Landasan Kontinen dalam Perspektif Hukum Internasional

Pengertian landasan kontinen tidak hanya relevan dalam geologi dan biologi, tetapi juga sangat penting dalam hukum internasional, khususnya Hukum Laut. Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982 adalah dokumen kunci yang mendefinisikan hak dan kewajiban negara-negara terkait laut. UNCLOS memberikan hak berdaulat kepada negara-negara pantai untuk tujuan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam yang ada di landasan kontinen mereka. Ini mencakup sumber daya mineral dan hayati di dasar laut dan di bawahnya, tetapi tidak termasuk makhluk hidup di perairan di atas landasan kontinen (kecuali organisme sesil, yaitu yang menempel di dasar laut).

Menurut UNCLOS, landasan kontinen suatu negara pantai secara otomatis membentang hingga tepi luar batas kontinen atau hingga jarak 200 mil laut dari garis pangkal (baseline) jika tepi luar batas kontinen tidak mencapai jarak tersebut. Jika tepi luar batas kontinen melampaui 200 mil laut, negara pantai berhak mengklaim landasan kontinen yang lebih luas, tetapi klaim ini harus didukung oleh data geologi dan diserahkan kepada Komisi tentang Batas Landas Kontinen (CLCS) PBB. Ada batasan jarak maksimum klaim landasan kontinen yang diperluas ini, yaitu tidak boleh melebihi 350 mil laut dari garis pangkal atau 100 mil laut dari isobat 2.500 meter. Hak atas landasan kontinen ini bersifat inheren, artinya negara pantai otomatis memilikinya tanpa perlu melakukan proklamasi secara khusus. Ini berbeda dengan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang perlu diproklamasikan.

Diagram Batas Maritim UNCLOS

Penting untuk membedakan ZEE dan landasan kontinen. ZEE memberikan hak berdaulat untuk eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam di perairan dan di dasar laut hingga 200 mil laut. Landasan kontinen memberikan hak berdaulat hanya atas sumber daya alam di dasar laut dan di bawahnya, dan bisa melampaui 200 mil jika memenuhi kriteria geologis. Konflik batas maritim seringkali melibatkan penentuan batas landasan kontinen antar negara yang berdekatan. Oleh karena itu, definisi dan luasan landasan kontinen memiliki implikasi hukum, ekonomi, dan politik yang sangat signifikan bagi negara-negara pantai di seluruh dunia.

Contoh Landasan Kontinen Terkenal

Salah satu contoh landasan kontinen terbesar dan paling penting di dunia, terutama bagi Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, adalah Paparan Sunda (Sunda Shelf). Paparan Sunda adalah perpanjangan landasan kontinen Eurasia ke arah tenggara. Area ini meliputi Laut Jawa, Selat Malaka, Laut Natuna, dan sebagian Laut Cina Selatan. Kedalamannya sangat dangkal, rata-rata kurang dari 50 meter, menjadikannya salah satu laut dangkal terluas di dunia. Pada zaman es terakhir, Paparan Sunda sepenuhnya kering dan menjadi daratan luas yang menghubungkan pulau-pulau seperti Sumatera, Jawa, dan Kalimantan dengan daratan Asia. Ini menjelaskan kesamaan flora dan fauna darat di pulau-pulau tersebut.

Paparan Sunda sangat penting secara ekologis karena memiliki ekosistem laut yang kaya, termasuk terumbu karang, hutan bakau, dan padang lamun. Ini juga merupakan area penangkapan ikan yang sangat produktif dan memiliki cadangan minyak dan gas yang signifikan. Contoh landasan kontinen besar lainnya di dunia meliputi: Paparan Siberia Timur (East Siberian Shelf) di Laut Arktik, salah satu yang terluas di dunia; Paparan Bering (Bering Shelf) yang menghubungkan Alaska dan Siberia; dan Paparan Patagonia (Patagonian Shelf) di lepas pantai Argentina, yang juga sangat luas dan penting untuk perikanan. Masing-masing memiliki karakteristik unik yang dipengaruhi oleh geologi dan sejarah iklim wilayahnya.

Ancaman dan Upaya Konservasi

Meskipun kaya sumber daya, landasan kontinen menghadapi berbagai ancaman serius akibat aktivitas manusia. Karena dekat dengan daratan dan aktivitas pesisir, landasan kontinen rentan terhadap polusi. Limbah industri, pertanian (termasuk pupuk dan pestisida), limbah domestik, dan sampah plastik seringkali berakhir di perairan landasan kontinen. Tumpahan minyak dari kapal atau anjungan lepas pantai juga merupakan ancaman besar. Polusi ini dapat merusak habitat, membunuh organisme laut, dan mencemari sumber daya perikanan.

Polusi Plastik di Laut Pesisir

Penangkapan ikan yang berlebihan (overfishing) adalah masalah utama lainnya. Produktivitas tinggi landasan kontinen menjadikannya target utama bagi armada penangkap ikan. Penggunaan alat tangkap yang merusak, seperti pukat harimau (bottom trawling), dapat menghancurkan habitat dasar laut seperti terumbu karang dan padang lamun. Praktik penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (IUU fishing) memperburuk situasi. Hilangnya spesies kunci atau rusaknya struktur ekosistem dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan laut.

Perubahan iklim juga memengaruhi landasan kontinen. Peningkatan suhu laut dapat menyebabkan pemutihan karang dan perubahan distribusi spesies ikan. Kenaikan permukaan laut akan menenggelamkan lebih banyak area pesisir dan memengaruhi ekosistem yang ada. Asidifikasi laut, akibat penyerapan CO2 berlebih, mengancam organisme dengan cangkang atau kerangka kalsium karbonat. Upaya konservasi dan pengelolaan yang berkelanjutan sangat penting untuk melindungi landasan kontinen. Ini meliputi pembentukan kawasan lindung laut, pengelolaan perikanan berbasis ekosistem, pengendalian polusi dari darat dan laut, serta pemulihan habitat yang rusak. Kerja sama internasional juga krusial, mengingat banyak landasan kontinen melintasi batas negara.

Fakta Menarik Seputar Landasan Kontinen

Ada beberapa fakta menarik tentang landasan kontinen yang mungkin belum banyak diketahui. Tahukah kamu bahwa total luas landasan kontinen di seluruh dunia mencapai sekitar 7% dari total luas samudra? Meskipun hanya sebagian kecil dari keseluruhan dasar laut, kontribusinya terhadap keanekaragaman hayati dan sumber daya jauh lebih besar dari proporsinya. Selama puncak zaman es terakhir, sekitar 20.000 tahun lalu, permukaan laut global bisa 120 meter lebih rendah dari sekarang. Ini berarti sebagian besar landasan kontinen yang dangkal saat ini sepenuhnya kering dan menjadi dataran.

Beberapa landasan kontinen memiliki ekosistem yang sangat unik. Misalnya, landasan kontinen di Kutub Utara dan Selatan ditutupi oleh es laut musiman atau permanen, memengaruhi cahaya dan suhu, serta mendukung biota laut yang beradaptasi khusus. Di beberapa area, fitur geologis seperti ngarai bawah laut (submarine canyon) memotong landasan kontinen, berfungsi sebagai koridor bagi pergerakan sedimen dan organisme antara perairan dangkal dan laut dalam. Keberadaan anjungan minyak dan gas di landasan kontinen bukan hanya tentang ekstraksi sumber daya, tetapi juga menciptakan struktur buatan di laut yang bisa menjadi habitat baru bagi beberapa spesies, meskipun dampaknya terhadap ekosistem keseluruhan masih diperdebatkan. Landasan kontinen juga menyimpan banyak situs arkeologi bawah air, yaitu sisa-sisa pemukiman manusia purba yang kini terendam akibat naiknya permukaan air laut pasca zaman es.

Penutup

Jadi, landasan kontinen itu bukan sekadar “dasar laut dangkal”, tetapi zona yang penuh kehidupan, sumber daya, dan sejarah geologis yang panjang. Ia adalah jembatan antara daratan dan laut dalam, area yang sangat penting bagi ekologi global, perekonomian dunia, dan bahkan penentuan batas negara. Memahami apa itu landasan kontinen membantu kita menyadari betapa berharga dan rapuhnya ekosistem pesisir dan laut dangkal ini. Melindungi landasan kontinen berarti melindungi sumber daya perikanan kita, menjaga keanekaragaman hayati laut, dan memastikan keberlanjutan sumber daya energi dan mineral.

Penting bagi kita semua, sebagai masyarakat global maupun individu, untuk lebih peduli terhadap kesehatan laut, termasuk landasan kontinen. Pengurangan polusi, praktik penangkapan ikan yang bertanggung jawab, dan dukungan terhadap upaya konservasi adalah langkah-langkah krusial. Keindahan dan kekayaan landasan kontinen adalah warisan berharga yang perlu kita jaga untuk generasi mendatang.

Gimana, menarik kan menyelami tentang landasan kontinen ini? Ada hal lain yang bikin kamu penasaran atau mungkin punya pengalaman terkait laut dangkal ini? Yuk, sharing di kolom komentar!

Posting Komentar