Varises Itu Apa Sih? Ini Penjelasan Lengkapnya Biar Kamu Paham

Table of Contents

Varises adalah kondisi pembuluh darah vena yang membengkak, membesar, dan berkelok-kelok. Biasanya terlihat menonjol di bawah permukaan kulit dan sering berwarna biru tua atau ungu. Varises paling sering muncul di kaki, tapi bisa juga terbentuk di bagian tubuh lain. Ini bukan sekadar masalah estetika, lho, tapi bisa jadi tanda ada yang kurang beres dengan aliran darah di tubuhmu.

Secara teknis, varises adalah vena yang katupnya sudah melemah atau rusak. Pembuluh vena bertugas membawa darah kembali ke jantung dari seluruh tubuh. Untuk melawan gravitasi, terutama di kaki, vena punya katup-katup kecil yang cuma mengizinkan darah mengalir satu arah ke atas. Nah, kalau katup ini rusak, darah bisa mengalir balik dan menumpuk di vena, bikin vena itu bengkak dan jadi varises.

Apa Itu Varises

Bagaimana Varises Terbentuk?

Pembuluh darah vena di tubuh kita punya tugas penting, yaitu mengembalikan darah yang kaya karbon dioksida dan limbah ke jantung. Di kaki, tugas ini cukup menantang karena harus melawan gaya gravitasi. Untuk membantu darah mengalir ke atas, vena dilengkapi dengan katup-katup kecil yang seperti pintu satu arah.

Saat otot-otot kaki berkontraksi, mereka memeras vena dan membantu mendorong darah ke atas. Katup vena akan terbuka untuk membiarkan darah lewat, lalu segera menutup kembali untuk mencegah darah mengalir balik ke bawah. Jika katup-katup ini melemah atau rusak karena berbagai sebab, mereka tidak bisa menutup rapat.

Akibatnya, sebagian darah akan mengalir balik dan menumpuk di vena di bawah katup yang rusak. Penumpukan darah ini menyebabkan tekanan di dalam vena meningkat. Vena pun jadi meregang dan membesar dari ukuran normalnya, lama-lama terlihat menonjol, bengkak, dan berkelok-kelok di bawah kulit. Inilah yang kita sebut varises.

Penyebab dan Faktor Risiko Varises

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan kemungkinan seseorang terkena varises. Beberapa di antaranya memang di luar kendali kita, tapi ada juga yang bisa dikelola. Memahami penyebabnya bisa membantu kita mengambil langkah pencegahan atau penanganan yang tepat.

Berikut ini beberapa faktor risiko utama penyebab varises:

Usia

Seiring bertambahnya usia, katup di pembuluh darah vena bisa mulai melemah karena aus. Dinding vena juga bisa kehilangan elastisitasnya seiring waktu. Ini membuat vena lebih rentan meregang dan jadi varises.

Orang yang berusia di atas 50 tahun memang lebih sering mengalami varises. Namun, bukan berarti anak muda bebas dari risiko, lho. Gaya hidup juga punya peran besar.

Jenis Kelamin

Wanita lebih sering mengalami varises dibandingkan pria. Para ahli menduga ini ada kaitannya dengan perubahan hormon selama kehamilan, pramenopause, atau menopause. Hormon wanita, terutama estrogen, cenderung membuat dinding vena lebih rileks dan katupnya lebih longgar.

Penggunaan terapi hormon atau pil KB juga bisa meningkatkan risiko pada wanita. Jadi, faktor hormon ini cukup signifikan perannya.

Riwayat Keluarga (Genetik)

Jika anggota keluarga dekatmu, seperti orang tua atau saudara kandung, punya varises, kemungkinan besar kamu juga berisiko mengalaminya. Faktor genetik memainkan peran penting dalam menentukan kekuatan dinding dan katup vena seseorang. Sayangnya, faktor ini tidak bisa kita ubah.

Kalau keluargamu punya riwayat varises, sebaiknya kamu lebih perhatian pada faktor risiko lain yang bisa dikontrol.

Kehamilan

Selama kehamilan, volume darah dalam tubuh wanita meningkat secara signifikan untuk mendukung pertumbuhan bayi. Peningkatan volume darah ini menambah beban pada pembuluh darah vena, terutama di kaki. Selain itu, perubahan hormon selama kehamilan juga membuat dinding vena jadi lebih rileks.

Ditambah lagi, rahim yang membesar akan menekan pembuluh darah besar di area panggul (vena cava inferior). Tekanan ini menghambat aliran darah kembali dari kaki ke jantung, sehingga meningkatkan tekanan di vena kaki. Biasanya, varises yang muncul saat hamil akan membaik beberapa bulan setelah melahirkan, tapi bisa juga menetap atau kambuh pada kehamilan berikutnya.

Obesitas atau Kelebihan Berat Badan

Berat badan berlebih memberikan tekanan tambahan pada pembuluh darah vena di kaki dan panggul. Sama seperti tekanan dari rahim saat hamil, tekanan ini menghambat aliran darah balik ke jantung. Akibatnya, darah lebih mudah menumpuk di vena kaki dan menyebabkan varises.

Menurunkan berat badan jika kamu kelebihan berat badan adalah salah satu cara efektif untuk mengurangi risiko varises dan meringankan gejala yang sudah ada.

Pekerjaan atau Aktivitas yang Mengharuskan Berdiri atau Duduk Terlalu Lama

Jika pekerjaanmu mengharuskan berdiri atau duduk dalam waktu yang sangat lama setiap hari, ini bisa meningkatkan risiko varises. Berdiri atau duduk tanpa bergerak dalam waktu lama membuat otot-otot kaki kurang aktif memompa darah kembali ke jantung. Akibatnya, darah cenderung menumpuk di vena bagian bawah.

Gaya hidup modern yang serba duduk juga berkontribusi pada masalah ini. Penting untuk mencoba bergerak atau mengubah posisi sesekali jika kamu sering duduk atau berdiri lama.

Riwayat Pembekuan Darah (Trombosis Vena Dalam - DVT)

Pembekuan darah di vena dalam kaki bisa merusak katup vena. Kerusakan ini bisa permanen dan menyebabkan kondisi yang disebut sindrom pasca-trombotik, di mana vena menjadi rusak dan sering berkembang menjadi varises atau masalah vena lainnya.

Jika kamu pernah mengalami DVT, risiko terkena varises di kemudian hari memang lebih tinggi.

Cedera Kaki

Cedera serius pada kaki bisa merusak pembuluh darah vena atau mengganggu aliran darah normal. Jika cedera tersebut melibatkan peradangan atau kerusakan pada vena, ini bisa meningkatkan risiko terbentuknya varises di area tersebut di kemudian hari.

Memang tidak semua cedera kaki menyebabkan varises, tapi penting untuk memperhatikan jika ada perubahan pada pembuluh darah setelah cedera.

Gejala Varises

Varises punya tampilan yang cukup khas, tapi gejalanya bisa bervariasi dari orang ke orang. Beberapa orang mungkin cuma melihat tonjolan urat, sementara yang lain bisa merasakan nyeri dan ketidaknyamanan yang signifikan.

Gejala yang paling umum terlihat adalah:

  • Vena yang terlihat jelas: Pembuluh darah terlihat membengkak, menonjol keluar dari permukaan kulit, dan sering berkelok-kelok. Warnanya bisa biru tua, ungu, atau merah. Ini paling sering di kaki dan pergelangan kaki.
  • Nyeri atau rasa berat: Kamu mungkin merasa nyeri, pegal, atau rasa berat di kaki, terutama setelah berdiri atau duduk lama. Sensasi ini seringkali memburuk menjelang malam.
  • Kram otot: Beberapa orang mengalami kram otot di kaki, terutama di malam hari.
  • Pembengkakan: Pergelangan kaki dan kaki bagian bawah bisa membengkak (edema). Pembengkakan ini biasanya membaik setelah mengangkat kaki ke posisi lebih tinggi.
  • Gatal: Kulit di atas varises bisa terasa gatal (pruritus). Rasa gatal ini bisa sangat mengganggu.
  • Perubahan warna kulit: Pada kasus yang lebih parah, kulit di sekitar varises, terutama di dekat pergelangan kaki, bisa berubah warna menjadi cokelat atau keunguan. Ini tanda adanya penumpukan zat besi dari darah yang bocor keluar vena.

Penting untuk diingat, meskipun varises kecil yang disebut spider veins (telangiectasia) juga pembuluh darah bengkak, ukurannya jauh lebih kecil dan biasanya tidak menonjol. Spider veins umumnya tidak menyebabkan gejala nyeri atau bengkak seperti varises yang lebih besar.

Gejala Varises

Bagian Tubuh yang Paling Sering Terkena Varises

Meskipun secara teori varises bisa terjadi di mana saja pembuluh darah vena berada, ada beberapa bagian tubuh yang paling sering terkena, terutama karena pengaruh gravitasi dan tekanan.

Area yang paling umum adalah kaki bagian bawah dan pergelangan kaki. Ini karena area inilah yang menanggung beban paling berat dan aliran darah dari sini harus bekerja paling keras melawan gravitasi untuk kembali ke jantung. Vena safena magna dan safena parva di kaki adalah vena yang paling sering mengalami varises.

Selain kaki, varises juga bisa muncul di area lain, meskipun kurang umum atau punya nama spesifik:
* Area panggul: Varises di area panggul seringkali tidak terlihat dari luar, tapi bisa menyebabkan nyeri panggul kronis, terutama pada wanita yang pernah hamil.
* Testis (pada pria): Varises di vena skrotum disebut varikokel. Ini bisa mempengaruhi kesuburan pria.
* Area anus dan rektum: Varises di area ini dikenal sebagai hemoroid atau wasir. Penyebabnya mirip, yaitu peningkatan tekanan yang membuat vena membengkak.
* Esofagus (kerongkongan): Varises esofagus biasanya terjadi pada orang dengan penyakit hati parah (sirosis). Ini adalah kondisi yang sangat serius karena varises bisa pecah dan menyebabkan perdarahan internal yang hebat.

Namun, ketika orang awam berbicara tentang varises, mereka biasanya merujuk pada varises yang terlihat di kaki.

Fakta Menarik Seputar Varises

  • Varises bukan penyakit baru: Kondisi varises sudah dikenal sejak zaman Mesir Kuno. Bahkan, ada catatan dari sekitar 1500 SM tentang bagaimana orang Mesir kuno mencoba mengobati varises.
  • Mitos celana ketat: Ada mitos bahwa memakai celana ketat bisa menyebabkan varises. Sebenarnya, memakai celana yang terlalu ketat dan menghambat sirkulasi memang tidak ideal, tapi celana ketat saja biasanya tidak menjadi penyebab utama varises kecuali sudah ada risiko lain. Justru, pakaian kompresi yang ketat (tapi dirancang medis) malah membantu mencegah varises!
  • Bukan cuma masalah estetika: Walaupun sering dianggap cuma masalah penampilan, varises bisa menyebabkan gejala yang mengganggu dan bahkan komplikasi serius jika tidak ditangani.
  • Olahraga membantu, tapi bukan obat: Olahraga teratur sangat baik untuk mencegah varises karena membantu memompa darah. Tapi jika varises sudah terbentuk karena katup rusak, olahraga saja tidak akan ‘menyembuhkan’ varises yang sudah ada, meskipun bisa meringankan gejala.
  • Cuaca panas bisa memperburuk: Panas cenderung membuat pembuluh darah melebar (vasodilatasi). Ini bisa membuat varises yang sudah ada terlihat lebih menonjol dan gejalanya terasa lebih buruk.

Kapan Harus ke Dokter?

Varises biasanya tidak berbahaya dan mungkin hanya menimbulkan ketidaknyamanan atau masalah estetika. Namun, ada beberapa kondisi di mana kamu sebaiknya segera periksa ke dokter:

  • Varises menyebabkan nyeri yang parah atau pembengkakan yang signifikan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
  • Kulit di atas atau di sekitar varises berubah warna, mengeras, atau terlihat meradang (merah, hangat, nyeri saat disentuh).
  • Muncul luka terbuka atau borok (ulkus vena) di dekat varises, terutama di dekat pergelangan kaki. Luka ini seringkali sulit sembuh.
  • Varises berdarah, baik secara spontan maupun karena terbentur ringan. Perdarahan dari varises bisa cukup banyak dan perlu perhatian medis segera.
  • Kamu khawatir varises yang kamu alami mungkin adalah tanda adanya pembekuan darah (DVT). Gejala DVT biasanya berupa nyeri tiba-tiba, bengkak, kemerahan, dan rasa hangat di satu kaki. Ini kondisi darurat medis.

Jika kamu mengalami salah satu gejala di atas, jangan tunda untuk konsultasi dengan dokter. Dokter bisa mendiagnosis kondisimu dan menyarankan penanganan yang tepat.

Diagnosis Varises

Mendiagnosis varises biasanya cukup mudah bagi dokter. Pemeriksaan fisik adalah langkah pertama. Dokter akan melihat kondisi varisesmu saat kamu berdiri, untuk melihat seberapa jelas dan menonjol vena tersebut. Dokter juga akan menanyakan gejala yang kamu rasakan, riwayat kesehatan keluarga, dan faktor risiko lain yang mungkin kamu miliki.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang aliran darah di vena dan kondisi katupnya, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan USG Doppler. USG ini menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar pembuluh darah dan mengukur kecepatan serta arah aliran darah. Dengan USG Doppler, dokter bisa melihat apakah ada katup yang bocor (insufisiensi vena) atau bahkan mendeteksi adanya pembekuan darah di vena yang lebih dalam. Pemeriksaan ini tidak sakit dan biasanya dilakukan di ruang praktik dokter atau klinik khusus.

Diagnosis Varises

Pengobatan Varises

Tujuan pengobatan varises adalah untuk mengurangi gejala, mencegah komplikasi, dan, jika memungkinkan, menghilangkan varises yang bermasalah. Pilihan pengobatan bervariasi tergantung pada tingkat keparahan varises, gejala yang dialami, dan kesehatan umum pasien.

Perubahan Gaya Hidup dan Perawatan di Rumah

Untuk varises ringan atau untuk meringankan gejala, perubahan gaya hidup seringkali menjadi langkah pertama:

  • Olahraga Teratur: Aktivitas fisik seperti berjalan, berlari, atau berenang membantu meningkatkan sirkulasi darah di kaki dan menguatkan otot-otot betis, yang berfungsi seperti pompa alami untuk vena.
  • Menurunkan Berat Badan: Jika kamu kelebihan berat badan, menurunkan beberapa kilogram bisa sangat mengurangi tekanan pada vena kaki.
  • Mengangkat Kaki: Sesering mungkin, angkat kakimu di atas ketinggian jantung selama 15-20 menit. Ini membantu darah mengalir balik ke jantung dan mengurangi pembengkakan. Kamu bisa melakukannya sambil berbaring atau duduk dengan bantal penyangga.
  • Hindari Berdiri atau Duduk Terlalu Lama: Jika pekerjaanmu mengharuskan berdiri atau duduk lama, cobalah untuk mengubah posisi, berjalan-jalan singkat, atau melakukan peregangan kaki setiap 30-60 menit.
  • Hindari Pakaian Ketat di Pinggang atau Paha: Pakaian yang terlalu ketat di area ini bisa menghambat aliran darah.
  • Stoking Kompresi: Ini adalah salah satu perawatan non-bedah yang paling umum dan efektif. Stoking kompresi memberikan tekanan lembut pada kaki, membantu mendorong darah mengalir ke atas dan mencegah darah menumpuk di vena. Stoking ini tersedia dalam berbagai tingkat tekanan dan panjang. Penting untuk memakai stoking yang diresepkan atau direkomendasikan oleh dokter agar efektif.

Prosedur Medis

Jika perubahan gaya hidup tidak cukup atau varisesmu sudah cukup parah dan bergejala, dokter mungkin akan merekomendasikan prosedur medis:

Sclerotherapy

Prosedur ini cocok untuk varises ukuran kecil hingga sedang dan spider veins. Dokter akan menyuntikkan larutan khusus ke dalam vena yang bermasalah. Larutan ini menyebabkan vena mengerut dan menutup. Akhirnya, vena tersebut akan diserap oleh tubuh dan memudar. Mungkin diperlukan beberapa sesi untuk hasil yang optimal.

Terapi Laser dan Radiofrequency Ablation

Teknik ini menggunakan energi (laser atau gelombang radiofrekuensi) untuk memanaskan dan menutup vena yang rusak. Prosedur ini biasanya dilakukan untuk vena yang lebih besar yang berada di bawah kulit tapi tidak terlalu menonjol. Kateter kecil dimasukkan ke dalam vena melalui sayatan kecil. Energi panas dialirkan melalui kateter, menyebabkan vena menutup.

Ambulatory Phlebectomy

Dalam prosedur ini, varises yang menonjol diangkat melalui serangkaian sayatan kecil di kulit. Sayatan ini sangat kecil sehingga biasanya tidak memerlukan jahitan dan meninggalkan bekas luka minimal. Prosedur ini biasanya dilakukan di ruang praktik dokter dengan anestesi lokal.

Ligasi dan Stripping

Ini adalah prosedur bedah tradisional yang dulu sering dilakukan untuk varises yang sangat besar dan parah. Dokter membuat sayatan di dekat pangkal vena yang rusak (biasanya di pangkal paha atau belakang lutut), mengikat vena tersebut (ligasi), lalu mengeluarkan sebagian besar vena melalui sayatan lain di bawahnya (stripping). Prosedur ini memerlukan anestesi yang lebih kuat dan waktu pemulihan yang lebih lama dibanding prosedur minimal invasif.

VenaSeal™ Closure System atau Metode Perekat Vena

Ini adalah metode yang lebih baru dan minimal invasif. Dokter menggunakan kateter untuk memasukkan perekat khusus ke dalam vena yang rusak. Perekat ini menutup vena, mengalihkan aliran darah ke vena sehat di sekitarnya. Kelebihannya adalah biasanya tidak memerlukan anestesi selain di titik masuk kateter dan pasien bisa segera kembali beraktivitas normal.

Pilihan prosedur mana yang terbaik untukmu akan tergantung pada jenis, ukuran, dan lokasi varises, serta kondisi kesehatanmu secara keseluruhan. Diskusikan dengan doktermu untuk mengetahui opsi yang paling tepat.

Pengobatan Varises

Pencegahan Varises

Meskipun beberapa faktor risiko varises (seperti genetik dan usia) tidak bisa diubah, ada banyak hal yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi risiko varises atau mencegah varises yang sudah ada menjadi lebih parah:

  • Tetap Aktif Bergerak: Lakukan olahraga teratur yang melatih otot kaki, seperti berjalan, bersepeda, atau berenang. Ini membantu meningkatkan sirkulasi darah.
  • Jaga Berat Badan Ideal: Menjaga berat badan yang sehat akan mengurangi tekanan pada vena di kaki.
  • Hindari Berdiri atau Duduk Terlalu Lama: Jika kamu harus berdiri atau duduk lama, coba ubah posisi, jalan-jalan sebentar, atau lakukan peregangan kaki setiap 30-60 menit. Saat duduk, hindari menyilangkan kaki dalam waktu lama.
  • Angkat Kaki Saat Istirahat: Saat santai atau tidur, coba posisikan kakimu lebih tinggi dari jantung jika memungkinkan.
  • Pertimbangkan Stoking Kompresi: Jika kamu memiliki faktor risiko tinggi (misalnya riwayat keluarga, hamil, atau pekerjaan yang mengharuskan berdiri lama), dokter mungkin menyarankan penggunaan stoking kompresi sebagai tindakan pencegahan.
  • Pilih Alas Kaki yang Nyaman: Hindari sepatu hak tinggi dalam waktu lama. Sepatu berhak rendah justru lebih baik karena membantu melatih otot betis.
  • Hindari Mandi Air Panas Terlalu Lama: Air panas bisa membuat vena melebar. Mandi air hangat atau suhu normal lebih disarankan.

Menerapkan kebiasaan sehat ini bisa sangat membantu menjaga kesehatan pembuluh darahmu secara keseluruhan.

Mitos vs. Fakta Seputar Varises

  • Mitos: Varises cuma masalah kosmetik dan tidak berbahaya.
  • Fakta: Meskipun seringkali tidak berbahaya, varises bisa menyebabkan gejala yang mengganggu seperti nyeri dan bengkak, dan dalam kasus yang jarang bisa menyebabkan komplikasi serius seperti ulkus atau pembekuan darah.
  • Mitos: Menyilangkan kaki saat duduk menyebabkan varises.
  • Fakta: Menyilangkan kaki tidak secara langsung menyebabkan varises, tapi bisa menghambat sirkulasi darah sementara jika dilakukan terlalu lama dan terus-menerus, terutama jika kamu sudah punya faktor risiko lain.
  • Mitos: Varises hanya menyerang orang tua.
  • Fakta: Meskipun risiko meningkat seiring usia, varises bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak muda, terutama jika ada faktor risiko genetik, obesitas, kehamilan, atau pekerjaan yang mengharuskan berdiri/duduk lama.
  • Mitos: Tidak ada cara mencegah varises kalau sudah ada keturunan.
  • Fakta: Meskipun genetik adalah faktor risiko yang kuat, menjaga gaya hidup sehat (olahraga, berat badan ideal, hindari berdiri/duduk lama) bisa sangat membantu mengurangi risiko atau memperlambat perkembangan varises.
  • Mitos: Setelah dioperasi, varises tidak akan muncul lagi.
  • Fakta: Perawatan medis bisa menghilangkan varises yang sudah ada, tapi tidak menghilangkan kecenderungan tubuhmu untuk mengembangkan varises baru. Vena lain yang sehat bisa saja menjadi varises di kemudian hari jika faktor risikonya masih ada.

Dampak Varises pada Kualitas Hidup

Selain gejala fisik seperti nyeri, pegal, dan bengkak, varises juga bisa mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara emosional dan sosial. Banyak orang merasa malu atau tidak percaya diri dengan penampilan kaki mereka yang memiliki varises. Ini bisa membatasi pilihan pakaian, terutama di musim panas, atau membuat enggan berpartisipasi dalam aktivitas seperti berenang.

Rasa nyeri dan ketidaknyamanan akibat varises juga bisa membatasi kemampuan seseorang untuk berdiri atau berjalan dalam waktu lama, sehingga mengganggu pekerjaan atau hobi. Dalam kasus yang lebih parah, varises kronis yang menyebabkan pembengkakan parah atau ulkus bisa sangat membatasi mobilitas dan memerlukan perawatan medis yang intensif.

Meskipun dampaknya bervariasi, penting untuk menyadari bahwa varises bisa lebih dari sekadar masalah estetika dan bisa mempengaruhi kesejahteraan secara keseluruhan.

Komplikasi Varises

Meskipun jarang, varises yang tidak ditangani bisa menimbulkan komplikasi yang lebih serius:

  • Ulkus Vena: Luka terbuka yang sulit sembuh bisa terbentuk di kulit di dekat varises kronis, biasanya di dekat pergelangan kaki. Ini disebabkan oleh tekanan darah yang tinggi di vena yang merusak kulit dan jaringan di sekitarnya. Ulkus vena seringkali nyeri dan rentan infeksi.
  • Pembekuan Darah: Varises bisa meningkatkan risiko terbentuknya bekuan darah di dalam vena yang bengkak. Jika bekuan darah terbentuk di varises yang dekat permukaan kulit, ini disebut tromboflebitis superfisial. Kondisi ini biasanya nyeri, merah, dan hangat di area varises, tapi jarang serius. Namun, bekuan darah juga bisa terbentuk di vena dalam (Trombosis Vena Dalam / DVT), yang merupakan kondisi serius karena bekuan darah bisa lepas dan menyumbat pembuluh darah di paru-paru (emboli paru), yang mengancam jiwa.
  • Perdarahan: Vena varises yang menonjol dekat permukaan kulit bisa pecah jika terbentur atau tergores. Perdarahan dari varises bisa cukup hebat dan sulit berhenti, memerlukan perhatian medis segera.

Mengenali tanda-tanda komplikasi ini penting agar bisa segera mencari bantuan medis jika diperlukan.

Kesimpulan Singkat

Varises adalah kondisi pembuluh darah vena yang membengkak dan berkelok-kelok akibat katup vena yang rusak, paling sering terjadi di kaki. Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti usia, genetik, jenis kelamin, kehamilan, obesitas, dan kebiasaan berdiri/duduk terlalu lama. Gejala varises bisa bervariasi mulai dari hanya terlihat menonjol hingga menyebabkan nyeri, bengkak, dan gatal.

Penanganan varises bisa dilakukan dengan perubahan gaya hidup, penggunaan stoking kompresi, hingga prosedur medis yang minimal invasif atau bedah, tergantung tingkat keparahan. Pencegahan varises melibatkan menjaga berat badan sehat, aktif bergerak, menghindari posisi statis terlalu lama, dan mengangkat kaki saat istirahat. Meskipun kadang dianggap remeh, varises bisa mempengaruhi kualitas hidup dan dalam kasus yang jarang bisa menimbulkan komplikasi serius.

Jika kamu curiga memiliki varises atau mengalami gejala yang mengganggu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Apakah kamu punya pengalaman dengan varises atau punya tips lain seputar topik ini? Yuk, bagikan ceritamu di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar