Mengenal Hukum Bacaan Idgham: Penjelasan Paling Gampang
Pasti kamu sering dengar kata tajwid kan? Nah, tajwid ini adalah ilmu yang bikin bacaan Al-Qur’an kita jadi benar, indah, dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Salah satu hukum bacaan yang paling sering kita temui dan penting banget untuk dipelajari adalah Idgham. Jadi, apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan hukum bacaan Idgham itu? Yuk, kita bedah bareng!
Apa Itu Idgham?¶
Secara bahasa, kata “Idgham” (إِدْغَامٌ) itu artinya “memasukkan” atau “menggabungkan”. Bayangin kamu menggabungkan dua hal jadi satu. Nah, dalam ilmu tajwid, Idgham ini maksudnya adalah memasukkan atau menggabungkan satu huruf ke dalam huruf berikutnya, sehingga kedua huruf itu seolah menjadi satu huruf yang bertasydid (bershaddah).
Jadi, kalau ada huruf yang punya ciri khas (misalnya Nun Sukun atau Tanwin yang mati bunyinya, atau Mim Sukun), bertemu dengan huruf tertentu setelahnya, bunyi huruf yang pertama itu lebur atau masuk ke huruf yang kedua. Hasilnya? Huruf kedua dibaca seolah-olah punya tasydid. Ini tujuannya supaya bacaan jadi lebih lancar dan enak didengar, nggak terputus-putus di tempat yang seharusnya disambung.
Hukum Idgham ini berlaku pada beberapa kondisi, utamanya ketika ada Nun Sukun (نْ) atau Tanwin (ــًـ , ــٍــ , ــٌــ) bertemu dengan huruf-huruf tertentu, dan juga ketika Mim Sukun (مْ) bertemu dengan huruf Mim yang berharakat. Masing-masing punya “aturan main” sendiri.
Mengapa Mempelajari Idgham Itu Penting?¶
Mungkin ada yang berpikir, “Ah, ribet banget ya, cuma soal pengucapan huruf.” Eits, jangan salah! Belajar tajwid, termasuk Idgham, itu penting banget. Kenapa?
Pertama, membaca Al-Qur’an dengan tajwid yang benar adalah bagian dari menghormati dan memelihara kemurnian bacaan Kalamullah itu sendiri. Al-Qur’an diturunkan dengan cara baca tertentu, dan tajwid adalah ilmunya. Kedua, membaca sesuai tajwid itu insyaallah mendatangkan pahala yang lebih besar. Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur’an dengan mahir, ia akan bersama para malaikat pencatat yang mulia lagi berbakti. Dan orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan merasa kesulitan, baginya dua pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim). Belajar tajwid adalah usaha kita untuk mahir.
Ketiga, kadang salah pengucapan huruf atau hukum bacaan itu bisa mengubah makna. Meskipun dalam kasus Idgham perubahannya tidak seekstrem perubahan huruf (misalnya membedakan ح dengan ه), mengabaikan Idgham bisa membuat bacaan terdengar janggal dan tidak sesuai dengan riwayat bacaan yang shahih. Jadi, mempelajari Idgham bukan cuma soal “bagus”, tapi juga “benar”.
Jenis-Jenis Idgham Berdasarkan Nun Sukun dan Tanwin¶
Ini dia nih bagian yang paling sering dibahas ketika ngomongin Idgham. Hukum ini berlaku kalau ada Nun Sukun (نْ) atau Tanwin (fathatain, kasratain, atau dhammatain) bertemu dengan salah satu dari enam huruf hijaiyah. Enam huruf ini disingkat dalam kumpulan huruf يَرْمَلُوْنَ (Ya, Ra, Mim, Lam, Waw, Nun).
Nah, dari enam huruf YARMALUNA ini, Idgham dibagi lagi jadi dua jenis: Idgham Bi Ghunnah dan Idgham Bila Ghunnah.
Idgham Bi Ghunnah (إِدْغَامٌ بِغُنَّةٍ)¶
“Bi Ghunnah” artinya “dengan dengung”. Jadi, Idgham Bi Ghunnah adalah hukum bacaan ketika Nun Sukun (نْ) atau Tanwin (ــًـ , ــٍــ , ــٌــ) bertemu dengan salah satu dari empat huruf berikut: ي (Ya), ن (Nun), م (Mim), و (Waw). Keempat huruf ini sering disingkat dalam kata يَنْمُوْ (Yanumuu) atau يَؤْمِنُوْنَ (Ya`minuuna).
Cara membacanya adalah dengan memasukkan bunyi Nun Sukun atau Tanwin ke dalam huruf setelahnya, sambil mendengungkan bunyi tersebut (ghunnah) selama kurang lebih 2 harakat (seperti menghitung satu-dua). Bunyi dengungnya keluar dari pangkal hidung.
Contoh Idgham Bi Ghunnah:
- مَن يَقُولُ (Man yaquulu)
- Ada Nun Sukun (نْ) bertemu huruf Ya (ي).
- Dibaca: مَيَّقُولُ (May yaquulu). Bunyi ‘n’ pada ‘man’ dilebur ke ‘ya’, jadi ‘may’ yang didengungkan sebentar.
- مِنْ نُورٍ (Min nuurin)
- Ada Nun Sukun (نْ) bertemu huruf Nun (ن).
- Dibaca: مِنُّنُورٍ (Min nuurin). Bunyi ‘n’ pada ‘min’ dilebur ke ‘nuur’, jadi ‘minnuur’ yang didengungkan.
- مِنْ مَالٍ (Min maalin)
- Ada Nun Sukun (نْ) bertemu huruf Mim (م).
- Dibaca: مِمَّالٍ (Mim maalin). Bunyi ‘n’ pada ‘min’ dilebur ke ‘maal’, jadi ‘mimmaal’ yang didengungkan.
- مِنْ وَلِيٍّ (Min waliyyin)
- Ada Nun Sukun (نْ) bertemu huruf Waw (و).
- Dibaca: مِوَّلِيٍّ (Miw waliyyin). Bunyi ‘n’ pada ‘min’ dilebur ke ‘waliyy’, jadi ‘miwwaliyy’ yang didengungkan.
- رَحِيمٌ وَّدُودٌ (Rahiimun wadudun)
- Ada Tanwin (dhammatain) pada ‘rahiimun’ bertemu huruf Waw (و).
- Dibaca: رَحِيمُوَّدُودٌ (Rahiimuw wadudun). Bunyi ‘n’ pada ‘un’ dilebur ke ‘waw’, jadi ‘uwwa’ yang didengungkan.
Penting dicatat! Aturan Idgham Bi Ghunnah ini tidak berlaku kalau Nun Sukun bertemu huruf-huruf ي, ن, م, و dalam satu kata yang sama. Kalau dalam satu kata, hukumnya jadi Izhar Mutlaq, dibaca jelas tanpa dengung dan tanpa dilebur. Contohnya: قِنْوَانٌ (Qinwaanun), صِنْوَانٌ (Shinwaanun), بُنْيَانٌ (Bunyaanun), دُنْيَا (Dunyaa). Ini pengecualian yang harus diingat.
Idgham Bila Ghunnah (إِدْغَامٌ بِلَا غُنَّةٍ)¶
“Bila Ghunnah” artinya “tanpa dengung”. Jadi, Idgham Bila Ghunnah adalah hukum bacaan ketika Nun Sukun (نْ) atau Tanwin (ــًـ , ــٍــ , ــٌــ) bertemu dengan salah satu dari dua huruf sisa dari YARMALUNA, yaitu: ل (Lam) dan ر (Ra).
Cara membacanya adalah dengan memasukkan bunyi Nun Sukun atau Tanwin ke dalam huruf setelahnya, tapi TANPA mendengungkan bunyi tersebut. Jadi, langsung dilebur aja.
Contoh Idgham Bila Ghunnah:
- مِنْ لَدُنْكَ (Min ladunka)
- Ada Nun Sukun (نْ) bertemu huruf Lam (ل).
- Dibaca: مِلَّدُنْكَ (Mil ladunka). Bunyi ‘n’ pada ‘min’ dilebur ke ‘la’, jadi ‘milla’. Tidak ada dengung di sini.
- غَفُورٌ رَّحِيمٌ (Ghafuurun rahiimun)
- Ada Tanwin (dhammatain) pada ‘ghafuurun’ bertemu huruf Ra (ر).
- Dibaca: غَفُورُرَّحِيمٌ (Ghafuurur rahiimun). Bunyi ‘n’ pada ‘un’ dilebur ke ‘ra’, jadi ‘urru’. Tidak ada dengung.
- وَلَكِنْ لَا (Walakin laa)
- Ada Nun Sukun (نْ) bertemu huruf Lam (ل).
- Dibaca: وَلَكِلَّا (Walakillaa). Bunyi ‘n’ pada ‘walakin’ dilebur ke ‘laa’.
- مِنْ رَبِّهِمْ (Min Rabbihim)
- Ada Nun Sukun (نْ) bertemu huruf Ra (ر).
- Dibaca: مِرَّبِّهِمْ (Mir Rabbihim). Bunyi ‘n’ pada ‘min’ dilebur ke ‘Ra’.
Perhatikan bedanya dengan Idgham Bi Ghunnah: yang ini los aja, langsung masuk bunyinya tanpa ditahan sambil didengungkan.
Jenis Idgham Berdasarkan Mim Sukun¶
Selain Nun Sukun dan Tanwin, Idgham juga terjadi pada Mim Sukun (مْ) ketika bertemu dengan huruf tertentu. Hukum ini punya nama khusus dalam klasifikasi Mim Sukun.
Idgham Mitslain Shaghir (إِدْغَامٌ مِثْلَيْنِ صَغِيرٌ)¶
Atau sering juga disebut Idgham Mimi atau Idgham Mutamatsilain Mimi. Hukum ini terjadi ketika ada Mim Sukun (مْ) bertemu langsung dengan huruf Mim (م) yang berharakat (hidup).
Cara membacanya adalah dengan memasukkan Mim Sukun ke dalam Mim yang berharakat setelahnya, sehingga menjadi satu huruf Mim yang bertasydid dan dibaca dengan ghunnah (dengung) selama kurang lebih 2 harakat.
Contoh Idgham Mitslain Shaghir:
- خَلَقَ لَكُمْ مَا (Khalaqa lakum maa)
- Ada Mim Sukun (مْ) pada ‘lakum’ bertemu huruf Mim (م) berharakat fathah pada ‘maa’.
- Dibaca: خَلَقَ لَكُمَّا (Khalaqa lakummaa). Bunyi ‘m’ pada ‘lakum’ dilebur ke ‘maa’, jadi ‘kummaa’ yang didengungkan.
- وَهُمْ مُهْتَدُونَ (Wa hum muhtaduuna)
- Ada Mim Sukun (مْ) pada ‘hum’ bertemu huruf Mim (م) berharakat dammah pada ‘muhtaduuna’.
- Dibaca: وَهُمُّمُهْتَدُونَ (Wa hummuhtaduuna). Bunyi ‘m’ pada ‘hum’ dilebur ke ‘muh’, jadi ‘hummuh’ yang didengungkan.
- عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ (Alaihim mu`shadah)
- Ada Mim Sukun (مْ) pada ‘alaihim’ bertemu huruf Mim (م) berharakat dammah pada ‘mu`shadah’.
- Dibaca: عَلَيْهِمُّمُؤْصَدَةٌ (Alaihimm mu
shadah). Bunyi 'm' pada 'alaihim' dilebur ke 'mu
’, jadi ‘himmmu`’ yang didengungkan.
Perhatikan, mirip dengan Idgham Bi Ghunnah, ada ghunnah atau dengungan di sini, tapi ini khusus untuk pertemuan Mim Sukun dengan Mim. Disebut Mitslain karena dua hurufnya sama persis (Mim ketemu Mim), dan Shaghir karena huruf pertamanya sukun dan huruf keduanya berharakat.
Memahami Ghunnah: Si Dengung dalam Idgham¶
Ghunnah adalah suara dengung yang keluar dari pangkal hidung. Rasakan deh kalau kamu membaca huruf Mim (م) atau Nun (ن) yang bertasydid atau dalam kondisi Idgham Bi Ghunnah/Idgham Mim. Ada getaran di hidung. Nah, getaran itulah ghunnah.
Durasi ghunnah dalam Idgham Bi Ghunnah dan Idgham Mim biasanya sepanjang 2 harakat. Itu kira-kira sepanjang ketukan dua jari atau dua ayunan lambat. Melatih durasi ghunnah ini penting banget supaya bacaan Idgham-mu sempurna. Jangan terlalu cepat (nanti seperti Idgham Bila Ghunnah) dan jangan terlalu panjang (nanti melebihi haknya).
Cara melatihnya? Coba dengarkan murottal dari qari’ yang bacaannya fasih, lalu tirukan. Fokus pada bagian Idgham Bi Ghunnah dan Idgham Mim, perhatikan bagaimana mereka menahan dan mendengungkan bacaannya.
Idgham dalam Perspektif Tajwid yang Lebih Luas¶
Selain klasifikasi Idgham yang tadi kita bahas (berdasarkan Nun/Tanwin dan Mim Sukun), dalam ilmu tajwid ada juga klasifikasi Idgham yang lebih umum berdasarkan sifat dan makhraj (tempat keluarnya) huruf yang bertemu. Ini sedikit lebih mendalam, tapi menarik untuk diketahui.
Ada tiga jenis Idgham berdasarkan ini:
- Idgham Mutamatsilain (مُتَمَاثِلَيْنِ): Terjadi ketika dua huruf yang sama persis bertemu, dan huruf pertamanya sukun. Contoh paling umum adalah Mim Sukun bertemu Mim berharakat (yang kita bahas sebagai Idgham Mitslain Shaghir/Idgham Mim) atau Ba’ Sukun bertemu Ba’ berharakat. Contoh: اضْرِبْ بِعَصَاكَ (Idhrib bi’ashaak) -> اضْرِبِّعَصَاكَ (Idhribbi’ashaak). Huruf yang pertama dilebur sepenuhnya ke huruf kedua.
- Idgham Mutajanisain (مُتَجَانِسَيْنِ): Terjadi ketika dua huruf bertemu, makhrajnya sama tapi sifatnya berbeda, dan huruf pertamanya sukun. Contohnya:
- Ta’ Sukun (تْ) bertemu Tha’ (ط): قَالَتْ طَائِفَةٌ (Qaalat thaa
ifah) -> قَالَتَّائِفَةٌ (Qaalat thaa
ifah) - Tha’ Sukun (ثْ) bertemu Dzal (ذ): يَلْهَثْ ذَلِكَ (Yalhadz dzaalika) -> يَلْهَذّذَلِكَ (Yalhadz dzaalika)
- Dal Sukun (دْ) bertemu Ta’ (ت): قَدْ تَبَيَّنَ (Qad tabayyana) -> قَتَّبَيَّنَ (Qat tabayyana)
- Ta’ Sukun (تْ) bertemu Tha’ (ط): قَالَتْ طَائِفَةٌ (Qaalat thaa
- Idgham Mutaqaribain (مُتَقَارِبَيْنِ): Terjadi ketika dua huruf bertemu, makhraj atau sifatnya berdekatan, dan huruf pertamanya sukun. Contohnya:
- Lam Sukun (لْ) bertemu Ra’ (ر): قُلْ رَبِّ (Qul rabbi) -> قُرَّبِّ (Qur rabbi)
- Qaf Sukun (قْ) bertemu Kaf (ك): أَلَمْ نَخْلُقْكُمْ (Alam nakhluqkum) -> أَلَمْ نَخْلُكْكُمْ (Alam nakhlukkum)
Nah, kalau diperhatikan, Idgham Bila Ghunnah (Nun Sukun/Tanwin bertemu Lam atau Ra’) itu sebenarnya masuk dalam kategori Idgham Mutaqaribain. Sedangkan sebagian Idgham Bi Ghunnah (Nun Sukun/Tanwin bertemu Ya’, Nun, Mim, Waw) ada yang masuk Mutaqaribain (Nun/Tanwin ketemu Ya’, Waw) dan Mutajanisain (Nun/Tanwin ketemu Nun, Mim).
Jadi, klasifikasi Idgham Bi Ghunnah dan Bila Ghunnah itu lebih spesifik untuk kasus Nun Sukun/Tanwin, sementara Mutamatsilain, Mutajanisain, dan Mutaqaribain adalah klasifikasi yang lebih umum untuk semua huruf hijaiyah. Memahami kedua cara pandang ini bisa bikin pemahaman kita tentang Idgham jadi lebih komplit!
Bagaimana Cara Praktik Membaca Idgham dengan Benar?¶
Ini nih bagian yang paling penting: praktik! Teori tanpa praktik itu kurang afdal. Gimana cara melatihnya?
- Kenali Cirinya: Latih mata dan telingamu untuk mengenali tanda-tanda Idgham. Cari Nun Sukun, Tanwin, atau Mim Sukun, lalu lihat huruf apa setelahnya. Cocokkan dengan daftar huruf Idgham.
- Perhatikan Tasydid: Tanda tasydid (ــّـ) di atas huruf setelah Nun Sukun/Tanwin atau Mim Sukun itu penting banget. Itu penanda visual bahwa telah terjadi Idgham dan huruf tersebut dibaca ganda.
- Fokus pada Peleburan: Pastikan bunyi huruf pertama benar-benar hilang dan masuk ke huruf kedua. Jangan sampai masih ada sisa bunyi ‘n’ pada Nun Sukun atau ‘m’ pada Mim Sukun.
- Atur Ghunnah (jika ada): Kalau Idgham Bi Ghunnah atau Idgham Mim, tahan dan dengungkan selama 2 harakat. Jangan lupa, dengungnya lewat hidung ya!
- Dengarkan Qari’: Ini metode paling efektif! Putar murottal dari qari’ yang bacaannya sanadnya jelas dan diakui kefasihannya (misalnya Syekh Mishary Alafasy, Syekh Hani Ar-Rifa’i, atau qari’ Timur Tengah lainnya). Dengarkan baik-baik saat mereka membaca ayat-ayat yang mengandung Idgham, lalu tirukan persis seperti cara mereka membaca.
- Minta Koreksi Guru: Cari guru tajwid atau ustadz/ustadzah yang memang kompeten di bidang ini. Baca di depan mereka dan minta koreksi. Koreksi langsung itu jauh lebih efektif daripada belajar sendiri.
Tabel Rangkuman Hukum Idgham¶
Biar lebih gampang diingat, ini dia rangkuman sederhana tentang hukum Idgham yang sering dipelajari:
Nama Hukum Bacaan | Kondisi | Huruf Setelah Nun Sukun/Tanwin atau Mim Sukun | Dibaca? | Ghunnah? | Contoh (singkat) |
---|---|---|---|---|---|
Idgham Bi Ghunnah | Nun Sukun (نْ) atau Tanwin (ــًـ ــٍــ ــٌــ) | ي , ن , م , و (Yanumuu) | Melebur ke huruf setelahnya | Ya | مَنْ يَقُولُ -> مَيَّقُولُ |
Idgham Bila Ghunnah | Nun Sukun (نْ) atau Tanwin (ــًـ ــٍــ ــٌــ) | ل , ر (Lam, Ra’) | Melebur ke huruf setelahnya | Tidak | مِنْ لَدُنْكَ -> مِلَّدُنْكَ |
Idgham Mitslain Shaghir (Idgham Mim) |
Mim Sukun (مْ) | م (Mim) berharakat | Melebur ke huruf Mim setelahnya | Ya | لَكُمْ مَا -> لَكُمَّا |
Catatan: Idgham Bi Ghunnah tidak berlaku jika Nun Sukun bertemu huruf ي, ن, م, و dalam satu kata (hukumnya jadi Izhar Mutlaq).
Fakta Menarik Seputar Idgham dan Tajwid¶
- Ilmu tajwid ini sudah diajarkan turun-temurun sejak zaman Rasulullah SAW melalui lisan. Jadi, cara baca yang kita pelajari sekarang itu punya “sanad” atau mata rantai periwayatan yang sampai ke Rasulullah. Keren, kan?
- Penerapan Idgham dan hukum tajwid lainnya ini bikin bacaan Al-Qur’an itu unik banget. Suaranya beda dari bacaan teks bahasa Arab biasa. Ini menunjukkan betapa istimewanya Al-Qur’an.
- Beberapa qari’ punya gaya ghunnah yang sedikit berbeda, ada yang lebih terasa di hidung, ada yang lebih mengalir. Tapi intinya tetap sama: ada suara dengung yang ditahan.
- Belajar tajwid itu butuh kesabaran dan ketekunan. Jangan patah semangat kalau awal-awal terasa sulit atau sering salah. Terus coba dan praktik!
Tips Tambahan untuk Mempelajari Idgham¶
- Mulai dari yang Paling Sering Muncul: Idgham Bi Ghunnah dan Idgham Bila Ghunnah pada Nun Sukun/Tanwin itu paling sering muncul. Kuasai dulu dua ini. Lalu lanjut ke Idgham Mim.
- Gunakan Mushaf dengan Tanda Tajwid: Sekarang banyak mushaf yang huruf-hurufnya diberi warna sesuai hukum tajwid. Ini bisa sangat membantu untuk awal-awal belajar mengidentifikasi Idgham dan hukum lainnya. Biasanya Idgham Bi Ghunnah dan Idgham Mim diberi warna yang menandakan ghunnah, sementara Idgham Bila Ghunnah diberi warna yang berbeda.
- Buat Catatan Kecil: Tulis huruf-huruf untuk setiap jenis Idgham dan contohnya. Tempel di tempat yang sering kamu lihat, biar cepat hafal.
- Jangan Takut Salah: Setiap orang pasti melewati fase belajar. Yang penting mau mencoba dan terus memperbaiki diri.
Nah, untuk melengkapi belajarmu, coba deh tonton video penjelasan dan contoh bacaan Idgham berikut ini:
*(Ganti "example_video_id" dengan ID video YouTube yang relevan, misalnya dari channel belajar tajwid)*
Video seperti ini sangat membantu karena kamu bisa langsung mendengar dan melihat bagaimana Idgham itu dipraktikkan. Cari video yang penjelasannya jelas dan contoh bacaannya tepat.
Penutup¶
Idgham memang salah satu hukum dasar dalam tajwid yang perlu kita kuasai. Dengan memahami dan mempraktikkan Idgham, bacaan Al-Qur’an kita akan terdengar lebih fasih, indah, dan sesuai dengan cara Rasulullah SAW membacanya. Ingat, ini adalah bagian dari usaha kita untuk lebih dekat dengan Kalamullah dan mendapatkan keberkahan darinya. Jangan tunda untuk mulai belajar atau memperbaiki bacaanmu!
Yuk, bagikan pengalamanmu belajar Idgham di kolom komentar! Pernah merasa kesulitan di bagian mana saat belajar Idgham? Atau punya tips jitu lainnya? Tulis di bawah ya!
Posting Komentar