Mengenal Alat Musik Membranophone: Apa Sih Sebenarnya Itu?

Table of Contents

Pernahkah kamu melihat atau bahkan memainkan gendang, rebana, atau drum? Alat musik ini mungkin terasa familiar di telinga dan tangan kita. Mereka punya satu kesamaan mendasar yang mengelompokkannya ke dalam satu keluarga besar dalam dunia musik. Keluarga ini dinamakan membranophone.

Membranophone adalah salah satu dari lima kategori utama dalam klasifikasi alat musik yang dikembangkan oleh Erich von Hornbostel dan Curt Sachs pada tahun 1914. Inti dari alat musik jenis ini adalah penggunaan selaput atau membrane yang direntangkan di atas suatu rongga atau bingkai. Sumber bunyi utamanya berasal dari getaran selaput tersebut ketika dipukul, digesek, atau bahkan digetarkan oleh suara.

Bagaimana Membranophone Menghasilkan Suara?

Mekanisme penghasilan suara pada membranophone cukup unik. Selaput yang terbuat dari kulit hewan, plastik, atau bahan sintetis lainnya direntangkan dengan ketegangan tertentu. Ketika selaput ini bergetar, ia menggerakkan kolom udara di sekitarnya, termasuk udara di dalam rongga resonansi (jika ada).

Getaran inilah yang kita dengar sebagai suara. Bentuk dan ukuran rongga resonansi, serta ketebalan dan ketegangan selaput, sangat memengaruhi tinggi rendahnya nada (pitch) dan warna suara (timbre) yang dihasilkan. Rongga ini biasanya berbentuk tabung, mangkuk, atau bingkai.

Klasifikasi Membranophone ala Hornbostel-Sachs

Sistem Hornbostel-Sachs membagi membranophone menjadi beberapa sub-kategori berdasarkan cara selaputnya melekat pada badan instrumen, bentuk badannya, dan cara memainkannya. Ini adalah cara yang sangat sistematis untuk memahami keragaman alat musik ini.

Berdasarkan Cara Pemasangan Selaput:

  • Drums Struck Directly (21): Ini adalah kategori paling umum. Selaputnya dipukul langsung dengan tangan, stik, atau pemukul. Contoh: drum set, gendang, kendang.
  • Rattles (22): Alat musik di mana selaput digetarkan oleh biji-bijian atau benda kecil lainnya yang ada di dalamnya atau menempel pada selaput. Contoh: beberapa jenis tambourine atau maracas yang memiliki selaput (walaupun maracas umumnya idiophone).
  • Drums Struck by a Beater (23): Selaput dipukul oleh pemukul yang melekat pada instrumen atau digerakkan secara mekanis. Kategori ini jarang ditemukan dalam praktik umum, lebih ke instrumen eksperimental atau mekanis.
  • Friction Drums (24): Suara dihasilkan dengan menggesekkan selaput menggunakan tongkat, tali, atau tangan yang lembab. Contoh: cuíca dari Brasil atau lion’s roar (alat teater).
  • Plucked Drums (25): Selaput memiliki tali yang melekat di tengahnya. Saat tali dipetik, getarannya ditransfer ke selaput. Ini juga kategori yang kurang umum.
  • Kazoos (26): Suara dihasilkan oleh getaran selaput ketika pemain bernyanyi atau berbicara melaluinya. Selaputnya sendiri tidak dipukul, tetapi bergetar karena resonansi suara pemain. Contoh: kazoo.

Klasifikasi ini membantu kita melihat betapa luasnya definisi membranophone, tidak hanya terbatas pada alat musik tabuh saja.

Mengenal Ragam Bentuk dan Contoh Membranophone

Membranophone hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran di seluruh dunia, mencerminkan kekayaan budaya manusia. Bentuk badan instrumen sering kali menentukan nama dan karakteristik suaranya.

  • Drum Berbentuk Tabung (Tubular Drums): Ini adalah jenis yang paling sering kita jumpai. Badan drumnya berbentuk silinder atau kerucut.
    • Silindris: Gendang, kendang, snare drum, tom-tom. Badan lurus dari atas ke bawah.
    • Kerucut (Conical): Conga, bongo (walaupun sering dianggap silindris, bentuknya sedikit mengerucut). Badan mengecil di bagian bawah.
    • Bentuk Gentong (Barrel-shaped): Timpani, beberapa jenis kendang besar. Bentuknya menggembung di tengah.
    • Bentuk Jam Pasir (Hourglass-shaped): Djembe, talking drum (dari Afrika Barat). Bentuknya menyerupai jam pasir, mengecil di tengah.
    • Bentuk Cawan (Goblet-shaped): Darbuka (Timur Tengah), djembe (juga sering dikategorikan di sini). Bagian bawahnya melebar seperti cawan atau kaki gelas.
  • Drum Berbentuk Mangkuk (Bowl-shaped Drums): Badan instrumen berbentuk seperti mangkuk atau kuali. Selaput direntangkan di atasnya.
    • Timpani: Drum besar dalam orkestra yang bisa disetel nadanya. Biasanya terbuat dari tembaga.
    • Nagada/Nagara: Drum ketel yang digunakan dalam musik tradisional banyak negara.
  • Drum Berbingkai (Frame Drums): Selaput direntangkan di atas bingkai dangkal. Bingkai ini bisa bulat, persegi, atau bentuk lainnya. Seringkali dilengkapi dengan simbal kecil atau kerincingan.
    • Rebana: Drum berbingkai dari Timur Tengah/Asia Tenggara.
    • Tambourine: Drum berbingkai yang sering punya kerincingan logam di sekelilingnya.
    • Bodhrán: Drum berbingkai Irlandia yang dimainkan dengan pemukul khusus.
    • Pandeiro: Drum berbingkai Brasil mirip tambourine.
  • Friction Drums (Gesek): Seperti yang disebutkan dalam klasifikasi, drum ini dimainkan dengan gesekan. Cuíca adalah contoh yang paling terkenal, dengan tongkat kecil yang terpasang di bawah selaput dan digesek dari dalam atau luar.
  • Mirlitons (Kazoos): Alat yang sangat sederhana ini juga termasuk membranophone karena menggunakan selaput yang bergetar oleh suara manusia. Selaputnya bergetar secara simpatik dengan getaran pita suara penyanyi.

Alat Musik Membranophone

Material dan Konstruksi

Material yang digunakan untuk membuat membranophone bervariasi tergantung tradisi budaya, ketersediaan bahan, dan tujuan penggunaan.

  • Selaput (Head): Secara tradisional, selaput dibuat dari kulit hewan, seperti kulit kambing, sapi, kerbau, atau bahkan ikan. Kulit ini diproses sedemikian rupa agar kuat, lentur, dan bisa menghasilkan suara yang baik. Saat ini, banyak membranophone modern menggunakan selaput sintetis, seperti Mylar (polyester film). Selaput sintetis lebih tahan terhadap perubahan cuaca (kelembapan), lebih awet, dan nadanya lebih stabil.
  • Badan Drum (Shell/Body): Badan drum bisa terbuat dari kayu (seringkali kayu yang diukir atau dilengkungkan), logam (tembaga untuk timpani, baja untuk drum set), keramik (darbuka), atau bahan komposit modern. Bentuk dan material badan ini sangat memengaruhi resonansi dan karakter suara drum.
  • Mekanisme Penegangan Selaput: Selaput harus direntangkan dengan tegang agar bisa bergetar. Metode penegangannya juga beragam:
    • Tali: Metode tradisional yang umum, menggunakan tali yang diikatkan secara silang atau melingkar untuk menarik selaput ke bawah. Contoh: djembe, kendang tradisional.
    • Pasak Kayu: Selaput diikatkan pada cincin, lalu cincin ditarik ke bawah oleh pasak kayu yang dipancangkan di badan drum. Contoh: beberapa gendang tradisional.
    • Ring dan Baut (Hoop and Lug System): Metode modern yang umum pada drum set. Selaput ditahan oleh cincin logam (hoop), yang kemudian ditarik ke bawah oleh baut (lugs) yang terpasang pada badan drum. Ini memungkinkan penyesuaian tegangan yang sangat presisi menggunakan kunci drum.

Proses pembuatan, terutama untuk drum tradisional dengan kulit alami, bisa sangat rumit dan membutuhkan keahlian khusus. Ketegangan selaput, bahkan cuaca, bisa memengaruhi suara instrumen.

Teknik Bermain dan Peran dalam Musik

Cara memainkan membranophone sangat beragam, mencerminkan fleksibilitas alat musik ini.

  • Memukul dengan Tangan: Banyak drum tradisional (gendang, kendang, conga, bongo, djembe, darbuka, rebana) dimainkan langsung dengan tangan. Teknik ini memungkinkan variasi suara yang kaya, mulai dari suara bass (bass tone) yang dihasilkan dari memukul bagian tengah, hingga suara tepukan (slap tone) yang tajam dari memukul tepi, serta berbagai nada terbuka (open tone). Kemahiran pemain tangan terletak pada variasi pukulan, posisi tangan, dan tekanan yang diberikan.
  • Memukul dengan Stik/Pemukul: Drum set, snare drum, bass drum, tom-tom, dan timpani umumnya dimainkan dengan stik atau pemukul khusus. Stik drum bervariasi dalam ukuran, berat, dan material ujungnya (kayu, felt, karet), yang semuanya memengaruhi suara. Pemukul timpani memiliki ujung yang lebih besar dan lembut (felt) untuk menghasilkan suara yang lebih dalam dan bulat.
  • Menggesek: Seperti pada cuíca atau lion’s roar. Gesekan pada selaput atau tongkat yang terhubung ke selaput menghasilkan suara yang unik, seringkali mendesis atau menyerupai suara hewan.
  • Menggetarkan dengan Suara (Humming): Seperti pada kazoo. Pita suara pemain menyebabkan selaput bergetar, menghasilkan efek mirliton yang mengubah timbre suara menjadi seperti “bersenandung” melalui alat tersebut.
  • Memukul dengan Palu (Mallet): Beberapa drum besar atau drum melodi (walaupun jarang) dimainkan dengan palu.

Peran membranophone dalam musik sangat sentral, terutama dalam menjaga irama dan ritme. Mereka membentuk tulang punggung (backbone) sebuah lagu, memberikan denyut dan struktur.

  • Instrumen Ritmis Utama: Di banyak genre musik, dari pop, rock, jazz, hingga musik tradisional berbagai budaya, drum set, gendang, atau perkusi lainnya adalah fondasi ritme.
  • Menambah Warna (Timbre): Berbagai jenis drum memberikan warna suara yang berbeda, menambah tekstur pada aransemen musik.
  • Sebagai Instrumen Melodi: Meskipun utamanya ritmis, beberapa membranophone seperti timpani bisa disetel nadanya dan digunakan untuk memainkan melodi atau harmoni.

Fakta Menarik Seputar Membranophone

  • Timpani yang Bisa Disetel: Timpani modern adalah salah satu membranophone yang paling canggih. Selaputnya bisa ditegangkan atau dikendurkan menggunakan pedal, memungkinkan pemain mengubah nada dengan cepat dan akurat selama pertunjukan.
  • Talking Drum: Drum berbentuk jam pasir dari Afrika Barat ini dinamakan talking drum karena pemain bisa meniru intonasi dan ritme bahasa manusia dengan mengubah ketegangan selaput menggunakan tali yang terhubung ke badan drum saat memukulnya. Ini memungkinkan drum “berbicara” dalam bahasa tonal.
  • Drum Tertua: Bukti arkeologis menunjukkan bahwa drum adalah salah satu alat musik tertua yang digunakan manusia, berasal dari ribuan tahun yang lalu di berbagai belahan dunia.
  • Penggunaan dalam Ritual: Di banyak kebudayaan, drum tidak hanya digunakan untuk hiburan, tetapi juga memiliki peran penting dalam ritual keagamaan, upacara adat, atau komunikasi jarak jauh. Getaran drum dipercaya bisa menghubungkan dunia fisik dan spiritual.
  • Selaput Sintetis vs. Kulit: Peralihan dari selaput kulit hewan ke sintetis adalah revolusi besar dalam pembuatan drum. Selaput sintetis lebih konsisten, tahan lama, dan tidak terlalu sensitif terhadap perubahan suhu dan kelembapan, membuat penyetelan lebih mudah.

Tips Merawat Membranophone

Agar membranophone kesayanganmu awet dan selalu menghasilkan suara terbaik, perawatan yang tepat itu penting.

  1. Jaga Kebersihan Selaput: Debu dan kotoran bisa menempel pada selaput. Bersihkan secara hati-hati menggunakan kain kering atau sedikit lembab (terutama selaput sintetis). Selaput kulit membutuhkan perawatan khusus agar tidak kering atau lembab berlebihan.
  2. Perhatikan Ketegangan: Jangan biarkan selaput terlalu tegang dalam waktu lama jika tidak dimainkan, terutama di lingkungan yang lembab. Untuk drum set, kendurkan sedikit baut-bautnya saat disimpan. Selaput yang terlalu tegang bisa sobek atau merusak badan drum.
  3. Simpan di Tempat yang Tepat: Hindari menyimpan membranophone di tempat yang terpapar langsung sinar matahari, suhu ekstrem, atau kelembapan tinggi. Perubahan suhu dan kelembapan adalah musuh utama selaput, terutama yang kulit.
  4. Periksa Badan Drum: Pastikan badan drum tidak retak, longgar, atau rusak. Kerusakan pada badan drum bisa memengaruhi resonansi dan kekuatan struktural instrumen.
  5. Untuk Drum Kulit: Jika kamu punya drum dengan selaput kulit, cari informasi spesifik cara perawatannya, karena biasanya memerlukan pelembap khusus atau cara penanganan yang berbeda agar kulit tetap lentur dan tidak kering.

Merawat alat musik bukan hanya menjaganya tetap berfungsi, tetapi juga menghargai instrumen itu sendiri dan warisan budaya yang diwakilinya.

Menggali Lebih Dalam: Akustik Membranophone

Suara yang dihasilkan oleh membranophone melibatkan interaksi kompleks antara selaput yang bergetar dan kolom udara di dalam atau di sekitar badan drum.

  • Mode Getaran: Selaput drum tidak hanya bergetar naik turun secara sederhana. Ia memiliki mode getaran yang kompleks, di mana bagian-bagian selaput bergetar ke arah yang berlawanan secara bersamaan. Mode-mode ini menghasilkan overtone atau nada-nada tambahan yang tidak harmonis (tidak kelipatan bulat dari nada dasar) dibandingkan dengan instrumen senar atau tiup. Inilah yang memberi drum suara perkusif yang unik.
  • Rongga Resonansi: Badan drum bertindak sebagai rongga resonansi yang memperkuat getaran selaput. Bentuk dan volume rongga ini memengaruhi frekuensi mana yang diperkuat dan frekuensi mana yang diredam, membentuk timbre akhir instrumen. Drum dengan rongga tertutup di bawah (seperti timpani atau bass drum) akan memiliki resonansi yang berbeda dengan drum yang terbuka di bawah (seperti conga atau djembe).
  • Penyetelan (Tuning): Menyetel membranophone berarti menyesuaikan ketegangan selaput. Semakin tegang selaput, semakin tinggi nada yang dihasilkan. Untuk drum set, penyetelan dilakukan pada baut-baut di sekeliling ring. Untuk timpani, menggunakan pedal. Penyetelan yang tepat sangat krusial, tidak hanya untuk mendapatkan nada yang diinginkan tetapi juga untuk memastikan selaput bergetar dengan efektif dan merata. Drum yang “fals” atau tidak disetel dengan baik akan terdengar mati atau memiliki resonansi yang buruk.

Memahami akustik dasar ini bisa membantu musisi atau penggemar musik lebih menghargai kerumitan di balik suara perkusi yang seringkali dianggap sederhana.

Penutup

Jadi, apa yang dimaksud dengan alat musik membranophone? Secara sederhana, mereka adalah instrumen yang menghasilkan suara dari getaran selaput yang direntangkan. Namun, di balik definisi itu terbentang dunia yang luas dan beragam, mencakup instrumen dari berbagai bentuk, ukuran, material, dan teknik bermain yang tersebar di seluruh penjuru bumi. Dari gendang tradisional yang mengiringi tarian adat, hingga drum set modern yang menggerakkan panggung konser, membranophone memegang peranan vital dalam ritme kehidupan dan musik kita. Mereka adalah bukti kejeniusan manusia dalam memanfaatkan bahan-bahan sederhana untuk menciptakan suara yang kompleks dan ekspresif.

Semoga artikel ini memberikan gambaran yang jelas dan menarik tentang dunia membranophone. Alat musik ini punya sejarah panjang dan kontribusi besar dalam evolusi musik global.

Punya pengalaman atau fakta menarik lain tentang alat musik membranophone? Atau mungkin kamu punya pertanyaan tentang instrumen tertentu? Yuk, bagikan di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar