Begini Cara Gampang Pahami Arti Estetik yang Lagi Ngetren
Pernahkah kamu mendengar kata “estetik” dan langsung terbayang sesuatu yang indah, punya gaya unik, atau vibes tertentu? Belakangan ini, kata estetik memang lagi sering banget dipakai, terutama di media sosial. Tapi, sebenernya apa sih makna di balik kata ini? Apakah cuma soal keindahan visual aja? Yuk, kita bedah bareng-bareng!
Memahami Akar Kata: Dari Filosofi Hingga Sensasi¶
Kalau ditarik mundur jauh ke belakang, kata “estetik” ini punya akar yang dalam lho. Bukan sekadar tren sesaat di internet. Konsep ini sudah jadi bahan diskusi para filsuf selama berabad-abad.
Estetik dalam Filsafat¶
Secara etimologis, kata “estetik” berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu aisthetikos, yang artinya “mampu merasakan melalui indra” atau “persepsi indrawi”. Jadi, awalnya, estetik ini lebih merujuk pada bagaimana kita merasakan sesuatu lewat pancaindra kita.
Filsuf Jerman bernama Alexander Baumgarten di abad ke-18 dianggap sebagai orang pertama yang menggunakan istilah aesthetics untuk merujuk pada studi tentang sensasi indrawi dan perasaan, terutama yang berkaitan dengan persepsi keindahan. Ia melihat estetik sebagai cabang filsafat yang mempelajari pengetahuan indrawi, kebalikan dari logika yang mempelajari pengetahuan rasional.
Setelah Baumgarten, banyak filsuf lain yang ikut membahas estetik, misalnya Immanuel Kant dan G.W.F. Hegel. Kant, dalam karyanya Critique of Judgment, menghubungkan estetik dengan penilaian selera (judgment of taste) terhadap keindahan, yang bersifat subyektif tapi universal (maksudnya, kita merasa itu indah, dan kita berharap orang lain juga merasakannya). Hegel melihat estetik sebagai studi tentang seni yang indah (beautiful art) dan posisinya dalam perkembangan roh atau ide. Intinya, di ranah filsafat, estetik ini punya makna yang luas, mencakup studi tentang keindahan, seni, pengalaman indrawi, dan penilaian selera.
Pergeseran Makna dari Masa ke Masa¶
Seiring waktu, pemahaman tentang estetik pun berkembang. Dulu mungkin lebih terfokus pada keindahan klasik yang proporsional dan harmonis, tapi kemudian meluas mencakup berbagai bentuk seni dan ekspresi, termasuk yang mungkin tidak dianggap “indah” secara konvensional, tapi tetap memberikan pengalaman indrawi atau intelektual yang unik. Munculnya berbagai aliran seni modern dan kontemporer menunjukkan betapa luasnya spektrum “estetik” itu.
Estetik mulai dipahami bukan hanya sebagai sifat objek itu sendiri (apakah dia indah atau tidak), tapi juga sebagai pengalaman subyektif yang dirasakan oleh pengamat. Bagaimana sebuah karya seni, sebuah pemandangan, atau bahkan sebuah desain produk, membuat kita merasa dan berpikir? Itulah wilayah estetik.
Estetik di Era Modern: Lebih dari Sekadar Indah¶
Nah, kalau di era sekarang, terutama di kalangan anak muda dan pengguna media sosial, makna estetik ini sedikit bergeser dan menjadi lebih populer. Estetik di sini seringkali merujuk pada gaya visual atau suasana (vibes) tertentu yang menarik, konsisten, dan punya ciri khas. Ini bisa diterapkan pada banyak hal, mulai dari penampilan diri, dekorasi ruangan, feed Instagram, sampai cara mengambil foto atau video.
Estetik Populer di Media Sosial¶
Media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Pinterest punya peran besar dalam mempopulerkan konsep estetik versi modern ini. Orang-orang berlomba-lomba menampilkan sisi “estetik” dari kehidupan mereka. Misalnya, foto makanan yang ditata cantik, outfit dengan kombinasi warna yang pas, kamar dengan pencahayaan dan dekorasi minimalis, atau video transisi yang mulus dengan filter dan musik tertentu.
Di sini, estetik bukan lagi murni diskusi filosofis tentang keindahan universal. Ini lebih tentang kurasi visual dan penciptaan mood atau vibes tertentu yang ingin ditampilkan. Tujuannya bisa macem-macem, mulai dari ekspresi diri, membangun personal branding, menarik perhatian, sampai sekadar mencari kesenangan dari menata sesuatu agar terlihat “enak dilihat”.
Ada banyak hashtag yang terkait dengan estetik di media sosial, menunjukkan betapa spesifiknya gaya-gaya ini. Contohnya #aestheticfeed, #roomaesthetic, #fashionaesthetic, #koreanaesthetic, dan masih banyak lagi.
Berbagai Macam Estetik yang Viral¶
Di dunia maya, muncul berbagai macam “genre” estetik yang punya ciri khas masing-masing. Ini kayak subkultur visual gitu. Menemukan estetik yang cocok buat kamu bisa jadi bagian dari pencarian identitas lho.
Beberapa contoh estetik populer yang mungkin sering kamu dengar:
- Minimalis: Fokus pada kesederhanaan, kebersihan, fungsi, dan sedikit elemen. Warna-warna netral seperti putih, abu-abu, hitam, dan krem sering jadi pilihan. Barang-barang minim, tata letak rapi. Tujuannya menciptakan kesan tenang, lapang, dan fokus.
- Cottagecore: Estetik yang terinspirasi kehidupan pedesaan Eropa yang ideal dan romantis. Ciri khasnya elemen alam, bunga-bunga, pakaian flowy, aktivitas seperti berkebun atau membuat kue, warna-warna pastel atau earthy tone. Kesannya hangat, nyaman, dan nostalgia.
- Dark Academia: Terinspirasi dari budaya klasik, literatur, seni, dan arsitektur gotik atau neoklasik, biasanya dengan vibes yang agak gelap, misterius, dan intelektual. Item yang sering muncul: buku-buku tua, perpustakaan, patung klasik, blazer tweed, kemeja, warna gelap seperti cokelat, burgundy, hijau tua.
- Indie/Grunge: Estetik yang identik dengan musik independen, gaya busana era 90-an, sedikit rebel, dan otentisitas. Pakaian oversized, flanel, ripped jeans, warna gelap, elemen vintage atau thrifted.
- Korean Aesthetic: Gaya yang terinspirasi dari budaya populer Korea Selatan (K-Pop, K-Drama). Biasanya identik dengan warna-warna cerah atau pastel, tampilan cute atau chic, skin care glowing, fashion item trendy.
- Vintage/Retro: Estetik yang meniru gaya dari era-era sebelumnya (misalnya 70-an, 80-an, 90-an). Bisa berupa pakaian, furniture, filter foto, atau dekorasi yang mengingatkan pada masa lalu.
- Bohemian (Boho): Identik dengan kebebasan, seni, musik, dan traveling. Ciri khasnya adalah perpaduan motif etnik, material alami, warna-warna cerah atau earthy tone, aksesori bertumpuk, dan kesan santai.
Setiap estetik ini punya “aturan main” atau elemen visual yang membentuknya. Orang-orang tertarik pada estetik tertentu karena resonansi emosional, identifikasi diri, atau sekadar karena suka dengan tampilannya.
Memilih atau menciptakan estetik bisa jadi cara mengekspresikan diri lho. Ini kayak memilih playlist musik yang sesuai mood atau gaya berpakaian yang bikin kamu nyaman dan percaya diri. Ini juga bisa jadi cara berkoneksi dengan orang lain yang punya selera estetik serupa, membentuk komunitas online atau offline.
Elemen-Elemen yang Membentuk Estetik¶
Apa saja sih yang bikin sesuatu terlihat “estetik” dalam konteks visual modern? Ternyata ada beberapa elemen utama yang berperan:
Warna dan Komposisi¶
Ini mungkin elemen paling kentara. Pilihan palet warna sangat menentukan mood sebuah estetik. Warna-warna lembut dan pastel memberikan kesan calm dan dreamy (cocok untuk Cottagecore atau Korean Aesthetic), sementara warna gelap dan kontras menciptakan vibes yang intens atau misterius (cocok untuk Dark Academia atau Grunge).
Selain warna, komposisi atau tata letak juga penting. Bagaimana elemen-elemen ditata dalam sebuah foto, sebuah ruangan, atau bahkan feed media sosialmu, akan sangat memengaruhi estetik keseluruhan. Apakah simetris, asimetris, minimalis dengan banyak ruang kosong, atau ramai dengan banyak detail? Semuanya berkontribusi pada estetik.
Tekstur dan Material¶
Elemen ini mungkin lebih terasa di dunia nyata, tapi bisa juga divisualisasikan lewat foto atau video. Tekstur permukaan (halus, kasar, lembut, mengkilap, doff) dan material yang digunakan (kayu, metal, kain, beton) memberikan feel atau sensasi tertentu yang memengaruhi estetik.
Misalnya, estetik Industrial sering menggunakan material metal, beton, dan kayu kasar untuk menciptakan kesan raw dan urban. Estetik Boho suka material alami seperti rotan, linen, dan macrame untuk kesan earthy dan santai.
Cahaya dan Bayangan¶
Pencahayaan punya kekuatan luar biasa untuk mengubah suasana. Cahaya natural di pagi hari memberikan kesan segar, sementara cahaya hangat dari lampu senar di malam hari menciptakan vibes nyaman dan intim. Bayangan yang jatuh juga bisa menambah kedalaman, drama, atau bahkan misteri pada sebuah visual.
Fotografi dan videografi sangat mengandalkan penggunaan cahaya dan bayangan untuk menciptakan estetik yang diinginkan. Golden hour (saat matahari terbit atau terbenam) sering dianggap sebagai waktu paling “estetik” untuk mengambil gambar karena cahayanya lembut dan hangat.
Konteks dan Narasi¶
Estetik tidak melulu soal tampilan visual murni. Seringkali, ada konteks atau narasi di baliknya yang menambah kedalaman dan makna. Sebuah objek vintage bisa terlihat estetik bukan hanya karena bentuknya, tapi juga karena kisahnya, dari mana asalnya, atau kesan nostalgia yang ditimbulkannya.
Misalnya, estetik Dark Academia diperkuat oleh asosiasinya dengan cerita-cerita misteri, filsafat klasik, dan suasana kampus tua yang penuh sejarah. Estetik Cottagecore mendapat kekuatannya dari narasi tentang kehidupan sederhana yang damai dan harmonis dengan alam. Konteks budaya, sejarah, atau bahkan cerita pribadi bisa membuat sesuatu terasa lebih “estetik” dan bermakna bagi kita.
Mengapa Estetik Itu Penting?¶
Mungkin ada yang berpikir, “Ah, estetik itu cuma buat pamer di medsos aja.” Eits, tunggu dulu! Estetik punya peran yang lebih dalam dari itu lho, baik dalam kehidupan pribadi maupun di masyarakat luas.
Ekspresi Diri dan Identitas¶
Memilih dan menampilkan estetik tertentu adalah cara ampuh untuk mengekspresikan siapa diri kita. Ini bisa jadi cara menunjukkan minat, nilai-nilai, kepribadian, atau bahkan mood kita. Gaya berpakaian, dekorasi kamar, atau playlist musik yang kita dengarkan, semuanya bisa jadi cerminan dari estetik personal kita. Ini membantu kita merasa autentik dan percaya diri.
Di ranah digital, mengkurasi feed atau profil dengan estetik tertentu bisa jadi bagian dari membangun identitas digital atau personal branding. Ini memberitahu orang lain “begini lho gaya dan vibes-ku”.
Menciptakan Pengalaman¶
Estetik tidak hanya dinikmati secara visual, tapi juga bisa memengaruhi perasaan dan mood kita. Ruangan yang ditata dengan estetik minimalis bisa membuat kita merasa tenang dan fokus. Taman dengan estetik Cottagecore bisa membuat kita merasa damai dan dekat dengan alam.
Dalam bidang desain produk, arsitektur, atau marketing, estetik punya peran penting untuk menciptakan pengalaman yang menarik bagi konsumen. Kemasan produk yang estetik, tata letak toko yang eye-catching, atau website dengan desain menarik, semuanya bisa memengaruhi keputusan pembelian dan persepsi orang terhadap brand. Estetik bisa membuat sesuatu terasa premium, funky, hangat, atau apa pun vibe yang ingin disampaikan.
Koneksi dan Komunitas¶
Seperti yang sudah disinggung sedikit, estetik bisa jadi jembatan untuk terhubung dengan orang lain. Menemukan orang yang punya selera estetik serupa bisa menciptakan rasa memiliki dan kebersamaan. Banyak komunitas online yang terbentuk berdasarkan estetik tertentu, tempat orang berbagi tips, inspirasi, dan saling mengapresiasi karya.
Ini menunjukkan bahwa estetik bukan sekadar preferensi visual individu, tapi juga bisa menjadi penanda identitas sosial dan basis untuk membentuk subkultur.
Bagaimana Menemukan atau Menciptakan Estetikmu Sendiri?¶
Kalau kamu merasa tertarik dengan konsep estetik ini dan ingin menemukan atau menciptakan gayamu sendiri, ini dia beberapa tips yang bisa kamu coba:
Eksplorasi dan Observasi¶
Mulailah dengan membuka mata lebar-lebar. Lihat sekelilingmu, di dunia nyata maupun di dunia maya.
* Perhatikan ruangan, bangunan, alam, pakaian orang.
* Jelajahi platform seperti Pinterest, Instagram, Tumblr, atau bahkan majalah dan buku.
* Cari inspirasi dari film, musik, atau karya seni.
* Identifikasi apa yang menarik perhatianmu. Warna apa yang kamu suka? Gaya visual seperti apa yang bikin kamu nyaman atau terkesan?
Kenali Diri Sendiri¶
Estetik yang paling autentik biasanya berasal dari dalam diri.
* Apa yang kamu suka? Hobi apa yang kamu tekuni?
* Nilai-nilai apa yang penting bagimu?
* Mood seperti apa yang ingin kamu rasakan atau tunjukkan? Apakah kamu suka ketenangan, keceriaan, misteri, atau yang lainnya?
* Gaya hidup seperti apa yang kamu jalani atau impikan? Apakah kamu suka kesederhanaan, kemewahan, petualangan, atau kenyamanan di rumah?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini bisa jadi petunjuk untuk menemukan estetik yang cocok dengan kepribadianmu.
Bereksperimen dan Berkarya¶
Jangan takut untuk mencoba hal-hal baru.
* Coba padu padan pakaian yang berbeda.
* Tata ulang kamarmu.
* Eksperimen dengan filter foto atau aplikasi edit video.
* Coba buat mood board (kolase gambar) dari hal-hal yang kamu suka.
* Jangan khawatir jika hasilnya tidak langsung sempurna. Estetik personal itu berkembang seiring waktu.
Proses menemukan estetikmu adalah perjalanan yang menyenangkan. Ini tentang bereksperimen, menemukan apa yang feels right untukmu, dan berani menunjukkannya.
Fakta Menarik Seputar Estetik¶
- Ada Ilmu Estetik: Studi tentang estetik dalam filsafat disebut Aesthetics. Ini adalah cabang filsafat yang cukup serius lho, membahas sifat seni, keindahan, dan selera.
- Estetik Dipengaruhi Budaya & Sejarah: Apa yang dianggap estetik di satu budaya atau era bisa sangat berbeda dengan budaya atau era lain. Standar keindahan dan gaya terus berubah seiring waktu.
- Ada yang Namanya Anti-Estetik: Nggak semua orang suka yang serba “indah” atau “rapi” menurut standar umum. Ada juga tren atau preferensi yang justru embraces ugliness, kekacauan, atau tampilan yang sengaja nggak enak dilihat (misalnya estetik Brutalism dalam arsitektur atau beberapa genre musik eksperimental). Ini menunjukkan betapa luasnya spektrum estetik itu.
Tabel Perbandingan Estetik Populer (Contoh)¶
Biar makin jelas bedanya, ini dia perbandingan singkat beberapa estetik yang sering muncul:
Nama Estetik | Ciri Khas Utama | Contoh Item/Tema yang Identik | Kesan/Vibes yang Diberikan |
---|---|---|---|
Minimalis | Sederhana, bersih, fungsional, sedikit elemen | Warna netral (putih, abu), garis lurus, ruang kosong, sedikit barang | Tenang, rapi, fokus, lapang |
Cottagecore | Pedesaan, alam, vintage, flowy, nyaman | Gaun bunga, piknik, rajutan, tanaman hias, motif floral | Hangat, damai, nostalgia |
Dark Academia | Literasi, klasik, misterius, vintage, intelektual | Buku tua, perpustakaan, blazer tweed, warna gelap (cokelat, burgundy) | Serius, misterius, elegan |
Bohemian | Bebas, etnik, alami, warna cerah/earthy, seni | Motif etnik, material rotan/linen, aksesori bertumpuk, makrame | Santai, artistik, ceria |
Korean Aesthetic | Cerah/pastel, cute/ chic, glowing, tren | Pakaian oversized, skin care, bubble tea, cafe lucu | Muda, fresh, stylish |
Tabel ini cuma sebagian kecil lho. Masih banyak banget jenis estetik lain di luar sana!
Kesimpulan¶
Jadi, apa yang dimaksud dengan estetik? Estetik adalah konsep yang luas. Secara filosofis, ia adalah studi tentang persepsi indrawi, keindahan, seni, dan selera. Di era modern, terutama di dunia digital, estetik lebih sering merujuk pada gaya visual, suasana (vibes), dan kurasi elemen untuk menciptakan tampilan yang menarik dan kohesif.
Estetik bukan cuma soal terlihat “indah” di permukaan, tapi juga cara kita mengekspresikan diri, menciptakan pengalaman, dan terhubung dengan orang lain. Menemukan dan mengolah estetik personal bisa jadi petualangan yang seru dan bermakna.
Gimana, sekarang udah lebih paham kan apa itu estetik? Estetikmu sendiri kayak gimana sih? Yuk, share di kolom komentar di bawah!
Posting Komentar