Apa Sih Resensi Buku Itu? Yuk, Pahami Dasar-Dasarnya!
Bayangin aja, kamu baru selesai baca buku yang seru banget atau malah yang bikin kamu mikir keras. Pasti ada dorongan buat cerita-cerita, kan? Nah, resensi buku itu intinya adalah bentuk tulisan yang isinya penilaian atau ulasan kamu terhadap sebuah buku. Jadi, bukan sekadar “bukunya bagus” atau “jelek”, tapi lebih dalam dari itu.
Resensi buku ini ibarat jembatan antara penulis, buku, dan calon pembaca. Lewat resensi, seorang pembaca (kamu!) bisa berbagi pengalaman dan pandangan pribadi tentang buku yang udah dibaca, kasih tahu kelebihan dan kekurangannya, serta ngasih rekomendasi apakah buku itu layak dibaca atau nggak sama orang lain. Tujuannya jelas, yaitu memberikan informasi dan gambaran kepada khalayak luas tentang isi dan kualitas sebuah buku.
Resensi itu nggak cuma soal mengungkapkan pendapat, lho. Di dalamnya, kamu diajak buat menganalisis, mengevaluasi, dan menginterpretasikan isi buku secara objektif (sebisa mungkin!) tapi juga subyektif (karena ini kan pandangan personal). Jadi, kamu nggak cuma merangkum ceritanya, tapi juga bedah isinya, gaya penulisannya, sampai pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Ini bikin resensi jadi lebih dari sekadar sinopsis.
Lewat resensi, calon pembaca bisa dapat gambaran awal yang lumayan lengkap sebelum memutuskan buat beli atau baca bukunya. Mereka bisa lihat cuplikan isi, tahu tema utamanya apa, gimana gaya penulisannya, dan yang paling penting, pandangan orang lain yang udah selesai membacanya. Ini tentu sangat membantu dalam memilih buku di tengah banjirnya judul-judul baru yang terus bermunculan.
Anatomi Resensi Buku: Apa Aja Isinya?¶
Resensi buku itu biasanya punya struktur standar, meskipun bisa bervariasi tergantung medianya atau gaya penulisnya. Tapi secara umum, ada beberapa komponen penting yang wajib ada biar resensi kamu informatif dan enak dibaca. Memahami bagian-bagian ini penting banget kalau kamu mau coba nulis resensi sendiri.
Identitas Buku¶
Bagian ini letaknya di awal resensi. Fungsinya buat kasih tahu pembaca buku apa yang sedang kamu ulas. Informasinya harus lengkap dan akurat supaya calon pembaca nggak bingung nyari bukunya. Detail-detail ini mutlak perlu dicantumkan.
Apa aja yang termasuk identitas buku?
* Judul Buku: Pastikan judulnya benar, termasuk anak judul kalau ada.
* Penulis/Pengarang: Sebutkan nama lengkap penulisnya.
* Penerbit: Penting untuk tahu siapa yang menerbitkan buku ini.
* Tahun Terbit: Informasi kapan buku ini pertama kali atau terakhir kali diterbitkan ulang (tergantung edisi yang kamu baca).
* Jumlah Halaman: Memberikan gambaran ketebalan buku.
* Nomor ISBN: Kode unik buku, sangat membantu pencarian.
* Genre: Fiksi (novel, antologi puisi/cerpen, komik), Non-fiksi (biografi, sejarah, sains populer, pengembangan diri), dll.
Identitas buku ini kayak data diri buku tersebut. Tanpa informasi ini, resensi kamu jadi kurang kuat dan susah dilacak sama pembaca yang tertarik.
Sinopsis Singkat¶
Ini bagian di mana kamu merangkum isi buku, tapi ingat baik-baik: sinopsis di resensi itu singkat dan tanpa spoiler major! Tujuannya cuma ngasih gambaran umum tentang alur cerita (kalau fiksi) atau topik utama yang dibahas (kalau non-fiksi). Kamu nggak perlu menceritakan semua detail atau ending-nya.
Fokus sinopsis adalah memperkenalkan premis cerita atau gagasan utama buku tersebut. Kalau novel, ceritakan setting awalnya, tokoh utamanya siapa, konflik utamanya apa. Kalau non-fiksi, jelaskan topik apa yang dibahas, pendekatan penulisnya gimana, dan kenapa topik itu penting. Intinya, buat pembaca penasaran tapi nggak merusak pengalaman membaca mereka nanti.
Analisis dan Penilaian¶
Nah, ini dia jantungnya resensi! Di bagian ini, kamu curahkan semua pendapat dan analisis kamu tentang buku tersebut. Kamu nggak cuma cerita ulang, tapi bedah isinya dari berbagai sudut pandang. Ini tempatnya kamu mengungkapkan kekuatan dan kelemahan buku itu.
Ada banyak aspek yang bisa kamu analisis dan nilai, tergantung jenis bukunya:
* Alur Cerita (Plot): Gimana cara penulis membangun cerita? Apakah alurnya mulus, penuh kejutan, atau membosankan? Apakah konflik terselesaikan dengan baik?
* Pengembangan Karakter (Character Development): Kalau fiksi, gimana karakter-karakternya? Apakah mereka terasa hidup, konsisten, dan berkembang sepanjang cerita?
* Gaya Penulisan (Writing Style): Gimana bahasa yang digunakan penulis? Mudah dipahami atau rumit? Puitis, lugas, atau jenaka? Apakah gaya penulisannya cocok dengan tema buku?
* Tema dan Pesan (Themes and Messages): Ide-ide besar apa yang diangkat dalam buku ini? Apakah pesannya tersampaikan dengan jelas dan kuat?
* Setting/Latar (Setting): Kalau fiksi, gimana deskripsi tempat dan waktu dalam cerita? Apakah terasa nyata dan mendukung alur?
* Struktur Buku: Gimana buku ini disusun? Apakah pembagian babnya efektif?
* Kualitas Informasi/Argumen (untuk Non-fiksi): Apakah data atau argumen yang disajikan akurat, relevan, dan meyakinkan?
Saat menganalisis, jangan cuma bilang “karakternya bagus”. Jelaskan kenapa kamu bilang begitu, kasih contoh spesifik dari buku! Misalnya, “Saya suka karakter si A karena dia menunjukkan perkembangan yang signifikan; di awal dia penakut tapi di akhir dia berani mengambil risiko, contohnya di bab 7 ketika dia memutuskan…”. Ini bikin penilaian kamu lebih kredibel dan bermanfaat bagi pembaca resensi.
Kesimpulan dan Rekomendasi¶
Setelah panjang lebar menganalisis, saatnya merangkum pendapat kamu di bagian akhir. Di sini kamu berikan penilaian akhir secara keseluruhan. Kamu bisa kasih rating (kalau suka pakai rating, misalnya dari 1-5 bintang) atau sekadar rangkuman pendapat kamu.
Bagian paling penting dari kesimpulan adalah rekomendasi. Kamu bisa jawab pertanyaan: “Untuk siapa buku ini cocok?” atau “Siapa yang sebaiknya baca buku ini?”. Misalnya, “Buku ini sangat direkomendasikan untuk penggemar fantasi epik yang suka world-building kompleks” atau “Meskipun temanya berat, buku ini cocok untuk pembaca yang tertarik pada isu sosial tertentu”. Kamu juga bisa sebutkan kalangan pembaca seperti apa yang mungkin tidak menikmati buku ini, misalnya “Bagi yang mencari bacaan ringan, buku ini mungkin terasa terlalu padat”.
Bagian ini membantu calon pembaca menentukan apakah buku tersebut sesuai dengan minat dan selera mereka. Jadilah jujur dan jelas dalam rekomendasi kamu.
Kenapa Sih Kita Perlu Nulis Resensi Buku?¶
Mungkin ada yang mikir, “Ngapain repot-repot nulis resensi? Baca aja udah cukup.” Eits, jangan salah! Menulis resensi itu punya banyak banget manfaat, nggak cuma buat orang lain, tapi juga buat diri kamu sendiri sebagai pembaca. Ini dia beberapa alasannya:
Mengasah Daya Kritis dan Analisis¶
Saat kamu mau nulis resensi, otomatis kamu akan membaca buku dengan cara yang berbeda. Kamu jadi lebih aware sama detail-detail, gaya bahasa, alur cerita, dan karakter. Kamu nggak cuma nerima informasinya, tapi juga memproses dan mengevaluasinya. Ini melatih otak kamu buat berpikir kritis dan menganalisis sesuatu lebih dalam, nggak cuma di dunia buku tapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Kamu jadi bertanya, “Kenapa penulis memilih sudut pandang ini?”, “Apakah twist ini terasa logis?”, “Apakah argumennya didukung bukti yang kuat?”. Pertanyaan-pertanyaan ini melatih kemampuan analisis kamu.
Meningkatkan Kemampuan Menulis¶
Praktik membuat sempurna! Semakin sering kamu menulis resensi, semakin lancar kamu merangkai kata, menyusun argumen, dan menyampaikan ide secara jelas. Kamu belajar gimana caranya bikin kalimat efektif, menyusun paragraf yang koheren, dan menggunakan bahasa yang menarik. Ini investasi yang bagus banget buat skill menulis kamu, lho!
Kamu juga jadi terbiasa menuangkan pikiran dari kepala ke dalam tulisan. Ini bukan skill remeh, apalagi di era digital sekarang di mana komunikasi tertulis sangat dominan.
Berbagi Passion dan Rekomendasi¶
Kalau kamu suka banget sama buku, pasti ada dorongan buat merekomendasikan buku-buku bagus ke orang lain, kan? Menulis resensi adalah salah satu cara paling efektif buat melakukan itu. Kamu bisa berbagi insight kamu, bikin orang lain penasaran, dan hopefully bikin mereka juga jatuh cinta sama buku yang kamu suka.
Sebaliknya, kalau kamu nemu buku yang nggak klik atau malah mengecewakan, kamu juga bisa berbagi warning (dengan cara yang baik!) supaya orang lain bisa pertimbangkan. Ini bikin kamu jadi semacam “kurator” atau filter informasi yang berguna buat komunitas pembaca.
Membangun Kebiasaan Membaca yang Lebih Baik¶
Dengan niat buat menulis resensi, kamu jadi lebih terdorong untuk menyelesaikan buku dan memperhatikan isinya baik-baik. Ini bisa bikin kebiasaan membaca kamu jadi lebih terstruktur dan bertujuan. Kamu nggak cuma baca sekadar menghabiskan waktu, tapi membaca dengan niat untuk memahami dan nantinya bisa berbagi pemahaman itu.
Selain itu, proses mengingat detail-detail untuk ditulis dalam resensi juga membantu kamu menyimpan informasi dari buku lebih lama di memori.
Terhubung dengan Komunitas Pembaca¶
Saat kamu mempublikasikan resensi kamu (di blog, media sosial, atau platform resensi), kamu membuka diri untuk diskusi. Orang lain bisa berkomentar, setuju, nggak setuju, atau berbagi pandangan mereka sendiri. Ini cara yang asyik banget buat ketemu sesama book lovers, tukar pikiran, dan memperluas wawasan tentang buku.
Kamu bisa dapat feedback yang membangun tentang gaya resensi kamu, atau malah dapat rekomendasi buku lain dari orang yang punya selera mirip. Komunitas ini bisa sangat mendukung dan memperkaya pengalaman membaca kamu.
Kenapa Sih Kita Perlu Baca Resensi Buku?¶
Oke, menulis resensi itu bermanfaat buat yang nulis. Tapi gimana dengan yang baca? Kenapa kita perlu meluangkan waktu buat baca resensi orang lain? Ternyata manfaatnya nggak kalah banyak, lho!
Mendapat Gambaran Awal Sebelum Membaca¶
Ini manfaat paling evident. Resensi itu kayak preview atau trailer sebuah buku (tapi dalam bentuk tulisan dan opini). Sebelum kamu memutuskan buat investasi waktu dan uang buat baca sebuah buku, kamu bisa intip dulu resensinya. Kamu bisa tahu garis besar ceritanya, gaya penulisnya, dan pandangan pembaca lain yang udah selesai.
Ini mengurangi risiko kamu membaca buku yang ternyata nggak sesuai selera atau ekspektasi. Kamu bisa jadi lebih selektif dalam memilih bacaan, terutama kalau waktu membaca kamu terbatas.
Menemukan Buku-buku Baru¶
Sering bingung mau baca apa lagi? Resensi bisa jadi tambang emas buat menemukan rekomendasi buku yang nggak terduga. Saat kamu baca resensi dari seseorang yang punya selera baca mirip kamu, kemungkinan besar rekomendasi mereka juga akan klop sama kamu.
Kamu juga bisa menemukan buku-buku yang mungkin luput dari perhatian kamu di toko buku atau daftar best-seller. Resensi dari pembaca lain seringkali menyorot permata tersembunyi.
Melihat Berbagai Sudut Pandang¶
Setiap orang membaca dengan latar belakang, pengalaman, dan preferensi yang berbeda. Resensi memungkinkan kamu melihat bagaimana orang lain menginterpretasikan buku yang sama. Mungkin ada detail atau tema yang kamu lewatkan saat membaca, tapi disorot oleh peresensi lain.
Membaca resensi yang berbeda (bahkan yang kontradiktif) tentang buku yang sama bisa sangat membuka pikiran. Kamu jadi sadar bahwa sebuah buku bisa punya makna atau dampak yang berbeda bagi setiap pembaca. Ini juga melatih toleransi terhadap perbedaan pendapat.
Mempertimbangkan Kelebihan dan Kekurangan¶
Resensi yang baik nggak cuma bahas yang bagus-bagus aja, tapi juga kekurangan buku tersebut. Ini membantu kamu mendapatkan gambaran yang seimbang. Kamu jadi tahu apa yang mungkin kamu suka dan apa yang mungkin akan mengganggu kamu dari buku itu.
Misalnya, sebuah resensi bilang alurnya lambat tapi karakternya kuat. Kalau kamu tipe pembaca yang sabar dan suka karakterisasi mendalam, kamu mungkin tetap tertarik. Tapi kalau kamu suka cerita yang bergerak cepat, resensi itu jadi warning buat kamu.
Menjadi Bagian dari Komunitas Pembaca¶
Sama seperti menulisnya, membaca resensi juga menghubungkan kamu dengan komunitas. Kamu bisa ikut diskusi di kolom komentar, memberikan like atau apresiasi pada resensi yang membantu kamu, dan merasa jadi bagian dari ekosistem pembaca yang aktif.
Ini menciptakan lingkungan yang suportif dan bisa jadi sumber motivasi buat terus membaca dan mengeksplorasi lebih banyak buku.
Tips Menulis Resensi Buku yang Asyik dan Bermanfaat¶
Udah paham apa itu resensi dan kenapa penting? Sekarang kalau kamu tertarik buat coba nulis sendiri, ini dia beberapa tips biar resensi kamu nggak cuma informatif tapi juga asyik dibaca!
1. Baca Buku dengan Seksama & Catat¶
Ini prasyarat utama. Jangan resensi buku yang belum kamu baca sampai selesai (kecuali resensi “sedang dibaca” atau ulasan parsial, tapi itu beda cerita). Saat membaca, usahakan aktif. Siapkan catatan, baik di buku catatan fisik atau digital. Catat hal-hal penting seperti:
* Nama-nama karakter (kalau banyak)
* Kutipan-kutipan menarik atau penting
* Ide-ide atau tema yang menonjol
* Bagian yang bikin kamu bingung, nggak setuju, atau malah kagum
* Kelebihan dan kekurangan yang kamu temukan sepanjang membaca
Catatan ini akan sangat membantu kamu saat mulai menulis, jadi nggak perlu bolak-balik nyari bagian tertentu di buku.
2. Kenali Audiens Kamu¶
Kamu nulis resensi ini buat siapa? Buat pembaca umum di blog? Buat sesama anggota klub buku? Atau buat tugas kuliah? Audiens ini akan mempengaruhi gaya bahasa dan level detail yang kamu berikan. Kalau buat umum, gunakan bahasa yang lebih santai dan hindari istilah-istilah teknis yang rumit. Kalau buat komunitas spesifik, kamu bisa sesuaikan gaya bahasa dan referensi.
Mengetahui audiens membantu kamu menentukan tone resensi, apakah lebih formal atau kasual, apakah perlu penjelasan latar belakang yang mendetail atau tidak, dan sebagainya.
3. Bersikaplah Jujur tapi Konstruktif¶
Resensi adalah pendapat pribadi, jadi jujur itu penting. Tapi kejujuran harus dibarengi dengan sikap konstruktif. Kalau kamu nggak suka sebuah buku, jelaskan kenapa kamu nggak suka, dan usahakan alasannya valid dan terkait dengan isi buku, bukan sekadar sentimen pribadi yang nggak jelas.
Hindari serangan personal terhadap penulis. Kritiklah karyanya, bukan orangnya. Sampaikan kekurangan dengan bahasa yang sopan dan usahakan didukung dengan contoh konkret dari buku. Ingat, tujuannya adalah memberikan informasi yang seimbang, bukan menjatuhkan.
4. Berikan Contoh Spesifik¶
Seperti yang udah disebutin di bagian anatomi, penilaian kamu akan lebih kuat kalau disertai contoh konkret. Jangan cuma bilang “gaya bahasanya indah”. Jelaskan, “Gaya bahasanya puitis, terlihat dari pilihan kata-kata seperti ‘embun memeluk pagi’ (halaman 45) yang menciptakan suasana syahdu”. Contoh ini bikin resensi kamu jadi lebih meyakinkan dan memberikan gambaran nyata bagi pembaca resensi.
Ini berlaku untuk kelebihan maupun kekurangan. Kalau karakternya nggak konsisten, sebutkan di bagian mana inkonsistensi itu terjadi (tanpa spoiler parah).
5. Hati-hati dengan Spoiler¶
Ini sangat penting, terutama untuk fiksi. Sebisa mungkin hindari spoiler besar yang bisa merusak kejutan bagi pembaca baru. Kalau memang terpaksa harus membahas plot twist atau ending untuk mendukung analisis kamu, berikan peringatan spoiler yang jelas di awal bagian tersebut.
Spoiler minor (misalnya memperkenalkan konflik awal) masih oke, tapi spoiler major (mengungkapkan siapa pembunuhnya di novel misteri) itu dosa besar dalam dunia resensi!
6. Struktur Resensi Kamu dengan Logis¶
Susun resensi kamu supaya alurnya enak diikuti. Struktur standar (Identitas - Sinopsis - Analisis/Penilaian - Kesimpulan/Rekomendasi) biasanya paling mudah dipahami. Gunakan sub-judul atau paragraf yang jelas untuk memisahkan ide-ide yang berbeda. Ini membantu pembaca menangkap poin-poin utama resensi kamu tanpa kebingungan.
Kalau kamu membahas beberapa aspek buku (karakter, plot, gaya bahasa) dalam bagian analisis, pisahkan juga pembahasannya dalam paragraf-paragraf terpisah atau bahkan sub-sub-judul kecil (pakai ###
) biar rapi.
7. Revisi dan Koreksi (Proofread)¶
Sebelum mempublikasikan resensi, baca ulang baik-baik. Periksa apakah ada salah ketik (typo), kesalahan tata bahasa, atau kalimat yang rancu. Resensi yang rapi dan minim kesalahan menunjukkan bahwa kamu serius dalam menuliskannya.
Minta teman untuk membaca draf resensi kamu juga bisa membantu, karena kadang kita luput melihat kesalahan di tulisan sendiri. Proofreading adalah langkah terakhir yang krussial untuk memastikan resensi kamu profesional (walaupun gayanya santai) dan mudah dipahami.
Kesalahan Umum Saat Menulis Resensi¶
Selain tips biar resensi kamu bagus, ada juga beberapa jebakan yang seringkali bikin resensi jadi kurang efektif atau bahkan annoying bagi pembaca. Hindari kesalahan-kesalahan ini ya!
- Cuma Merangkum Cerita: Ini kesalahan paling sering. Resensi bukan ringkasan buku atau sinopsis panjang. Kamu perlu sinopsis singkat, tapi fokus utamanya adalah analisis dan penilaian kamu terhadap buku tersebut. Kalau isinya cuma cerita ulang dari awal sampai akhir, itu namanya rangkuman, bukan resensi.
- Terlalu Subjektif Tanpa Alasan: Boleh banget kasih pendapat pribadi, namanya juga resensi evaluatif. Tapi jangan cuma bilang “Aku benci banget buku ini” tanpa menjelaskan kenapa kamu benci. Pendapat tanpa dasar atau contoh spesifik itu nggak informatif.
- Spoiler yang Menggila: Udah dibahas di tips, tapi ini penting banget. Spoiler bisa bikin calon pembaca bete dan nggak jadi baca bukunya. Jadi, waspada!
- Terlalu Umum dan Vague: Menulis “bukunya bagus banget” atau “ceritanya seru” itu nggak cukup. Jelaskan kenapa bagus atau seru. Bagian mana yang seru? Aspek apa dari bukunya yang membuat kamu berkesan? Detil itu kuncinya.
- Mengabaikan Identitas Buku: Lupa mencantumkan judul lengkap, penulis, atau penerbit bisa bikin calon pembaca susah nyari bukunya. Informasi dasar ini wajib ada.
- Gaya Bahasa yang Tidak Konsisten: Kalau kamu memutuskan pakai gaya santai, pertahankan dari awal sampai akhir. Campur aduk gaya formal dan santai tanpa alasan jelas bisa bikin resensi terasa aneh.
- Penilaian Tidak Adil: Memberikan penilaian yang ekstrem (terlalu memuji atau terlalu mencerca) tanpa justifikasi yang kuat dan seimbang. Buku yang jelek sekalipun mungkin punya satu-dua kelebihan, dan buku yang bagus juga bisa punya kekurangan. Usahakan lihat dari dua sisi.
Menghindari kesalahan-kesalahan ini akan membuat resensi kamu jadi lebih bermanfaat dan dihargai oleh pembaca lain.
Di Mana Kita Bisa Berbagi Resensi?¶
Kamu udah selesai nulis resensi yang keren. Sekarang, di mana nih kamu bisa membagikannya supaya dibaca orang lain? Banyak banget platform yang bisa kamu gunakan, baik online maupun offline.
- Platform Khusus Resensi Buku: Goodreads adalah yang paling populer di dunia. Kamu bisa bikin profil, catat buku yang udah dibaca, kasih rating, dan nulis resensi. Ada juga komunitasnya di sana. Di Indonesia ada beberapa platform serupa, coba cari aja.
- Blog Pribadi: Kalau kamu suka nulis dan punya personal space sendiri, blog adalah pilihan yang bagus. Kamu punya kontrol penuh atas tampilan dan konten resensi kamu.
- Media Sosial: Instagram (dengan Bookstagram), Twitter (dengan Booktwt), YouTube (dengan Booktube), dan TikTok (dengan Booktok) adalah platform yang lagi naik daun buat berbagi ulasan buku dalam format yang lebih visual atau pendek.
- Forum Online atau Komunitas Baca: Banyak forum atau grup di media sosial (Facebook, Telegram, Discord) yang punya channel khusus buat berbagi resensi antar anggota.
- Website Penerbit atau Toko Buku Online: Beberapa penerbit atau toko buku online menyediakan kolom ulasan atau resensi dari pembaca langsung di halaman produk buku mereka.
- Media Massa/Literary Website: Kalau resensi kamu punya bobot analisis yang lebih dalam atau gaya yang lebih formal, kamu bisa coba kirimkan ke media massa (koran, majalah) atau website/blog yang fokus pada sastra dan buku.
Pilih platform yang paling sesuai dengan gaya resensi kamu dan audiens yang ingin kamu jangkau. Yang penting, jangan ragu buat berbagi suara kamu!
Fakta Menarik Seputar Resensi¶
Tahukah kamu, praktik mengulas buku ini sudah ada sejak lama? Salah satu jurnal ulasan buku paling awal yang diketahui adalah Journal des sçavans di Prancis, yang mulai terbit tahun 1665. Jadi, kegiatan ini bukan tren baru, tapi sudah jadi bagian dari dunia literasi selama berabad-abad!
Dulu, resensi mungkin cuma ada di media cetak dan ditulis oleh kritikus profesional. Tapi di era digital sekarang, siapa pun bisa jadi peresensi! Dengan adanya blog, media sosial, dan platform seperti Goodreads, setiap pembaca punya kesempatan buat menyuarakan pendapatnya tentang buku yang mereka baca. Ini demokratisasi resensi, lho!
Resensi, baik yang positif maupun negatif, bisa punya pengaruh besar terhadap penjualan dan popularitas sebuah buku. Satu resensi bagus dari kritikus terkenal bisa melambungkan nama penulis dan bukunya. Sebaliknya, resensi negatif yang viral juga bisa berdampak signifikan. Ini menunjukkan betapa kuatnya peran sebuah ulasan.
Ada juga fenomena “review bombing”, yaitu ketika banyak orang memberikan rating rendah atau resensi negatif secara beramai-ramai (kadang tanpa membaca bukunya) karena alasan non-literer, misalnya kontroversi terkait penulis atau tema buku. Ini sisi negatif dari “demokratisasi” resensi yang perlu kita waspadai sebagai pembaca kritis.
Menulis Resensi: Lebih Dari Sekadar Tugas¶
Jadi, apa yang dimaksud dengan resensi buku? Intinya, itu adalah tulisan penilaian yang kritis, analitis, dan subjektif tentang sebuah buku, dibuat untuk memberikan informasi dan rekomendasi kepada calon pembaca lain. Lebih dari itu, resensi adalah cara buat kamu terlibat lebih dalam dengan apa yang kamu baca, mengembangkan kemampuan berpikir dan menulis, serta terhubung dengan komunitas pembaca lainnya.
Jangan anggap menulis resensi itu beban atau tugas yang berat. Anggap aja itu kesempatan buat merayakan buku yang kamu suka, atau mendiskusikan secara konstruktif buku yang kurang kamu nikmati. Setiap resensi, sekecil apapun, bisa jadi lentera kecil yang membantu pembaca lain menemukan buku impian mereka atau menghindari buku yang tidak sesuai seleranya.
Mulai aja dari buku yang paling kamu suka atau paling berkesan. Tulis dengan gaya kamu sendiri, nggak perlu takut salah. Yang penting, sampaikan pendapat kamu dengan jelas dan jujur. Selamat mencoba jadi peresensi!
Bagaimana dengan kamu? Pernah mencoba menulis resensi? Atau lebih suka membaca resensi orang lain? Ceritakan pengalaman atau pendapatmu di kolom komentar di bawah, yuk!
Posting Komentar