Panduan Lengkap: Apa Sebenarnya Kerajaan Allah Itu?
Kerajaan Allah, sebuah frasa yang sering kita dengar terutama dalam ajaran kekristenan, bukanlah sekadar lokasi geografis di peta atau sebuah negara dengan batas-batas fisik yang jelas. Konsep ini jauh lebih dalam dan luas dari itu. Secara sederhana, Kerajaan Allah bisa diartikan sebagai pemerintahan, kekuasaan, atau kedaulatan Allah. Ini adalah realitas di mana kehendak Allah sepenuhnya ditaati dan dilaksanakan.
Ketika kita bicara tentang Kerajaan Allah, kita sedang membahas tentang domain di mana Allah adalah Raja yang berdaulat. Ini bukan tentang kursi takhta fisik di langit, melainkan tentang pengakuan terhadap otoritas ilahi-Nya atas segala sesuatu. Konsep ini adalah inti dari banyak ajaran Alkitab, baik di Perjanjian Lama maupun di Perjanjian Baru.
Kerajaan Allah dalam Alkitab¶
Frasa “Kerajaan Allah” (atau “Kerajaan Surga,” yang merupakan istilah paralel yang sering digunakan Matius, mungkin untuk menghindari penyebutan nama Allah secara langsung) muncul lebih dari 100 kali dalam Perjanjian Baru. Ini adalah tema sentral dalam pelayanan dan pengajaran Yesus Kristus sendiri.
Dalam Perjanjian Lama¶
Meskipun istilah “Kerajaan Allah” tidak sering muncul secara eksplisit dengan frasa yang sama persis dalam Perjanjian Lama, konsep tentang Allah sebagai Raja Israel dan Raja atas seluruh bumi sangat kuat. Mazmur sering menggambarkan Allah yang duduk di takhta, memerintah atas bangsa-bangsa. Nabi-nabi berbicara tentang masa depan di mana Allah akan menegakkan pemerintahan-Nya yang sempurna di bumi, membawa keadilan dan damai sejahtera yang kekal.
Contohnya bisa kita temukan di Mazmur 93:1, “TUHAN meraja, Ia berpakaian keagungan, TUHAN berpakaian, berikatpinggang kekuatan. Sungguh, dunia tegak, tidak goyang.” Atau dalam Yesaya 9:6-7 yang menubuatkan tentang pemerintahan Mesias yang akan membawa damai sejahtera yang tidak berkesudahan. Jadi, fondasi teologis Kerajaan Allah sudah kokoh di Perjanjian Lama, menanti penggenapan-Nya.
Dalam Ajaran Yesus¶
Yesus mengumumkan kedatangan Kerajaan Allah. Kata-kata pertama yang tercatat dari pelayanan publik-Nya di Galilea adalah, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Matius 4:17). Seluruh pengajaran-Nya, perumpamaan-Nya, dan mukjizat-mukjizat-Nya diarahkan untuk menunjukkan hakikat dan kedatangan Kerajaan ini.
Yesus tidak hanya berbicara tentang Kerajaan; Dia adalah manifestasi Kerajaan itu sendiri. Dalam diri-Nya, pemerintahan Allah hadir di bumi. Mukjizat penyembuhan, pengusiran roh jahat, dan pengampunan dosa adalah bukti bahwa kuasa Kerajaan Allah sedang bekerja melalui Dia. Ini menunjukkan bahwa Kerajaan itu bukan hanya janji di masa depan, tetapi juga realitas yang sedang menginvasi dunia sekarang.
Perumpamaan-perumpamaan Yesus tentang Kerajaan Allah (seperti benih sesawi, ragi, harta terpendam, mutiara) memberikan wawasan tentang sifatnya: pertumbuhannya yang tersembunyi namun meluas, nilainya yang sangat berharga, dan dampaknya yang transformatif. Dia mengundang orang untuk “mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya” (Matius 6:33), menjadikannya prioritas utama dalam hidup.
Dimensi Waktu Kerajaan Allah: “Sudah dan Belum”¶
Salah satu aspek Kerajaan Allah yang paling menarik, dan terkadang membingungkan, adalah dimensi waktunya. Alkitab mengajarkan bahwa Kerajaan Allah itu bersifat “sudah dan belum” (already and not yet).
Sudah Ada (Already)¶
Dalam pengertian ini, Kerajaan Allah sudah hadir melalui Yesus Kristus. Kehadiran-Nya, kematian-Nya yang menebus, dan kebangkitan-Nya telah mengalahkan kuasa dosa dan maut, yang merupakan benteng kekuasaan Iblis di dunia. Roh Kudus yang dicurahkan setelah kenaikan Yesus adalah tanda kehadiran Kerajaan Allah dalam kehidupan orang percaya.
Ketika seseorang bertobat dan percaya kepada Yesus, ia dikatakan masuk ke dalam Kerajaan Allah (Kolose 1:13). Pemerintahan Allah mulai berkuasa dalam hati dan hidupnya. Jadi, Kerajaan Allah ada secara rohani dalam diri setiap orang percaya dan dalam persekutuan orang percaya (Gereja). Ini adalah realitas spiritual yang ada sekarang.
Belum Sepenuhnya (Not Yet)¶
Meskipun Kerajaan Allah sudah hadir, kemenangannya belum sepenuhnya terwujud di bumi secara fisik dan kasat mata. Masih ada kejahatan, penderitaan, ketidakadilan, dan kematian di dunia. Iblis masih memiliki pengaruh, meskipun kuasanya sudah dipatahkan.
Penggenapan penuh Kerajaan Allah akan terjadi di masa depan, yaitu pada kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali. Pada saat itulah, pemerintahan Allah akan ditegakkan sepenuhnya di bumi yang diperbarui (langit yang baru dan bumi yang baru), di mana tidak akan ada lagi dosa, penderitaan, dan kematian. Ini adalah harapan eskatologis kita, masa depan yang dijanjikan.
Memahami dimensi “sudah dan belum” ini sangat penting. Jika kita hanya melihatnya sebagai sesuatu yang sudah ada, kita mungkin mengabaikan harapan masa depan dan perjuangan melawan kejahatan yang masih berlangsung. Jika kita hanya melihatnya sebagai sesuatu yang belum ada, kita mungkin kehilangan kesadaran akan kuasa dan kehadiran Allah yang bekerja sekarang dan tanggung jawab kita untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan-Nya.
Berikut ilustrasi sederhana konsep “Sudah dan Belum”:
```mermaid
graph TD
A[Pemberitaan Kerajaan Allah oleh Yesus] → B{Kematian & Kebangkitan Yesus};
B → C[Pencurahan Roh Kudus];
C → D[Era Gereja & Kehidupan Orang Percaya
(Kerajaan Sudah Ada, Berkuasa dalam Hati)];
D → E{Kedatangan Kristus Kedua Kali};
E → F[Penggenapan Penuh Kerajaan Allah
(Langit Baru & Bumi Baru)
(Kerajaan Belum Sepenuhnya Ada → Sekarang Sepenuhnya Ada)];
subgraph Dimensi Waktu
D -- "Sudah Ada" --> E;
E -- "Belum Sepenuhnya Ada" --> F;
end
F -- "Sepenuhnya Terwujud" --> Z[Kekekalan dalam Pemerintahan Allah];
```
Karakteristik Kerajaan Allah¶
Kerajaan Allah tidak seperti kerajaan duniawi yang dibangun di atas kekuatan militer, kekuasaan politik, atau kekayaan materi. Karakteristiknya sangat berbeda, mencerminkan sifat Allah sendiri.
Beberapa karakteristik utamanya meliputi:
- Kebenaran (Righteousness): Di Kerajaan Allah, kehendak Allah adalah hukum tertinggi. Hidup yang benar di hadapan Allah menjadi norma. Ini bukan hanya kebenaran berdasarkan hukum, tetapi kebenaran yang lahir dari hati yang telah diubahkan oleh anugerah-Nya.
- Damai Sejahtera (Peace): Bukan hanya tidak adanya konflik, tetapi shalom dalam arti kesejahteraan menyeluruh: damai dengan Allah, damai dengan diri sendiri, damai dengan sesama, dan damai dengan ciptaan. Damai sejahtera Kerajaan Allah melampaui pengertian duniawi.
- Sukacita (Joy): Sukacita Kerajaan Allah bukanlah kebahagiaan sementara berdasarkan keadaan, melainkan sukacita mendalam yang bersumber dari hubungan dengan Allah dan kesadaran bahwa kita adalah bagian dari pemerintahan-Nya. Sukacita ini hadir bahkan di tengah penderitaan.
- Keadilan (Justice): Kerajaan Allah adalah kerajaan di mana keadilan ilahi ditegakkan. Ini memotivasi orang percaya untuk mengejar keadilan sosial di dunia ini, menolong yang tertindas, dan berbicara untuk yang lemah.
- Kasih (Love): Kasih, agape, kasih yang tidak mementingkan diri sendiri dan berkorban, adalah fondasi dan hukum Kerajaan Allah. Mengasihi Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama seperti diri sendiri adalah inti dari hidup dalam Kerajaan.
- Pelayanan dan Kerendahan Hati: Paradigma kepemimpinan dalam Kerajaan Allah dibalik dari dunia. Yang terbesar adalah yang melayani, dan yang meninggikan diri akan direndahkan, sedangkan yang merendahkan diri akan ditinggikan. Yesus sendiri adalah teladan utama sebagai Raja yang datang untuk melayani, bukan dilayani.
Hidup dalam Kerajaan Allah berarti membiarkan karakteristik ini semakin mewarnai kehidupan kita sehari-hari. Itu adalah proses transformasi yang dikerjakan oleh Roh Kudus dalam diri orang percaya.
Cara Masuk dan Hidup dalam Kerajaan Allah¶
Jika Kerajaan Allah bukanlah tempat fisik yang bisa kita datangi dengan peta, lalu bagaimana kita bisa masuk ke dalamnya dan hidup di dalamnya?
Yesus menjelaskan syaratnya: pertobatan dan iman. Dalam Markus 1:15, Dia berkata, “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” Pertobatan berarti berbalik dari cara hidup yang berpusat pada diri sendiri dan dosa, dan berbalik kepada Allah. Iman berarti percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, mengakui kedaulatan-Nya, dan menyerahkan diri kepada-Nya.
Yohanes 3:3 mencatat perkataan Yesus kepada Nikodemus, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Ini menekankan pentingnya kelahiran baru oleh Roh Kudus, sebuah perubahan radikal di dalam hati yang memungkinkan seseorang memahami dan mengalami realitas Kerajaan Allah.
Setelah “masuk,” hidup dalam Kerajaan Allah berarti terus-menerus tunduk pada pemerintahan Allah dalam setiap aspek kehidupan. Ini termasuk:
- Menaati Firman Allah: Firman-Nya adalah konstitusi Kerajaan.
- Dipimpin oleh Roh Kudus: Roh Kudus adalah “agen” Kerajaan yang memampukan kita hidup seturut kehendak Allah dan menghasilkan buah-buah Kerajaan (Galatia 5:22-23).
- Mencari Keadilan dan Damai: Mengaplikasikan nilai-nilai Kerajaan dalam interaksi dengan sesama, di tempat kerja, di keluarga, dan di masyarakat.
- Berdoa “Datanglah Kerajaan-Mu”: Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus adalah cetak biru untuk memohon agar pemerintahan dan kehendak Allah terwujud di bumi seperti di surga.
- Bersaksi tentang Injil Kerajaan: Membagikan berita baik tentang Kerajaan Allah kepada orang lain, mengundang mereka untuk juga masuk ke dalamnya.
Hidup dalam Kerajaan Allah bukanlah beban, melainkan anugerah. Ini adalah hidup yang memiliki tujuan tertinggi, dipenuhi dengan damai sejahtera dan sukacita yang tidak bisa diberikan dunia.
Tips Hidup ala Warga Kerajaan Allah¶
- Prioritaskan Kehendak Allah: Tanyakan pada diri sendiri, “Apa yang Allah inginkan dalam situasi ini?” sebelum bertindak.
- Latih Pengampunan: Kerajaan Allah adalah tempat pengampunan. Ampuni orang lain seperti Allah telah mengampuni Anda.
- Melayani Sesama: Cari kesempatan untuk melayani kebutuhan orang lain dengan kasih, terutama mereka yang lemah dan terpinggirkan.
- Tumbuhkan Buah Roh: Sengaja mempraktikkan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.
- Jadilah Agen Perubahan: Di mana pun Anda berada, di rumah, di kantor, di komunitas, bawalah nilai-nilai Kerajaan Allah dan jadilah garam dan terang.
Kerajaan Allah vs. Gereja¶
Seringkali ada kebingungan antara Kerajaan Allah dan Gereja. Apakah keduanya sama? Tidak sepenuhnya.
Gereja adalah komunitas orang percaya yang telah masuk ke dalam Kerajaan Allah. Gereja adalah representasi atau agen Kerajaan Allah di bumi saat ini. Melalui Gereja, kuasa dan nilai-nilai Kerajaan Allah seharusnya dimanifestasikan kepada dunia. Gereja dipanggil untuk memberitakan Injil Kerajaan, memuridkan orang, dan menunjukkan kasih serta keadilan Allah melalui tindakan nyata.
Namun, Kerajaan Allah lebih luas daripada Gereja. Kerajaan Allah adalah kedaulatan universal Allah atas seluruh ciptaan, baik yang percaya maupun yang tidak. Ketika pemerintahan Allah sepenuhnya ditegakkan di akhir zaman, akan ada realitas Kerajaan yang sempurna, tetapi Gereja sebagai organisasi di bumi saat ini mungkin tidak akan lagi ada dalam bentuk yang sama.
Bayangkan Kerajaan Allah sebagai sebuah negara, dan Gereja sebagai duta besar negara itu di negara asing. Duta besar merepresentasikan negaranya, bertindak atas namanya, dan menyebarkan pengaruhnya, tetapi duta besar itu sendiri bukanlah negara itu secara keseluruhan.
Jadi, Gereja adalah sarana yang penting untuk perluasan dan manifestasi Kerajaan Allah di bumi, tetapi Gerejaan itu sendiri bukanlah tujuan akhir Kerajaan Allah. Tujuan akhirnya adalah penggenapan penuh pemerintahan Allah di seluruh alam semesta.
Mengapa Kerajaan Allah Penting Hari Ini?¶
Memahami Kerajaan Allah bukan hanya latihan teologis, tetapi memiliki dampak praktis yang besar bagi kehidupan kita di dunia yang penuh tantangan ini.
- Memberi Harapan: Di tengah penderitaan, ketidakadilan, dan kekacauan dunia, konsep Kerajaan Allah memberikan harapan pasti akan masa depan di mana kebaikan dan keadilan Allah akan menang sepenuhnya. Ini memberi kekuatan untuk bertahan.
- Memberi Tujuan: Hidup sebagai warga Kerajaan Allah memberi kita tujuan mulia: hidup untuk kemuliaan Allah dan bekerja sama dengan-Nya dalam perluasan Kerajaan-Nya di bumi. Hidup bukan hanya tentang diri sendiri, tetapi tentang bagian kita dalam rencana besar Allah.
- Mengubah Perspektif: Fokus pada Kerajaan Allah membantu kita melihat segala sesuatu dari sudut pandang kekal. Hal-hal duniawi yang sering kita kejar (kekayaan, kekuasaan, popularitas) menjadi kurang penting dibandingkan dengan nilai-nilai Kerajaan yang kekal.
- Mendorong Aksi Nyata: Kehadiran Kerajaan Allah dalam diri kita mendorong kita untuk tidak pasif menghadapi kejahatan dan ketidakadilan. Kita terdorong untuk menjadi agen transformasi, membawa damai sejahtera, keadilan, dan kasih Kristus ke dalam dunia. Ini adalah dasar bagi keterlibatan sosial orang percaya.
- Memberi Identitas: Menjadi warga Kerajaan Allah memberikan identitas yang kokoh. Kita adalah anak-anak Raja, bagian dari keluarga Allah yang universal, terlepas dari latar belakang suku, bangsa, atau status sosial kita.
Dengan kata lain, Kerajaan Allah adalah cetak biru Allah untuk dunia. Memahami dan hidup di dalamnya berarti menyelaraskan hidup kita dengan visi Allah yang tertinggi.
Parabel-parabel Kunci Tentang Kerajaan¶
Yesus sering menggunakan perumpamaan untuk menjelaskan Kerajaan Allah kepada orang banyak. Perumpamaan ini menggunakan gambaran sehari-hari untuk mengajarkan kebenaran rohani yang mendalam. Beberapa perumpamaan kunci meliputi:
- Perumpamaan Penabur (Matius 13:1-9): Menggambarkan bagaimana “benih” (Firman Kerajaan) diterima secara berbeda oleh jenis tanah yang berbeda (hati manusia), menunjukkan bahwa respons terhadap Injil Kerajaan bervariasi.
- Perumpamaan Ilalang di antara Gandum (Matius 13:24-30): Menjelaskan bahwa Kerajaan akan tumbuh berdampingan dengan kejahatan di dunia ini sampai waktu panen (penghakiman akhir), mengingatkan kita bahwa kita tidak bisa sepenuhnya memisahkan kebaikan dari kejahatan di era sekarang.
- Perumpamaan Biji Sesawi (Matius 13:31-32): Menggambarkan pertumbuhan Kerajaan dari permulaan yang kecil dan sederhana menjadi sesuatu yang besar dan mencakup banyak hal, menunjukkan sifatnya yang organik dan meluas.
- Perumpamaan Ragi (Matius 13:33): Mirip dengan biji sesawi, ini menunjukkan bagaimana pengaruh Kerajaan Allah, meskipun tersembunyi dan tidak kentara, meresap dan mengubah seluruh “adonan” (dunia atau masyarakat).
- Perumpamaan Harta Terpendam dan Mutiara yang Sangat Berharga (Matius 13:44-46): Menggarisbawahi nilai Kerajaan Allah yang tak ternilai. Mereka yang sungguh-sungguh memahami nilainya akan rela melepaskan segala sesuatu di dunia ini untuk memilikinya.
- Perumpamaan Jala (Matius 13:47-50): Lagi-lagi berbicara tentang akhir zaman, ketika orang-orang dari berbagai jenis (yang baik dan yang jahat) akan dikumpulkan, dan akan ada pemisahan dan penghakiman terakhir.
Setiap perumpamaan ini menambahkan lapisan pemahaman tentang bagaimana Kerajaan Allah beroperasi, bagaimana orang meresponsnya, dan seperti apa akhirnya nanti.
Masa Depan Kerajaan Allah¶
Seperti yang sudah disinggung dalam bagian “Sudah dan Belum”, Kerajaan Allah menunjuk pada masa depan yang gemilang. Ini adalah masa depan di mana pemerintahan Allah akan sepenuhnya dan secara fisik terwujud di langit yang baru dan bumi yang baru (Wahyu 21-22).
Pada saat itu, Yesus Kristus akan kembali ke bumi dalam kuasa dan kemuliaan-Nya. Dia akan mengalahkan semua musuh, termasuk kematian. Orang-orang percaya yang telah meninggal akan dibangkitkan, dan bersama-sama dengan orang percaya yang masih hidup, mereka akan menerima tubuh kemuliaan.
Dunia akan dibersihkan dari segala dosa dan kutuk. Allah akan berdiam secara langsung bersama umat-Nya. Tidak akan ada lagi tangisan, dukacita, penderitaan, atau kematian. Keadilan, damai sejahtera, dan kebenaran akan memerintah sepenuhnya. Ini adalah penggenapan akhir dari Kerajaan Allah yang dinantikan oleh orang percaya.
Harapan ini memberikan kita ketahanan di masa kini. Kita tahu bahwa perjuangan kita melawan dosa, kejahatan, dan penderitaan di dunia ini bukanlah tanpa akhir. Ada kemenangan pasti di depan, ketika pemerintahan Raja segala raja akan sepenuhnya nyata bagi semua ciptaan.
Kesimpulan¶
Jadi, apa yang dimaksud dengan Kerajaan Allah? Ini adalah realitas pemerintahan Allah yang aktif dan berdaulat. Itu dimulai secara inkarnasi melalui Yesus Kristus, hadir secara rohani dalam kehidupan orang percaya dan Gereja saat ini (“sudah ada”), dan akan sepenuhnya terwujud secara fisik di masa depan pada kedatangan Kristus yang kedua kali (“belum sepenuhnya”).
Kerajaan Allah dicirikan oleh kebenaran, damai sejahtera, sukacita, keadilan, dan kasih. Masuk ke dalamnya membutuhkan pertobatan dan iman kepada Yesus serta kelahiran baru oleh Roh Kudus. Hidup di dalamnya berarti hidup di bawah pemerintahan Allah, menaati Firman-Nya, dan memanifestasikan nilai-nilai Kerajaan-Nya di dunia.
Memahami Kerajaan Allah adalah kunci untuk memahami Injil dan tujuan hidup kita sebagai orang percaya. Itu memberikan harapan, tujuan, dan identitas, serta mendorong kita untuk aktif membawa pengaruh positif ke mana pun kita pergi.
Semoga penjelasan ini memberikan gambaran yang lebih jelas tentang konsep Kerajaan Allah yang begitu kaya dan sentral dalam iman kita.
Bagaimana menurut Anda? Apa makna Kerajaan Allah bagi kehidupan Anda pribadi? Bagikan pemikiran dan pertanyaan Anda di kolom komentar di bawah!
Posting Komentar