Gampang Kok! Begini Cara Memahami Qalqalah Sugra untuk Pemula

Table of Contents

Pernahkah kamu membaca Al-Quran dan mendengar ada suara pantulan kecil pada huruf-huruf tertentu di tengah kata? Nah, itulah yang disebut dengan qalqalah sugra. Ini adalah salah satu aturan penting dalam ilmu Tajwid yang perlu kita pahami agar bacaan Al-Quran kita benar dan indah sesuai dengan kaidah pelafalan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Memahami qalqalah ini bikin bacaan kita makin mantap!

Ilmu Tajwid itu ibarat panduan atau peta dalam membaca Al-Quran. Dia mengajarkan kita cara melafalkan setiap huruf, kata, dan kalimat dengan tepat. Salah satu bab dalam Tajwid adalah tentang hukum bacaan huruf-huruf tertentu ketika bertemu kondisi tertentu. Qalqalah ini termasuk di dalamnya. Ada dua jenis qalqalah, yaitu qalqalah sugra (kecil) dan qalqalah kubra (besar). Pada artikel ini, kita akan fokus membahas si “pantulan kecil” alias Qalqalah Sugra. Jadi, siap-siap ya, kita akan bedah tuntas apa itu qalqalah sugra, kapan terjadinya, dan bagaimana cara membacanya.

Contoh Qalqalah Sugra dalam Al-Quran

Mengenal Huruf-Huruf Qalqalah

Sebelum masuk ke qalqalah sugra, kita perlu tahu dulu, huruf apa saja sih yang termasuk huruf-huruf qalqalah itu? Ada lima huruf hijaiyah yang memiliki sifat qalqalah. Sifat ini membuat huruf-huruf tersebut memiliki semacam “pantulan” saat dilafalkan, terutama ketika mereka berharakat sukun atau diwaqafkan (dihentikan).

Kelima huruf tersebut adalah:
* ق (Qaf)
* ط (Tha)
* ب (Ba)
* ج (Jim)
* د (Dal)

Untuk memudahkan mengingatnya, kelima huruf ini sering disingkat menjadi قُطْبُ جَدٍّ (Qutbu Jadid). Artinya kira-kira “kutub kakek” atau “pusat kakek”. Jadi, kapanpun kamu bertemu dengan salah satu dari lima huruf ini dalam Al-Quran, ingat-ingat deh, ada kemungkinan dia akan dibaca dengan qalqalah. Tinggal cek kondisinya, apakah dia sukun atau diwaqafkan, dan letaknya di mana, baru deh kita tentukan jenis qalqalahnya, apakah sugra atau kubra.

Kapan Terjadi Qalqalah Sugra?

Nah, sekarang kita sampai pada inti pembahasan, yaitu qalqalah sugra. Kapan sih qalqalah jenis ini muncul? Qalqalah Sugra terjadi ketika salah satu dari kelima huruf qalqalah (ق، ط، ب، ج، د) berharakat sukun asli dan letaknya berada di tengah kata atau tengah kalimat.

Jadi, kuncinya ada tiga:
1. Hurufnya adalah salah satu dari lima huruf qalqalah (ق، ط، ب، ج، د).
2. Huruf tersebut berharakat sukun asli. Ini penting, sukunnya bukan karena diwaqafkan atau dihentikan bacaannya.
3. Letak huruf sukun tersebut berada di tengah kata atau tengah susunan kalimat.

Kalau tiga syarat ini terpenuhi, maka huruf qalqalah tersebut harus dibaca dengan Qalqalah Sugra. Bunyinya itu “dipantulkan” tapi pantulannya kecil, tidak terlalu kuat atau memantul sempurna seperti pada Qalqalah Kubra yang terjadi di akhir kata. Pokoknya, dia ada di tengah dan sukunnya memang dari sananya, bukan karena kita berhenti.

Bagaimana Bunyi Qalqalah Sugra?

Bagian ini mungkin yang paling penting untuk dipahami, yaitu bagaimana cara melafalkan Qalqalah Sugra. Seperti namanya, “sugra” artinya kecil. Jadi, pantulannya juga kecil atau tidak terlalu kuat. Saat melafalkan huruf qalqalah sukun yang berada di tengah kata, suara kita seolah “terhenti” sebentar pada huruf sukun tersebut, lalu langsung dipantulkan sedikit sebelum melanjutkan ke huruf berikutnya.

Ambil contoh huruf د (Dal) sukun di tengah kata. Ketika dibaca dengan qalqalah sugra, bunyinya bukan seperti “ad” yang mati total, tapi ada sedikit “e-d” yang dipantulkan cepat ke huruf selanjutnya. Sama halnya dengan huruf ب (Ba) sukun. Bukan “ab” yang mati, tapi ada pantulan “a-b” kecil.

Intinya, bunyi pantulannya tidak lepas seperti bunyi huruf hidup, tapi juga tidak tertahan penuh seperti huruf sukun yang tidak memiliki sifat qalqalah (contoh: Mim sukun, Nun sukun). Dia berada di antara keduanya: ada sedikit “getaran” atau “pantulan” cepat saat suaranya melewati makhraj (tempat keluar) huruf tersebut dalam keadaan sukun. Pantulan kecil ini bikin bacaan terasa lebih “hidup” dan sesuai dengan kaidah tajwid yang benar.

Qalqalah Sugra vs. Qalqalah Kubra: Apa Bedanya?

Biar makin jelas, yuk kita bedakan sedikit dengan kembarannya, yaitu Qalqalah Kubra. Meskipun sama-sama qalqalah (ada pantulan), lokasi dan kekuatan pantulannya berbeda.

  • Qalqalah Sugra: Terjadi ketika huruf qalqalah sukun asli berada di tengah kata/kalimat. Pantulannya kecil atau tidak terlalu kuat. Suara pantulan tersebut masih menyambung dengan huruf setelahnya dalam satu tarikan napas membaca kata tersebut.
  • Qalqalah Kubra: Terjadi ketika huruf qalqalah berada di akhir kata dan dibaca sukun karena diwaqafkan (dihentikan). Atau jika huruf qalqalah di akhir kata memang berharakat sukun asli dan diwaqafkan. Pantulannya besar, kuat, dan lepas sempurna karena bacaan berhenti tepat di huruf qalqalah tersebut.

Bayangkan melempar bola ke dinding. Kalau Sugra, bolanya memantul kecil di tengah perjalanan kamu menuju garis finish. Kalau Kubra, bolanya memantul kuat tepat di garis finish tempat kamu berhenti. Jadi, beda lokasi dan beda kekuatan pantulannya. Memahami perbedaan ini sangat krusial agar kita tidak salah melafalkan qalqalah saat membaca Al-Quran.

Pentingnya Memahami Qalqalah Sugra

Mungkin ada yang bertanya, “Kok sampai segitunya sih detailnya? Penting banget ya qalqalah sugra ini?” Jawabannya, sangat penting! Membaca Al-Quran itu ibadah. Kita diperintahkan untuk membacanya dengan tartil, yaitu membaca dengan perlahan dan memerhatikan kaidah-kaidah tajwid.

Melafalkan huruf qalqalah sugra dengan benar menunjukkan bahwa kita membaca sesuai dengan riwayat pelafalan Al-Quran yang telah diturunkan dan diajarkan dari generasi ke generasi hingga sampai kepada kita. Salah dalam melafalkan qalqalah bisa mengubah bunyi huruf atau bahkan sedikit mengaburkan makhraj-nya, meskipun tidak sampai mengubah arti kata secara drastis dalam kasus qalqalah (berbeda dengan kesalahan pada harakat atau huruf yang bisa sangat fatal).

Selain itu, bacaan yang sesuai kaidah tajwid itu lebih indah didengar. Ada harmoni dan ritme yang terjaga. Jadi, dengan memahami dan mempraktikkan qalqalah sugra, kita tidak hanya menjalankan perintah untuk membaca Al-Quran dengan tartil, tapi juga turut melestarikan keindahan dan kemurnian pelafalan kalamullah ini. Ini juga merupakan bentuk penghormatan kita terhadap Al-Quran sebagai firman Allah SWT.

Contoh-Contoh Qalqalah Sugra dalam Al-Quran

Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat beberapa contoh Qalqalah Sugra yang sering kita temui dalam bacaan Al-Quran. Perhatikan bagaimana huruf qalqalah sukun (yang saya bold dan underline) berada di tengah kata dan dibaca dengan pantulan kecil.

Contoh 1: Surat Al-Ikhlas Ayat 1

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ
(Qul huwallahu aḥad)

  • Kata: اَحَدٌ (aḥadun)
  • Huruf Qalqalah: د (Dal)
  • Kondisi: Berharakat sukun asli dan berada di tengah kalimat (meskipun di akhir kata, Dal di sini sukun karena diwaqafkan, yang secara bunyi pantulannya besar seperti kubra, namun secara contoh qalqalah asli di tengah kata/kalimat, kata ahad di ayat lain yang tidak diwaqafkan bisa berharakat tanwin dan Dal-nya bukan sukun. Koreksi diri: Contoh ini kurang tepat untuk sugra murni karena di ayat 1 Al-Ikhlas Dal dibaca sukun karena waqaf, yang masuk kategori Kubra. Saya butuh contoh yang huruf qalqalahnya sukun asli di tengah kata.)

Revisi Contoh 1:
Surat Al-Falaq Ayat 2
مِنْ شَرِّ مَا خَلَ قَ ۗ
(Min syarri ma khalaq)
* Kata: خَلَقَ (khalaqa) - Koreksi diri lagi: Di sini Qaf berharakat fathah, bukan sukun. Saya butuh contoh huruf qalqalah yang sukun asli di tengah kata.

Revisi Contoh 1 (lagi):
Surat Al-Fatihah Ayat 6
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَ قِيْمَ ۙ
(Ihdinas-siratal mustaqim)
* Kata: الْمُسْتَقِيْمَ (al mustaqīm)
* Huruf Qalqalah: ق (Qaf)
* Kondisi: Berharakat sukun asli (tanda sukun mati) dan berada di tengah kata.
* Cara Baca: Huruf Qaf dilafalkan dengan pantulan kecil sebelum melanjutkan ke huruf Ya. Bunyinya seperti “mus-taqim”, bukan “mustaaqim” dengan Qaf hidup atau “mustakim” dengan Qaf mati total.

Contoh 2: Surat Al-Lahab Ayat 1

تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّ
(Tabbat yada abi lahabiw watab)
* Kata: وَتَبَّ (watab) - Koreksi diri: Huruf Ba’ di sini bertasydid dan diwaqafkan, jadi masuk kategori Kubra karena di akhir kata dan diwaqafkan. Butuh contoh Sugra.

Revisi Contoh 2:
Surat Al-An’am Ayat 65
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلٰٓى اَنْ يَّبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِّنْ فَوْقِكُمْ اَوْ مِنْ تَحْتِ اَرْجُلِكُمْ اَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَّيُذِيْقَ بَعْضَكُمْ بَاْسَ بَعْضٍۗ
(Qul huwal-qādiru ‘alā ay yab‘asa ‘alaikum ‘azābam min fauqikum au min taḥti arjulikum au yalbisakum syiya‘aw wa yuzīqa ba‘dakum ba’sa ba‘d)
* Kata: يَبْعَثَ (yab‘asa)
* Huruf Qalqalah: ب (Ba)
* Kondisi: Berharakat sukun asli dan berada di tengah kata.
* Cara Baca: Huruf Ba’ dilafalkan dengan pantulan kecil. Bunyinya “yab‘asa”, bukan “yab’asa” dengan Ba’ mati total.

Contoh 3: Surat Al-Baqarah Ayat 255 (Ayat Kursi)

… وَلَا يَئُوْدُهٗ حِفْظُهُمَا…
(… wa lā ya‘ūduhū ḥifẓuhumā…)
* Kata: يَئُوْدُهٗ (ya*‘ūduhū) - *Koreksi diri: Ini bukan huruf qalqalah. Butuh contoh lain.

Revisi Contoh 3:
Surat An-Nas Ayat 1
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ
(Qul a**‘ūżu birabbin-nās) - Koreksi diri: Ini bukan huruf qalqalah.

Revisi Contoh 3 (lagi):
Surat Al-Mulk Ayat 1
تَبٰرَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُۖ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌۙ
(Tabārakal-lazī biyadihil-mulku wa huwa ‘alā kulli syai’in qadīr) - Koreksi diri: Tidak ada qalqalah sugra di sini.

Revisi Contoh 3 (lagi dan lagi):
Surat Al-Baqarah Ayat 61
… وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ…
(…wa ḍuribat ‘alaihimuẓ-ẓillatu wal-maskanatu wa bā‘ū bighaḍabim minallāh…)
* Kata: وَضُرِبَتْ (waḍuribat)
* Huruf Qalqalah: ب (Ba)
* Kondisi: Berharakat sukun asli dan berada di tengah kata.
* Cara Baca: Huruf Ba’ dilafalkan dengan pantulan kecil. Bunyinya “waḍuribat”, bukan “waḍuribat” dengan Ba’ mati.

Contoh 4: Surat Al-Qadr Ayat 1

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْ قَدْرِ ۗ
(Innā anzalnāhu fī lailatil-qadr)
* Kata: الْقَدْرِ (al-qadr)
* Huruf Qalqalah: ق (Qaf) dan د (Dal)
* Kondisi Qaf: Berharakat sukun asli, di tengah kata.
* Kondisi Dal: Berharakat kasrah asli, tidak sukun, jadi tidak dibaca qalqalah (meskipun di akhir kata, harakat aslinya kasrah, kecuali diwaqafkan maka dibaca sukun dan menjadi Qalqalah Kubra).
* Cara Baca: Hanya huruf Qaf yang dibaca qalqalah sugra di sini. Bunyinya “al-qadr”, dengan pantulan kecil pada Qaf.

Revisi Contoh 4 (fokus ke Dal sukun asli):
Surat Az-Zalzalah Ayat 7
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗ
(Fa may ya‘mal misqāla zarratin khairay yarah)
* Kata: tidak ada Dal sukun asli di sini.

Revisi Contoh 4 (lagi dan lagi, cari Dal sukun asli di tengah):
Surat Hud Ayat 42
وَهِيَ تَجْرِيْ بِهِمْ فِيْ مَوْجٍ كَالْجِبَالِ…
(Wa hiya tajrī bihim fī maujin kal-jibāl…)
* Kata: تَجْرِيْ (tajrī)
* Huruf Qalqalah: ج (Jim)
* Kondisi: Berharakat sukun asli dan berada di tengah kata.
* Cara Baca: Huruf Jim dilafalkan dengan pantulan kecil. Bunyinya “tajrī”, bukan “tajrī” dengan Jim mati.

Contoh 5: Surat Al-Balad Ayat 4

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْ كَبَدٍۗ
(Laqad khalaqnal-insāna fī kabad)
* Kata: لَقَدْ (Laqad)
* Huruf Qalqalah: ق (Qaf) dan د (Dal)
* Kondisi Qaf: Berharakat fathah, tidak sukun. Tidak dibaca qalqalah.
* Kondisi Dal: Berharakat sukun asli, di tengah kata.
* Cara Baca: Hanya huruf Dal yang dibaca qalqalah sugra. Bunyinya “Laqad”, dengan pantulan kecil pada Dal.

Contoh 6: Surat Al-A’la Ayat 1

سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَعْلَىۙ
(Sabbihism rabbikal-a‘lā) - Koreksi diri: Tidak ada huruf qalqalah sukun asli di sini.

Revisi Contoh 6:
Surat Al-Fajr Ayat 27
يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُ
(Yā ayyatuhan-nafsul-muṭma**’innah)
* Kata: الْمُطْمَىِٕنَّةُ (al-muma‘innah)
* Huruf Qalqalah: **ط
(Tha)
* Kondisi: Berharakat sukun asli dan berada di tengah kata.
* Cara Baca: Huruf Tha dilafalkan dengan pantulan kecil. Bunyinya “al-muma‘innah”, bukan “al-mutma‘innah” dengan Tha mati.

Contoh 7: Surat Al-Buruj Ayat 1

وَالسَّمَاۤءِ ذَاتِ الْبُرُوْجِۙ
(Was-samā‘i **zātil-burūj) - Koreksi diri: Huruf Jim di akhir dibaca sukun karena waqaf (Kubra). Butuh Sugra.

Revisi Contoh 7:
Surat Al-Jinn Ayat 18
وَّاَنَّ الْمَسٰجِدَ لِلّٰهِ فَلَا تَدْعُوْا مَعَ اللّٰهِ اَحَدًاۖ
(Wa annal-masājida lillāhi falā** tad‘ū ma‘allāhi aḥadā)
* Kata: تَدْعُوْا (tad‘ū)
* Huruf Qalqalah: د (Dal)
* Kondisi: Berharakat sukun asli dan berada di tengah kata.
* Cara Baca: Huruf Dal dilafalkan dengan pantulan kecil. Bunyinya “tad‘ū”, bukan “tad‘ū” dengan Dal mati.

Contoh 8: Surat Al-Baqarah Ayat 26

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَسْتَحْيٖٓ اَنْ يَّضْرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوْضَةً فَمَا فَوْقَهَا…
(Innallāha lā yastahyī ay yaḍriba masalam mā ba‘ūḍatan famā** fau**qahā…)
* Kata: يَّضْرِبَ (yaḍriba)
* Huruf Qalqalah: ب (Ba)
* Kondisi: Berharakat sukun asli dan berada di tengah kata.
* Cara Baca: Huruf Ba’ dilafalkan dengan pantulan kecil. Bunyinya “yaḍriba”, bukan “yariba” dengan Ba’ mati.

Contoh 9: Surat Yunus Ayat 81

…فَلَمَّآ اَلْقَوْا قَالَ مُوْسٰى مَا جِئْتُمْ بِهِ السِّحْرُۗ اِنَّ اللّٰهَ سَيُبْطِلُهٗ…
(…falammā alqau qāla Mūsā mā** ji‘tum bihiss** siḥr(u), innallāha sayubṭiluh…)
* Kata: سَيُبْطِلُهٗ (sayubṭiluhū)
* Huruf Qalqalah: **ب
(Ba) dan ط (Tha)
* Kondisi Ba’: Berharakat sukun asli, di tengah kata.
* Kondisi Tha’: Berharakat kasrah asli, bukan sukun. Tidak dibaca qalqalah.
* Cara Baca: Hanya huruf Ba’ yang dibaca qalqalah sugra. Bunyinya “sayub**ṭiluhū”, dengan pantulan kecil pada Ba’.

Contoh 10: Surat An-Nahl Ayat 14

وَهُوَ الَّذِيْ سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوْا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَّتَسْتَخْرِجُوْا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُوْنَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
(Wa huwal-lazī sakhkharal-baḥra lita‘kulū minhu lahman ṭariyyaw wa tastakhrijū minhu **ḥilyatan talbasūnahā wa taral-fulka mawākhira fīhi wa litabtagū min faḍlihī wa la‘allakum ta**sykurūn)
* Kata: لِتَبْتَغُوْا (litabtagū) dan وَلِتَبْتَغُوْا (wa litabtagū)
* Huruf Qalqalah: ب (Ba)
* Kondisi: Berharakat sukun asli dan berada di tengah kata.
* Cara Baca: Huruf Ba’ dilafalkan dengan pantulan kecil. Bunyinya “litabtagū” dan “wa litabtagū”, dengan pantulan kecil pada Ba’.

Tabel Ringkasan Contoh Qalqalah Sugra

Huruf Qalqalah Contoh Kata/Ayat (Arab) Cara Baca (Latin) Keterangan
ق الْمُسْتَقِيْمَ (Al-Fatihah: 6) Al mus-taqīm Qaf sukun asli di tengah
ط الْمُطْمَىِٕنَّةُ (Al-Fajr: 27) Al muma**’innah Tha sukun asli di tengah
ب يَبْعَثَ (Al-An’am: 65) Yab‘asa Ba’ sukun asli di tengah
ج تَجْرِيْ (Hud: 42) Taj Jim sukun asli di tengah
د لَقَدْ (Al-Balad: 4) Laqad Dal sukun asli di tengah
د تَدْعُوْا (Al-Jinn: 18) Tad‘ū Dal sukun asli di tengah
ب يَّضْرِبَ (Al-Baqarah: 26) Yaḍriba Ba’ sukun asli di tengah
ب سَيُبْطِلُهٗ (Yunus: 81) Sayub**ṭiluhū Ba’ sukun asli di tengah
ب لِتَبْتَغُوْا (An-Nahl: 14) Litabtagū Ba’ sukun asli di tengah

Masih banyak lagi contoh qalqalah sugra dalam Al-Quran. Dengan sering membaca dan memperhatikan, insya Allah kita akan makin terbiasa mengenali dan melafalkannya dengan benar. Kuncinya adalah teliti pada huruf qalqalah, harakatnya (harus sukun asli), dan letaknya (di tengah kata/kalimat).

Tips Praktis Melatih Qalqalah Sugra

Melatih Qalqalah Sugra itu butuh kesabaran dan ketekunan. Berikut beberapa tips yang bisa kamu coba:

  1. Dengarkan Bacaan dari Ahlinya: Ini cara paling efektif. Dengarkan qari atau qariah yang bacaannya sudah mutqin (mantap dan sesuai kaidah tajwid). Perhatikan bagaimana mereka melafalkan huruf-huruf qalqalah sukun di tengah kata. Tirukan persis bunyi pantulannya. Cari rekaman bacaan surah-surah pendek yang banyak mengandung contoh qalqalah sugra.
  2. Fokus pada Makhraj: Saat melafalkan huruf qalqalah sukun, pastikan makhraj huruf tersebut “terbuka” sedikit setelah tertutup untuk menghasilkan pantulan. Jangan biarkan suara tertahan penuh.
  3. Latihan Perlahan: Mulai dengan membaca kata-kata atau ayat yang mengandung qalqalah sugra secara perlahan. Ulangi berkali-kali sampai kamu merasa nyaman dengan bunyi pantulannya.
  4. Rekam Suara Sendiri: Rekam bacaanmu, lalu dengarkan kembali. Bandingkan dengan bacaan qari/qariah. Identifikasi bagian mana yang perlu diperbaiki.
  5. Minta Bantuan Guru atau Teman: Jika memungkinkan, minta guru ngaji atau teman yang paham tajwid untuk mendengarkan bacaanmu dan memberikan koreksi. Belajar langsung dari ahlinya itu paling baik.
  6. Buat Daftar Kata: Buat daftar kata-kata dari Al-Quran yang mengandung qalqalah sugra. Latih melafalkan daftar kata tersebut berulang-ulang.
  7. Sabar dan Jangan Menyerah: Belajar tajwid memang butuh waktu dan usaha. Jangan frustrasi kalau belum langsung sempurna. Teruslah berlatih dengan konsisten.

Menguasai Qalqalah Sugra akan membuat bacaan Al-Quranmu terdengar lebih fasih dan indah. Ini adalah langkah penting dalam perjalananmu mempelajari Tajwid secara menyeluruh.

Memahami apa yang dimaksud dengan qalqalah sugra, kapan terjadinya, dan bagaimana melafalkannya dengan benar adalah bagian dari upaya kita untuk membaca Al-Quran sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Semoga penjelasan ini bermanfaat dan memotivasi kita semua untuk terus memperbaiki bacaan Al-Quran.

Bagaimana, apakah kamu sudah mulai bisa mengenali dan melafalkan Qalqalah Sugra dengan lebih baik? Adakah contoh lain yang kamu temukan saat membaca Al-Quran? Yuk, share pengalaman dan pertanyaanmu di kolom komentar di bawah! Mari kita sama-sama belajar memperbaiki bacaan Al-Quran kita.

Posting Komentar