Retribusi Itu Apa Sih? Panduan Lengkap Biar Gak Bingung Bayar!

Table of Contents

Retribusi? Hmm, mungkin kata ini terdengar agak asing ya di telinga sebagian orang. Tapi sebenarnya, kita sering banget lho berurusan dengan retribusi dalam kehidupan sehari-hari, sadar atau nggak sadar. Nah, biar nggak penasaran lagi, yuk kita bahas tuntas apa sih sebenarnya retribusi itu? Kenapa kita perlu bayar retribusi, dan apa bedanya sama pajak? Simak terus artikel ini ya!

Definisi Retribusi: Biaya untuk Layanan Publik

Secara sederhana, retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Gampangnya gini, kalau kamu pakai fasilitas atau layanan yang disediakan pemerintah daerah, biasanya kamu akan dikenakan biaya. Biaya inilah yang disebut retribusi.

Definisi Retribusi

Retribusi ini beda ya sama pajak. Kalau pajak itu sifatnya wajib dan nggak ada imbalan langsung secara individu. Semua uang pajak yang terkumpul digunakan untuk membiayai pembangunan dan kepentingan umum secara luas. Sementara itu, retribusi lebih spesifik. Kita bayar retribusi karena kita memanfaatkan layanan atau fasilitas tertentu yang disediakan pemerintah daerah. Jadi, ada timbal balik langsung. Misalnya, kamu parkir di pinggir jalan yang dikelola pemerintah daerah, kamu bayar retribusi parkir. Atau, kamu pakai fasilitas pasar tradisional yang dibangun dan dikelola pemerintah daerah, pedagang di pasar itu bayar retribusi pasar.

Dasar hukum retribusi di Indonesia itu kuat lho. Ada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Di dalamnya dijelaskan secara detail mengenai jenis-jenis retribusi, siapa yang berhak memungut, dan bagaimana pengelolaannya. Jadi, pungutan retribusi ini bukan ilegal ya, tapi justru legal dan diatur oleh undang-undang.

Jenis-Jenis Retribusi: Dari Jasa Umum Sampai Perizinan

Retribusi itu jenisnya macem-macem banget. Biar lebih kebayang, kita bagi jadi tiga kategori utama:

Retribusi Jasa Umum: Layanan Dasar untuk Kita Semua

Retribusi jasa umum ini adalah pungutan atas layanan dasar yang disediakan pemerintah daerah untuk kepentingan umum. Layanan-layanan ini biasanya vital dan kita butuhkan sehari-hari. Contohnya apa aja sih?

  • Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan: Nah, ini nih yang sering kita lihat petugas kebersihan angkut sampah dari rumah-rumah. Biaya operasional mereka, salah satunya, berasal dari retribusi sampah ini. Jadi, dengan bayar retribusi sampah, kita ikut andil dalam menjaga kebersihan lingkungan.
  • Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum: Kalau kamu sering parkir mobil atau motor di pinggir jalan yang ada petugas parkirnya, nah itu kamu bayar retribusi parkir. Uang retribusi ini digunakan untuk membiayai pengelolaan parkir, termasuk gaji petugas dan perawatan fasilitas parkir.
  • Retribusi Pelayanan Pasar: Pedagang di pasar tradisional biasanya dikenakan retribusi pasar. Retribusi ini untuk membiayai pengelolaan pasar, seperti kebersihan, keamanan, dan perawatan fasilitas pasar agar tetap nyaman digunakan.
  • Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor (KIR): Kendaraan niaga seperti truk dan bus wajib KIR secara berkala. Biaya KIR ini termasuk retribusi untuk layanan pengujian kendaraan agar laik jalan dan aman.

Retribusi Jasa Umum

Manfaat dari retribusi jasa umum ini jelas banget. Uang yang terkumpul dari retribusi ini akan dikembalikan lagi ke masyarakat dalam bentuk peningkatan kualitas layanan publik. Misalnya, retribusi sampah digunakan untuk meningkatkan layanan kebersihan, retribusi parkir untuk pengelolaan parkir yang lebih baik, dan seterusnya. Jadi, sebenarnya kita bayar retribusi ini untuk kepentingan kita sendiri juga lho.

Retribusi Jasa Usaha: Manfaat Ekonomi Langsung

Jenis retribusi selanjutnya adalah retribusi jasa usaha. Retribusi ini dikenakan atas pemanfaatan jasa atau fasilitas yang disediakan pemerintah daerah yang bersifat komersial atau usaha. Artinya, layanan ini memberikan manfaat ekonomi langsung bagi penggunanya. Contohnya:

  • Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah: Kalau ada pihak swasta atau perorangan yang menyewa aset daerah, seperti gedung, tanah, atau peralatan, mereka akan dikenakan retribusi pemakaian kekayaan daerah. Misalnya, sewa gedung olahraga milik pemerintah daerah untuk acara konser.
  • Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga: Tiket masuk ke tempat wisata atau fasilitas olahraga yang dikelola pemerintah daerah, seperti kolam renang umum atau taman kota, biasanya mengandung unsur retribusi. Uang retribusi ini digunakan untuk perawatan dan pengembangan fasilitas rekreasi dan olahraga.
  • Retribusi Terminal: Pengguna terminal bus, baik penumpang maupun operator bus, biasanya dikenakan retribusi terminal. Retribusi ini untuk membiayai pengelolaan terminal agar tetap berfungsi dengan baik dan aman.
  • Retribusi Rumah Potong Hewan: Pengusaha daging yang menggunakan fasilitas rumah potong hewan milik pemerintah daerah dikenakan retribusi rumah potong hewan. Retribusi ini untuk membiayai operasional dan pemeliharaan rumah potong hewan agar proses pemotongan hewan higienis dan sesuai standar.

Retribusi Jasa Usaha

Perbedaan utama antara retribusi jasa umum dan jasa usaha terletak pada sifat layanannya. Jasa umum lebih ke layanan dasar untuk kepentingan umum, sementara jasa usaha lebih ke layanan yang memberikan manfaat ekonomi langsung bagi penggunanya. Meskipun begitu, keduanya sama-sama penting untuk mendukung pembangunan daerah dan peningkatan pelayanan publik.

Retribusi Perizinan Tertentu: Legalisasi dan Pengawasan

Kategori retribusi yang terakhir adalah retribusi perizinan tertentu. Retribusi ini dikenakan atas pemberian izin oleh pemerintah daerah untuk melakukan kegiatan tertentu. Izin ini penting untuk mengatur dan mengawasi kegiatan agar sesuai dengan peraturan dan tidak merugikan kepentingan umum. Contohnya:

  • Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB): Sebelum membangun rumah atau bangunan lainnya, kita wajib mengurus IMB. Biaya pengurusan IMB ini termasuk retribusi perizinan. IMB penting untuk memastikan bangunan yang didirikan sesuai dengan tata ruang dan standar keamanan.
  • Retribusi Izin Usaha Perdagangan (SIUP): Pengusaha yang menjalankan kegiatan perdagangan wajib memiliki SIUP. Biaya pengurusan SIUP ini juga termasuk retribusi perizinan. SIUP penting sebagai legalitas usaha dan memudahkan pemerintah daerah dalam melakukan pengawasan dan pembinaan.
  • Retribusi Izin Trayek: Operator angkutan umum seperti bus dan angkot wajib memiliki izin trayek. Biaya pengurusan izin trayek ini termasuk retribusi perizinan. Izin trayek penting untuk mengatur rute dan jadwal angkutan umum agar tertib dan efisien.
  • Retribusi Izin Reklame: Pemasangan reklame atau papan iklan di tempat umum juga memerlukan izin dan dikenakan retribusi reklame. Retribusi ini untuk mengatur penataan reklame agar tidak mengganggu estetika kota dan keselamatan publik.

Retribusi Perizinan Tertentu

Retribusi perizinan ini bukan cuma sekadar pungutan biaya. Lebih dari itu, retribusi ini adalah instrumen pemerintah daerah untuk menertibkan dan mengendalikan berbagai kegiatan pembangunan dan usaha agar sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan adanya retribusi perizinan, diharapkan pembangunan dan kegiatan usaha dapat berjalan lebih teratur, aman, dan tidak merugikan lingkungan serta masyarakat luas.

Manfaat Retribusi bagi Daerah: Mesin Pendapatan dan Pembangunan

Retribusi punya peran yang sangat penting bagi daerah. Nggak cuma sebagai sumber pendapatan, tapi juga sebagai motor penggerak pembangunan dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Manfaat retribusi bagi daerah antara lain:

Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Retribusi adalah salah satu komponen penting dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD ini adalah tulang punggung keuangan daerah. Semakin besar PAD, semakin besar pula kemampuan daerah untuk membiayai pembangunan dan program-program pemerintah daerah. Dengan PAD yang kuat, daerah tidak terlalu bergantung pada dana transfer dari pemerintah pusat.

Manfaat Retribusi bagi Daerah

Retribusi, meskipun nilainya mungkin terlihat kecil jika dibandingkan dengan pajak, tetap memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PAD. Apalagi jika pengelolaan retribusi dilakukan secara efektif dan efisien, potensi pendapatan dari retribusi bisa sangat besar.

Membiayai Pelayanan Publik dan Infrastruktur

Uang yang terkumpul dari retribusi langsung digunakan untuk membiayai layanan dan fasilitas yang menjadi objek retribusi. Misalnya, retribusi parkir untuk membiayai pengelolaan parkir, retribusi pasar untuk membiayai pengelolaan pasar, dan seterusnya. Selain itu, sebagian dana retribusi juga bisa digunakan untuk pembangunan dan perbaikan infrastruktur yang mendukung pelayanan publik.

Dengan adanya retribusi, pemerintah daerah punya dana yang lebih pasti untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan membangun infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat. Ini tentu akan berdampak positif pada kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di daerah tersebut.

Meningkatkan Kemandirian Daerah

Dengan PAD yang kuat dari retribusi dan sumber-sumber lainnya, daerah menjadi lebih mandiri secara finansial. Kemandirian finansial ini penting agar daerah punya fleksibilitas dalam menentukan arah pembangunan dan program-program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerahnya sendiri.

Daerah yang mandiri secara finansial juga lebih percaya diri dalam bernegosiasi dengan pemerintah pusat dan pihak-pihak lain dalam rangka pembangunan daerah. Kemandirian ini adalah salah satu kunci untuk mewujudkan pembangunan daerah yang berkelanjutan dan berkeadilan.

Contoh Retribusi dalam Kehidupan Sehari-hari: Tanpa Kita Sadari

Sebenarnya, kita sering banget berinteraksi dengan retribusi dalam kehidupan sehari-hari, bahkan mungkin tanpa kita sadari. Coba deh perhatikan contoh-contoh berikut:

Retribusi Parkir: Saat Santai di Kafe atau Jalan-jalan

Nah, ini pasti sering banget kita alami. Lagi santai ngopi di kafe atau jalan-jalan di pusat kota, parkir kendaraan di pinggir jalan. Biasanya ada petugas parkir yang datang minta uang parkir. Uang parkir yang kita bayar itu sebagian besar adalah retribusi parkir yang masuk ke kas daerah.

Contoh Retribusi dalam Kehidupan Sehari-hari

Mungkin ada yang bertanya, “Kok parkir aja bayar retribusi?” Ya, karena jalan yang kita pakai untuk parkir itu adalah aset daerah. Pemerintah daerah punya tanggung jawab untuk mengelola dan merawat jalan tersebut. Selain itu, pengelolaan parkir juga perlu diatur agar tertib dan tidak mengganggu lalu lintas. Nah, retribusi parkir ini salah satu cara untuk membiayai pengelolaan parkir dan perawatan jalan.

Retribusi Sampah: Lingkungan Bersih, Hidup Sehat

Setiap hari, kita menghasilkan sampah rumah tangga. Sampah ini perlu diangkut dan dikelola agar tidak menumpuk dan menimbulkan masalah lingkungan. Layanan pengangkutan sampah ini sebagian besar dibiayai dari retribusi sampah yang kita bayar.

Mungkin ada yang bertanya lagi, “Kok sampah juga bayar retribusi?” Ya, karena pengelolaan sampah itu butuh biaya yang besar. Mulai dari gaji petugas kebersihan, biaya operasional truk sampah, biaya pengolahan sampah, sampai biaya pemeliharaan tempat pembuangan akhir (TPA). Kalau nggak ada retribusi sampah, dari mana pemerintah daerah dapat dana untuk membiayai semua itu?

Retribusi Pasar: Belanja Kebutuhan Sehari-hari

Kalau kamu sering belanja di pasar tradisional, sadar nggak kalau pedagang di pasar itu bayar retribusi pasar? Retribusi pasar ini adalah salah satu sumber pendapatan pemerintah daerah yang berasal dari sektor perdagangan.

Uang retribusi pasar ini digunakan untuk membiayai pengelolaan pasar tradisional agar tetap bersih, aman, dan nyaman bagi pedagang dan pembeli. Misalnya, untuk biaya kebersihan pasar, keamanan pasar, perbaikan fasilitas pasar, dan lain-lain. Dengan pasar yang terkelola dengan baik, aktivitas ekonomi di pasar bisa berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi banyak orang.

Retribusi Tempat Wisata: Liburan Seru, Daerah Maju

Saat liburan ke tempat wisata yang dikelola pemerintah daerah, seperti pantai, gunung, atau museum, biasanya kita dikenakan tiket masuk. Sebagian dari harga tiket masuk itu adalah retribusi tempat wisata.

Retribusi tempat wisata ini digunakan untuk membiayai pengelolaan dan pengembangan tempat wisata agar semakin menarik dan nyaman dikunjungi. Misalnya, untuk perawatan fasilitas wisata, promosi wisata, pengembangan atraksi wisata baru, dan lain-lain. Dengan tempat wisata yang berkembang, sektor pariwisata di daerah tersebut bisa maju dan memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat setempat.

Bagaimana Retribusi Dikelola? Transparansi dan Akuntabilitas

Pengelolaan retribusi harus dilakukan secara transparan dan akuntabel agar tidak terjadi penyimpangan dan dana retribusi benar-benar digunakan untuk kepentingan publik. Bagaimana mekanisme pengelolaan retribusi yang baik?

Mekanisme Pemungutan Retribusi yang Efektif

Pemungutan retribusi harus dilakukan dengan mekanisme yang jelas, mudah, dan efisien. Petugas pemungut retribusi harus terlatih dan profesional agar tidak terjadi pungutan liar atau praktik korupsi lainnya. Selain itu, sistem pembayaran retribusi juga perlu dimodernisasi dengan memanfaatkan teknologi, misalnya pembayaran online atau melalui e-wallet, agar lebih praktis dan transparan.

Bagaimana Retribusi Dikelola

Pemerintah daerah juga perlu mensosialisasikan informasi tentang retribusi kepada masyarakat secara luas. Masyarakat perlu tahu jenis-jenis retribusi yang berlaku, tarif retribusi, cara pembayaran retribusi, dan manfaat retribusi bagi daerah. Dengan sosialisasi yang baik, diharapkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam membayar retribusi akan meningkat.

Penggunaan Dana Retribusi yang Tepat Sasaran

Dana retribusi yang terkumpul harus digunakan secara tepat sasaran sesuai dengan peruntukannya. Misalnya, retribusi parkir harus digunakan untuk pengelolaan parkir, retribusi sampah untuk pengelolaan sampah, dan seterusnya. Pemerintah daerah harus membuat perencanaan yang matang dalam penggunaan dana retribusi agar memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.

Selain itu, penggunaan dana retribusi juga harus diawasi secara ketat agar tidak terjadi penyalahgunaan atau pemborosan. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Inspektorat Daerah punya peran penting dalam melakukan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan daerah, termasuk dana retribusi.

Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Retribusi

Pengelolaan retribusi harus akuntabel dan transparan kepada publik. Pemerintah daerah harus menyusun laporan keuangan yang jelas dan rinci mengenai penerimaan dan penggunaan dana retribusi. Laporan keuangan ini harus dipublikasikan secara terbuka agar masyarakat bisa mengakses dan memantau.

Selain laporan keuangan, pemerintah daerah juga perlu melibatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pengelolaan retribusi. Misalnya, melalui forum konsultasi publik atau mekanisme pengaduan masyarakat. Dengan akuntabilitas dan transparansi yang baik, kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan retribusi akan meningkat dan potensi korupsi bisa diminimalisir.

Fakta Menarik tentang Retribusi: Lebih dari Sekadar Pungutan

Retribusi itu ternyata punya banyak fakta menarik lho. Nggak cuma sekadar pungutan biaya, tapi juga punya sejarah panjang dan peran penting dalam pembangunan daerah.

Sejarah Retribusi di Indonesia: Sejak Zaman Kolonial

Pungutan sejenis retribusi sebenarnya sudah ada sejak zaman колониальной Belanda dulu. Dulu namanya bukan retribusi, tapi ordonnantie atau *verordening*. Pungutan ini dikenakan atas berbagai layanan dan fasilitas yang disediakan pemerintah колониальной, seperti pasar, jembatan, dan jalan.

Setelah Indonesia merdeka, pungutan-pungutan ini tetap dilanjutkan dan kemudian diatur dalam undang-undang sebagai retribusi daerah. Seiring dengan perkembangan zaman dan otonomi daerah, sistem retribusi juga terus berkembang dan disempurnakan. Saat ini, retribusi menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang penting dalam mendukung pembangunan dan pelayanan publik.

Peran Retribusi dalam APBD: Melengkapi Pajak dan Dana Transfer

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan daerah. Retribusi adalah salah satu komponen pendapatan dalam APBD, selain pajak daerah dan dana transfer dari pemerintah pusat. Meskipun kontribusi retribusi terhadap APBD mungkin tidak sebesar pajak atau dana transfer, retribusi tetap punya peran penting dalam melengkapi sumber-sumber pendapatan daerah.

Fakta Menarik tentang Retribusi

Dengan adanya retribusi, APBD menjadi lebih beragam dan tidak terlalu bergantung pada satu atau dua sumber pendapatan saja. Diversifikasi sumber pendapatan ini penting untuk menjaga stabilitas keuangan daerah dan mengurangi risiko jika terjadi penurunan pendapatan dari salah satu sumber.

Tantangan dalam Pemungutan Retribusi: Kebocoran dan Kepatuhan

Meskipun punya potensi yang besar, pemungutan retribusi juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah kebocoran atau fraud dalam pemungutan retribusi. Oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab bisa saja melakukan pungutan liar atau menggelapkan dana retribusi.

Tantangan lainnya adalah tingkat kepatuhan masyarakat yang masih rendah dalam membayar retribusi. Mungkin karena kurangnya kesadaran, ketidakpercayaan terhadap pengelolaan retribusi, atau alasan lainnya. Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, pemerintah daerah perlu terus berupaya meningkatkan efektivitas pemungutan retribusi, memperkuat pengawasan, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya retribusi.

Tips Memahami dan Membayar Retribusi: Warga Negara yang Baik

Sebagai warga negara yang baik, kita perlu memahami dan mendukung sistem retribusi. Dengan membayar retribusi secara benar dan tepat waktu, kita ikut berkontribusi dalam pembangunan daerah dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Berikut beberapa tips untuk memahami dan membayar retribusi:

Cari Informasi Retribusi Daerah: Jangan Malas Bertanya

Setiap daerah punya jenis dan tarif retribusi yang berbeda-beda. Jangan malas mencari informasi tentang retribusi yang berlaku di daerahmu. Informasi ini biasanya tersedia di website pemerintah daerah, kantor dinas terkait, atau papan pengumuman di tempat-tempat pelayanan publik. Kalau masih bingung, jangan ragu untuk bertanya kepada petugas yang berwenang.

Tips Memahami dan Membayar Retribusi

Dengan mencari informasi yang jelas, kita jadi tahu jenis-jenis retribusi apa saja yang wajib kita bayar, berapa tarifnya, dan bagaimana cara pembayarannya. Informasi ini penting agar kita tidak salah paham dan tidak merasa dirugikan saat membayar retribusi.

Pahami Jenis Retribusi yang Berlaku: Sesuai dengan Layanan yang Dipakai

Pahami jenis-jenis retribusi yang berlaku di daerahmu dan layanan atau fasilitas apa saja yang dikenakan retribusi. Misalnya, kalau kamu punya kendaraan bermotor, kamu mungkin wajib membayar retribusi parkir, retribusi KIR (untuk kendaraan niaga), dan lain-lain. Kalau kamu punya usaha, kamu mungkin wajib membayar retribusi SIUP, retribusi reklame, dan lain-lain.

Dengan memahami jenis retribusi yang berlaku, kita jadi tahu kewajiban kita sebagai warga negara atau pelaku usaha. Kita juga jadi lebih sadar bahwa setiap layanan atau fasilitas publik yang kita nikmati itu ada biayanya, dan retribusi adalah salah satu cara untuk membiayai layanan tersebut.

Bayar Retribusi Tepat Waktu: Jangan Sampai Kena Denda

Bayarlah retribusi tepat waktu sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Keterlambatan pembayaran retribusi biasanya akan dikenakan denda atau sanksi lainnya. Selain itu, dengan membayar retribusi tepat waktu, kita juga membantu pemerintah daerah dalam menjaga kelancaran penerimaan pendapatan daerah.

Saat ini, pembayaran retribusi sudah semakin mudah dan praktis. Banyak daerah yang sudah menyediakan layanan pembayaran retribusi secara online, melalui bank, atau melalui e-wallet. Manfaatkan kemudahan ini agar pembayaran retribusi lebih cepat dan efisien.

Manfaatkan Fasilitas Pembayaran Online: Lebih Praktis dan Efisien

Kalau daerahmu sudah menyediakan fasilitas pembayaran retribusi secara online, manfaatkan fasilitas ini sebaik mungkin. Pembayaran online biasanya lebih praktis, cepat, dan efisien dibandingkan pembayaran manual. Kita tidak perlu antri di loket pembayaran, cukup bayar dari rumah atau kantor melalui komputer atau smartphone.

Selain lebih praktis, pembayaran online juga lebih transparan dan akuntabel. Semua transaksi tercatat secara digital dan bisa dilacak dengan mudah. Ini bisa mengurangi risiko kebocoran atau penyimpangan dalam pemungutan retribusi.

Kesimpulan: Retribusi, Kontribusi Kecil untuk Kemajuan Daerah

Nah, sekarang sudah lebih paham kan apa itu retribusi? Retribusi itu bukan sekadar pungutan biaya, tapi kontribusi kecil kita sebagai warga negara untuk kemajuan daerah. Uang retribusi yang kita bayar akan kembali lagi ke kita dalam bentuk pelayanan publik yang lebih baik dan infrastruktur yang lebih memadai.

Jadi, jangan lagi merasa berat atau enggan saat membayar retribusi ya. Justru sebaliknya, kita harus bangga dan sadar bahwa dengan membayar retribusi, kita ikut andil dalam membangun daerah kita tercinta. Yuk, jadi warga negara yang taat retribusi!

Gimana, artikel ini cukup informatif kan? Punya pengalaman menarik atau pertanyaan seputar retribusi? Yuk, share di kolom komentar di bawah ini! Kita diskusi bareng!

Posting Komentar