Perkembangbiakan Vegetatif Buatan: Panduan Lengkap + Contoh Praktis!

Table of Contents

Perkembangbiakan tanaman itu seru banget, lho! Ada dua cara utama tanaman berkembang biak: secara generatif (kawin) dan vegetatif (tidak kawin). Nah, kali ini kita bakal bahas lebih dalam tentang perkembangbiakan vegetatif buatan. Kedengarannya agak fancy, ya? Tapi sebenarnya ini adalah cara yang sering banget kita lihat bahkan mungkin pernah kita lakukan sendiri di rumah atau kebun. Yuk, kita kupas tuntas!

Apa Sih Perkembangbiakan Vegetatif Buatan Itu?

Apa Sih Perkembangbiakan Vegetatif Buatan Itu

Sederhananya, perkembangbiakan vegetatif buatan adalah cara memperbanyak tanaman tanpa melalui proses perkawinan atau penyerbukan. Kalau perkembangbiakan generatif itu butuh biji, nah kalau vegetatif buatan ini nggak. Kita memanfaatkan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti batang, daun, atau akar untuk menghasilkan tanaman baru yang punya sifat sama persis dengan induknya.

Kenapa disebut “buatan”? Karena cara ini melibatkan campur tangan manusia. Tanaman sebenarnya punya kemampuan alami untuk berkembang biak vegetatif, tapi kita “membantu” dan “mempercepat” prosesnya dengan teknik-teknik tertentu. Tujuannya biar kita bisa mendapatkan bibit tanaman dalam jumlah banyak dan waktu yang lebih singkat.

Kenapa Kita Melakukan Perkembangbiakan Vegetatif Buatan?

Kenapa Kita Melakukan Perkembangbiakan Vegetatif Buatan

Ada banyak alasan kenapa perkembangbiakan vegetatif buatan ini jadi pilihan favorit para petani, pekebun, atau bahkan kita yang suka berkebun di rumah. Beberapa alasannya antara lain:

  • Mempertahankan Sifat Unggul Induk: Ini adalah alasan utama! Kalau kita punya tanaman yang buahnya besar, rasanya manis, atau bunganya cantik banget, kita pasti pengen punya tanaman yang sama persis, kan? Nah, dengan vegetatif buatan, sifat-sifat unggul ini bisa dipertahankan karena tanaman baru hasil perkembangbiakan vegetatif secara genetik identik dengan induknya. Beda dengan perkembangbiakan generatif dari biji yang bisa menghasilkan variasi sifat.
  • Menghasilkan Tanaman Lebih Cepat: Dibandingkan menanam dari biji yang butuh waktu lama untuk tumbuh besar dan berbuah, perkembangbiakan vegetatif buatan biasanya lebih cepat menghasilkan tanaman dewasa yang siap berproduksi. Ini karena kita “memotong jalan” proses pertumbuhan awal dari biji.
  • Memperbanyak Tanaman yang Sulit Berbiji: Beberapa tanaman ada yang sulit menghasilkan biji, atau bijinya sulit tumbuh. Contohnya tanaman anggur tanpa biji atau beberapa jenis tanaman hias. Perkembangbiakan vegetatif buatan jadi solusi terbaik untuk memperbanyak tanaman-tanaman seperti ini.
  • Mengatasi Kendala Lingkungan: Dengan teknik seperti cangkok atau okulasi, kita bisa menggabungkan keunggulan dua tanaman yang berbeda. Misalnya, batang bawah tanaman yang tahan terhadap kondisi tanah tertentu dikawinkan dengan batang atas tanaman yang buahnya berkualitas bagus. Jadi, tanaman baru ini bisa tumbuh subur di kondisi lingkungan yang kurang ideal.
  • Efisiensi Waktu dan Biaya: Dalam skala besar, perkembangbiakan vegetatif buatan bisa lebih efisien dari segi waktu dan biaya dibandingkan perkembangbiakan generatif. Kita bisa menghasilkan bibit dalam jumlah banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit.

Macam-macam Teknik Perkembangbiakan Vegetatif Buatan

Nah, sekarang kita masuk ke bagian yang paling seru, yaitu macam-macam teknik perkembangbiakan vegetatif buatan. Ada beberapa metode yang umum digunakan, masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya sendiri. Yuk, kita bahas satu per satu:

1. Cangkok

Cangkok

Cangkok adalah teknik perkembangbiakan vegetatif buatan yang paling populer dan sering kita dengar. Teknik ini dilakukan dengan cara melukai kulit batang tanaman, kemudian membungkusnya dengan media tanam (biasanya campuran tanah dan pupuk) agar tumbuh akar di bagian yang dilukai tersebut. Setelah akarnya cukup kuat, cabang yang dicangkok bisa dipotong dan ditanam sebagai tanaman baru.

Cara Mencangkok:

  1. Pilih cabang yang sehat: Pilih cabang tanaman yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, diameter sekitar 1-2 cm.
  2. Kupas kulit batang: Buat sayatan melingkar pada kulit batang sepanjang kurang lebih 5 cm. Kupas kulit batang tersebut hingga terlihat lapisan kambium (lapisan lendir).
  3. Kerok kambium: Bersihkan lapisan kambium yang tersisa agar pertumbuhan akar tidak terhambat.
  4. Tutup dengan media tanam: Bungkus bagian yang dikupas dengan media tanam yang lembab (misalnya campuran tanah, pupuk kandang, dan sabut kelapa). Bungkus rapat dengan plastik atau sabut kelapa.
  5. Jaga kelembaban: Siram media tanam secara teratur agar tetap lembab.
  6. Tunggu sampai berakar: Proses pertumbuhan akar biasanya memakan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung jenis tanaman.
  7. Potong dan tanam: Setelah akar tumbuh banyak dan kuat, potong cabang di bawah bagian yang dicangkok dan tanam di pot atau lahan.

Keuntungan Cangkok:

  • Cepat berbuah: Tanaman hasil cangkok biasanya lebih cepat berbuah dibandingkan tanaman dari biji.
  • Sifat induk terjaga: Sifat-sifat unggul tanaman induk tetap dipertahankan.
  • Mudah dilakukan: Teknik cangkok relatif mudah dipelajari dan dilakukan, bahkan oleh pemula.

Kekurangan Cangkok:

  • Akar serabut: Tanaman hasil cangkok biasanya memiliki sistem perakaran serabut yang kurang kuat dibandingkan akar tunggang dari tanaman biji. Akibatnya, tanaman cangkok kurang tahan terhadap kekeringan atau angin kencang.
  • Tidak semua tanaman bisa dicangkok: Beberapa jenis tanaman sulit dicangkok, terutama tanaman monokotil seperti padi atau jagung.
  • Jumlah bibit terbatas: Dari satu tanaman induk, jumlah bibit yang bisa dihasilkan dengan cangkok terbatas.

Tanaman yang Cocok Dicangkok: Mangga, jambu, jeruk, alpukat, rambutan, sawo, durian, dan tanaman buah lainnya.

2. Stek

Stek

Stek adalah teknik perkembangbiakan vegetatif buatan dengan cara memotong bagian tanaman (batang, daun, atau akar) kemudian menanam potongan tersebut agar tumbuh menjadi tanaman baru. Stek adalah cara yang sangat praktis dan banyak digunakan untuk memperbanyak tanaman hias atau tanaman perkebunan.

Jenis-jenis Stek:

  • Stek Batang: Ini adalah jenis stek yang paling umum. Kita memotong batang tanaman (biasanya bagian pucuk atau ruas batang) kemudian menanamnya di media tanam. Contoh tanaman yang mudah di stek batang: mawar, singkong, tebu, kangkung, sirih, dan berbagai jenis tanaman hias batang.
  • Stek Daun: Beberapa tanaman bisa diperbanyak dengan stek daun. Caranya, kita memotong daun tanaman (kadang beserta tangkainya) kemudian menanamnya di media tanam. Contoh tanaman yang bisa di stek daun: cocor bebek, begonia, sansivera (lidah mertua).
  • Stek Akar: Teknik ini dilakukan dengan memotong akar tanaman kemudian menanamnya. Contoh tanaman yang bisa di stek akar: sukun, cemara.

Cara Stek Batang (Contoh):

  1. Pilih batang yang sehat: Pilih batang tanaman yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, panjang sekitar 10-20 cm, memiliki beberapa ruas atau mata tunas.
  2. Potong batang: Potong batang secara serong dengan pisau atau gunting stek yang bersih dan tajam.
  3. Hilangkan daun bagian bawah: Buang daun-daun yang berada di bagian bawah batang stek (sekitar ⅔ bagian bawah). Sisakan beberapa daun di bagian atas. Ini untuk mengurangi penguapan dan fokus pada pertumbuhan akar.
  4. Tanam stek: Tanam stek di media tanam yang lembab (misalnya campuran tanah, pasir, dan kompos). Kedalaman tanam sekitar ⅓ panjang stek.
  5. Jaga kelembaban: Siram stek secara teratur dan letakkan di tempat yang teduh dan lembab. Bisa juga ditutup dengan plastik transparan untuk menjaga kelembaban.
  6. Tunggu sampai berakar: Proses pertumbuhan akar biasanya memakan waktu beberapa minggu.
  7. Pindahkan ke pot/lahan: Setelah akar tumbuh kuat, pindahkan bibit stek ke pot yang lebih besar atau lahan.

Keuntungan Stek:

  • Sangat mudah dan cepat: Stek adalah cara yang paling mudah dan cepat untuk memperbanyak tanaman.
  • Biaya murah: Tidak memerlukan biaya besar, cukup memanfaatkan bagian tanaman yang sudah ada.
  • Sifat induk terjaga: Sifat-sifat unggul tanaman induk tetap dipertahankan.
  • Jumlah bibit banyak: Dari satu tanaman induk, kita bisa menghasilkan banyak bibit stek.

Kekurangan Stek:

  • Akar serabut: Sama seperti cangkok, tanaman hasil stek juga memiliki akar serabut yang kurang kuat.
  • Tidak semua tanaman mudah di stek: Beberapa tanaman sulit berakar jika di stek.
  • Rentan terhadap kekeringan: Bibit stek yang baru tumbuh akar lebih rentan terhadap kekeringan.

Tanaman yang Cocok di Stek: Mawar, melati, singkong, kangkung, tebu, cocor bebek, begonia, sirih, dan berbagai jenis tanaman hias batang dan daun.

3. Okulasi (Menempel)

Okulasi

Okulasi atau menempel adalah teknik perkembangbiakan vegetatif buatan dengan cara menempelkan mata tunas dari satu tanaman (entres/scion) ke batang tanaman lain (batang bawah/rootstock). Teknik ini sering digunakan untuk menggabungkan sifat unggul dari dua tanaman yang berbeda. Misalnya, menggabungkan batang bawah yang kuat dan tahan penyakit dengan batang atas yang menghasilkan buah berkualitas tinggi.

Cara Okulasi:

  1. Siapkan batang bawah dan entres: Batang bawah adalah tanaman yang akan menjadi dasar tanaman baru. Pilih batang bawah yang sehat dan kuat. Entres adalah mata tunas yang diambil dari tanaman induk yang sifat unggulnya ingin kita pertahankan.
  2. Sayat batang bawah: Buat sayatan berbentuk “T” pada kulit batang bawah. Buka sedikit kulit batang yang berbentuk “T” tersebut.
  3. Ambil mata tunas entres: Ambil mata tunas dari entres dengan cara menyayat kulit batang yang mengandung mata tunas. Bentuk sayatan mata tunas disesuaikan dengan bentuk sayatan pada batang bawah.
  4. Tempelkan mata tunas: Sisipkan mata tunas entres ke dalam sayatan “T” pada batang bawah. Pastikan kambium (lapisan lendir) kedua tanaman saling bersentuhan.
  5. Ikat dengan tali: Ikat rapat bagian okulasi dengan tali okulasi atau plastik. Tujuannya agar mata tunas menempel kuat pada batang bawah.
  6. Tunggu sampai mata tunas tumbuh: Proses penyatuan dan pertumbuhan mata tunas biasanya memakan waktu beberapa minggu.
  7. Potong batang atas batang bawah: Setelah mata tunas entres tumbuh dan mengeluarkan tunas baru, potong batang atas batang bawah di atas sambungan okulasi. Tujuannya agar nutrisi fokus ke pertumbuhan tunas entres.

Keuntungan Okulasi:

  • Menggabungkan sifat unggul: Bisa menggabungkan sifat unggul dari batang bawah dan entres. Misalnya, tanaman menjadi lebih tahan penyakit, tahan kekeringan, atau berbuah lebih banyak.
  • Bibit lebih seragam: Bibit hasil okulasi biasanya lebih seragam kualitasnya.
  • Lebih hemat entres: Dibandingkan cangkok atau sambung pucuk, okulasi hanya memerlukan sedikit entres.

Kekurangan Okulasi:

  • Teknik lebih rumit: Okulasi membutuhkan keterampilan dan ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan cangkok atau stek.
  • Tingkat keberhasilan bervariasi: Tingkat keberhasilan okulasi bisa bervariasi tergantung jenis tanaman dan keterampilan pelaksana.
  • Membutuhkan batang bawah: Harus menyiapkan batang bawah yang sesuai dan kompatibel dengan entres.

Tanaman yang Cocok di Okulasi: Jeruk, mangga, durian, alpukat, mawar, dan tanaman buah atau hias lainnya yang ingin digabungkan sifat unggulnya.

4. Merunduk (Layering)

Merunduk

Merunduk atau layering adalah teknik perkembangbiakan vegetatif buatan dengan cara membengkokkan cabang tanaman ke tanah kemudian menimbunnya dengan media tanam. Bagian cabang yang tertimbun tanah akan tumbuh akar. Setelah akarnya kuat, cabang tersebut bisa dipotong dari induknya dan ditanam sebagai tanaman baru.

Jenis-jenis Merunduk:

  • Merunduk Biasa: Cabang tanaman dibengkokkan ke tanah dan ditimbun sebagian.
  • Merunduk Ujung: Ujung cabang tanaman dibengkokkan ke tanah dan ditimbun.
  • Merunduk Udara (Air Layering): Mirip dengan cangkok, tapi cabang tidak dipotong dari induknya sampai akarnya tumbuh kuat.

Cara Merunduk Biasa (Contoh):

  1. Pilih cabang yang lentur: Pilih cabang tanaman yang lentur dan dekat dengan permukaan tanah.
  2. Bengkokkan cabang ke tanah: Bengkokkan cabang ke tanah dan posisikan bagian tengah cabang menyentuh tanah.
  3. Lukai bagian cabang yang tertimbun: Pada bagian cabang yang menyentuh tanah, buat sayatan kecil atau lukai sedikit kulit batangnya. Ini untuk merangsang pertumbuhan akar.
  4. Timbun dengan media tanam: Timbun bagian cabang yang terluka dengan media tanam yang lembab. Bisa juga ditahan dengan pasak agar tidak bergerak.
  5. Jaga kelembaban: Siram media tanam secara teratur agar tetap lembab.
  6. Tunggu sampai berakar: Proses pertumbuhan akar biasanya memakan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan.
  7. Potong dan tanam: Setelah akar tumbuh kuat, potong cabang dari induknya dan tanam sebagai tanaman baru.

Keuntungan Merunduk:

  • Tingkat keberhasilan tinggi: Merunduk biasanya memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi karena cabang tetap mendapatkan nutrisi dari induknya selama proses pembentukan akar.
  • Tanaman lebih kuat: Tanaman hasil merunduk biasanya lebih kuat dan lebih cepat tumbuh besar dibandingkan stek.
  • Mudah dilakukan: Teknik merunduk relatif mudah dilakukan, terutama merunduk biasa.

Kekurangan Merunduk:

  • Jumlah bibit terbatas: Dari satu tanaman induk, jumlah bibit yang dihasilkan dengan merunduk terbatas.
  • Membutuhkan tanaman induk di dekat tanah: Teknik merunduk hanya bisa dilakukan pada tanaman yang cabangnya bisa dibengkokkan ke tanah.
  • Proses agak lama: Proses pembentukan akar pada merunduk biasanya lebih lama dibandingkan stek.

Tanaman yang Cocok di Merunduk: Alamanda, anyelir, strawberry, melati, sirih, dan tanaman rambat atau tanaman perdu yang cabangnya lentur.

5. Kultur Jaringan

Kultur Jaringan

Kultur jaringan adalah teknik perkembangbiakan vegetatif buatan yang paling modern dan canggih. Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (misalnya ujung akar, ujung batang, atau daun) kemudian menumbuhkannya dalam media steril di laboratorium. Dalam kondisi yang terkontrol, jaringan tanaman tersebut akan berkembang menjadi bibit tanaman baru dalam jumlah yang sangat banyak.

Tahapan Kultur Jaringan:

  1. Inisiasi: Jaringan tanaman (eksplan) diambil dari tanaman induk dan disterilkan.
  2. Multiplikasi: Eksplan ditanam dalam media khusus yang mengandung nutrisi dan hormon pertumbuhan. Eksplan akan berkembang biak dan menghasilkan kalus (kumpulan sel yang belum terdiferensiasi) atau tunas-tunas baru.
  3. Pemanjangan: Tunas-tunas yang terbentuk dipindahkan ke media lain untuk pemanjangan batang dan daun.
  4. Pengakaran: Tunas-tunas yang sudah cukup besar dipindahkan ke media pengakaran agar tumbuh akar.
  5. Aklimatisasi: Bibit tanaman yang sudah berakar dikeluarkan dari laboratorium dan diaklimatisasi (diadaptasikan) secara bertahap dengan lingkungan luar sebelum ditanam di lapangan.

Keuntungan Kultur Jaringan:

  • Bibit dalam jumlah besar: Dalam waktu singkat bisa dihasilkan bibit tanaman dalam jumlah ribuan bahkan jutaan dari satu tanaman induk.
  • Bibit bebas penyakit: Karena dilakukan dalam kondisi steril, bibit hasil kultur jaringan biasanya bebas penyakit dan hama.
  • Sifat induk terjaga: Sifat-sifat unggul tanaman induk tetap dipertahankan.
  • Menghasilkan bibit tanaman langka: Kultur jaringan sangat efektif untuk memperbanyak tanaman-tanaman langka atau tanaman yang sulit diperbanyak dengan cara lain.

Kekurangan Kultur Jaringan:

  • Biaya mahal: Kultur jaringan membutuhkan fasilitas laboratorium yang lengkap, peralatan khusus, dan tenaga ahli yang terampil. Biaya produksi bibit kultur jaringan relatif mahal.
  • Teknik rumit: Teknik kultur jaringan sangat rumit dan membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus.
  • Aklimatisasi sulit: Proses aklimatisasi bibit kultur jaringan ke lingkungan luar bisa menjadi tantangan tersendiri.

Tanaman yang Cocok di Kultur Jaringan: Anggrek, pisang, kentang, tebu, jati, dan berbagai jenis tanaman hias atau tanaman perkebunan yang membutuhkan bibit dalam jumlah besar dan berkualitas tinggi.

Keuntungan dan Kerugian Perkembangbiakan Vegetatif Buatan Secara Umum

Keuntungan dan Kerugian Perkembangbiakan Vegetatif Buatan Secara Umum

Keuntungan Perkembangbiakan Vegetatif Buatan:

  • Cepat menghasilkan tanaman dewasa: Tanaman hasil vegetatif buatan biasanya lebih cepat tumbuh besar dan berproduksi dibandingkan tanaman dari biji.
  • Mempertahankan sifat unggul: Sifat-sifat unggul tanaman induk (misalnya rasa buah, warna bunga, ketahanan penyakit) dapat dipertahankan karena tanaman baru secara genetik identik dengan induknya.
  • Menghasilkan bibit seragam: Bibit hasil vegetatif buatan biasanya lebih seragam dalam pertumbuhan dan produksinya.
  • Memperbanyak tanaman sulit berbiji: Cocok untuk memperbanyak tanaman yang sulit menghasilkan biji atau bijinya sulit tumbuh.
  • Efisiensi waktu dan biaya: Dalam skala besar, bisa lebih efisien dibandingkan perkembangbiakan generatif.

Kerugian Perkembangbiakan Vegetatif Buatan:

  • Akar serabut: Sebagian besar teknik vegetatif buatan menghasilkan tanaman dengan sistem akar serabut yang kurang kuat dibandingkan akar tunggang. Tanaman menjadi kurang tahan terhadap kekeringan atau angin kencang.
  • Tidak ada variasi genetik: Karena sifatnya identik dengan induk, tanaman hasil vegetatif buatan kurang memiliki variasi genetik. Jika ada serangan hama atau penyakit yang mematikan tanaman induk, seluruh tanaman hasil vegetatif buatan juga rentan.
  • Jumlah bibit terbatas (untuk beberapa teknik): Teknik seperti cangkok atau merunduk menghasilkan bibit dalam jumlah terbatas dari satu tanaman induk.
  • Memerlukan keterampilan (untuk beberapa teknik): Teknik seperti okulasi atau kultur jaringan membutuhkan keterampilan dan pengetahuan khusus.
  • Penyebaran penyakit: Jika tanaman induk terinfeksi penyakit sistemik (penyakit yang menyebar ke seluruh tubuh tanaman), penyakit tersebut bisa ikut terbawa ke bibit hasil vegetatif buatan.

Tips Sukses Melakukan Perkembangbiakan Vegetatif Buatan

Tips Sukses Melakukan Perkembangbiakan Vegetatif Buatan

Biar perkembangbiakan vegetatif buatan yang kamu lakukan berhasil, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan:

  1. Pilih Indukan yang Sehat dan Unggul: Pastikan tanaman induk yang kamu gunakan sehat, bebas penyakit, dan memiliki sifat-sifat unggul yang ingin kamu pertahankan.
  2. Gunakan Alat yang Bersih dan Tajam: Gunakan pisau, gunting stek, atau alat lain yang bersih dan tajam untuk memotong atau melukai tanaman. Alat yang bersih mencegah infeksi, sedangkan alat yang tajam menghasilkan potongan yang rapi sehingga mempercepat proses penyembuhan dan pertumbuhan akar.
  3. Perhatikan Waktu yang Tepat: Waktu terbaik untuk melakukan perkembangbiakan vegetatif buatan biasanya adalah saat musim hujan atau saat tanaman sedang dalam fase pertumbuhan aktif. Hindari melakukan saat musim kemarau atau saat tanaman sedang dorman.
  4. Jaga Kelembaban Media Tanam: Media tanam yang digunakan untuk perkembangbiakan vegetatif buatan harus selalu lembab, tapi jangan sampai becek. Kelembaban yang tepat penting untuk pertumbuhan akar.
  5. Lindungi dari Sinar Matahari Langsung: Bibit tanaman yang baru diperbanyak vegetatif buatan biasanya masih rentan terhadap sinar matahari langsung. Letakkan di tempat yang teduh atau beri naungan.
  6. Beri Pupuk Secukupnya: Setelah bibit tanaman mulai tumbuh, berikan pupuk secukupnya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
  7. Sabar dan Telaten: Perkembangbiakan vegetatif buatan membutuhkan waktu dan kesabaran. Jangan menyerah jika belum berhasil pada percobaan pertama. Teruslah belajar dan mencoba!

Fakta Menarik Seputar Perkembangbiakan Vegetatif Buatan

Fakta Menarik Seputar Perkembangbiakan Vegetatif Buatan

  • Kentang adalah contoh tanaman yang sangat bergantung pada perkembangbiakan vegetatif. Hampir semua kentang yang kita konsumsi diperbanyak dengan stek umbi (bagian batang yang berada di bawah tanah). Jarang sekali kentang diperbanyak dari biji.
  • Anggur tanpa biji (seedless grapes) hampir semuanya diperbanyak dengan stek. Karena tanaman anggur tanpa biji tidak menghasilkan biji yang fertil, perkembangbiakan vegetatif adalah satu-satunya cara untuk memperbanyaknya secara komersial.
  • Teknik kultur jaringan pertama kali berhasil diterapkan pada tanaman anggrek pada awal abad ke-20. Sejak saat itu, kultur jaringan menjadi metode yang sangat penting dalam industri anggrek dan tanaman hias lainnya.
  • Beberapa tanaman bisa diperbanyak dengan lebih dari satu teknik vegetatif buatan. Misalnya, tanaman mawar bisa diperbanyak dengan stek, cangkok, atau okulasi.
  • Perkembangbiakan vegetatif buatan sudah dilakukan sejak zaman dahulu. Teknik cangkok dan stek sudah dikenal dan dipraktikkan oleh para petani sejak ribuan tahun yang lalu.

Gimana? Jadi makin paham kan tentang perkembangbiakan vegetatif buatan? Ternyata seru dan bermanfaat banget ya! Sekarang kamu jadi punya banyak pilihan cara untuk memperbanyak tanaman kesayanganmu di rumah.

Metode perkembangbiakan vegetatif buatan mana yang paling menarik buat kamu? Atau mungkin kamu punya pengalaman seru saat mencoba memperbanyak tanaman secara vegetatif? Yuk, share pengalamanmu di kolom komentar di bawah ini!

Posting Komentar