Mengenal Oli Multigrade: Pelumas Cerdas untuk Mesin Anda

Table of Contents

Pernah lihat angka-angka unik di kemasan oli mesin kendaraanmu? Misalnya, 10W-40 atau 5W-30. Nah, angka-angka itulah yang menandakan bahwa oli tersebut adalah oli multigrade. Jadi, secara sederhana, oli multigrade adalah jenis oli mesin yang dirancang untuk memiliki kekentalan (viskositas) yang bervariasi tergantung pada suhu. Ini beda banget sama oli monograde yang kekentalannya cuma punya satu nilai viskositas standar.

apa itu oli multigrade

Sebelum kita bahas lebih dalam, penting banget buat paham kenapa kekentalan oli itu krusial. Kekentalan oli menentukan seberapa baik oli bisa mengalir dan membentuk lapisan pelindung di antara komponen mesin yang bergerak. Kalau oli terlalu kental saat dingin, sulit mengalir dan melumasi semua bagian mesin saat start. Sebaliknya, kalau terlalu encer saat panas, lapisan pelindungnya bisa pecah, menyebabkan gesekan dan keausan parah.

Mengapa Oli Multigrade Ada? Masalah Oli Monograde

Zaman dulu, oli mesin kebanyakan adalah oli monograde. Oli ini punya satu nilai viskositas aja, misalnya SAE 30 atau SAE 40. Angka ini menunjukkan kekentalan oli pada suhu operasi standar mesin (sekitar 100°C). Masalahnya, kekentalan oli sangat dipengaruhi oleh suhu. Oli monograde yang pas kekentalannya di suhu panas, akan jadi super kental saat suhu dingin, apalagi di daerah beriklim dingin.

Bayangkan mencoba menuang madu dari botol di tengah cuaca beku – susah banget kan? Nah, begitulah kira-kira oli monograde saat mesin dingin. Kekentalannya yang ekstrem membuat oli sulit dipompa dan didistribusikan ke seluruh bagian mesin yang butuh pelumasan segera saat mesin pertama kali dihidupkan. Ini adalah momen paling kritis yang menyebabkan sebagian besar keausan mesin.

monograde vs multigrade oil viscosity

Di sisi lain, oli monograde yang dirancang encer supaya mudah mengalir saat dingin (misalnya SAE 10W) akan jadi terlalu encer saat mesin mencapai suhu operasinya yang tinggi. Akibatnya, lapisan pelindungnya jadi tipis banget atau bahkan hilang, bikin komponen mesin bergesekan langsung. Tentu saja, ini bikin mesin cepet aus dan performanya menurun. Jadi, oli monograde ini kurang fleksibel, harus disesuaikan dengan suhu lingkungan atau suhu operasi mesin yang cenderung stabil.

Memahami Kode Unik: Angka dan Huruf di Oli Multigrade

Kode pada oli multigrade, seperti 10W-40, bukan sembarang angka. Kode ini mengikuti standar yang ditetapkan oleh SAE (Society of Automotive Engineers), sebuah organisasi teknik global. Kode ini memberitahu kita dua hal penting tentang kekentalan oli:

Kekentalan Saat Dingin (Angka dengan ‘W’)

Angka pertama yang diikuti huruf ‘W’ (misalnya 10W pada 10W-40) menunjukkan performa kekentalan oli pada suhu dingin. ‘W’ adalah singkatan dari Winter. Angka ini bukan suhu beku oli ya, melainkan indeks kekentalan saat oli diuji pada suhu rendah tertentu (biasanya antara -30°C sampai -5°C tergantung pengujian spesifiknya).

SAE W viscosity explained

Semakin kecil angka di depan ‘W’, semakin encer oli tersebut pada suhu dingin, dan semakin mudah oli mengalir. Oli dengan kode 0W atau 5W akan lebih mudah mengalir dan melumasi mesin saat suhu sangat dingin dibandingkan dengan oli 10W atau 20W. Ini sangat penting untuk startability mesin, terutama di pagi hari atau di daerah beriklim dingin. Oli yang cepat mengalir saat start akan mengurangi keausan start-up.

Kekentalan Saat Panas (Angka Setelah Tanda Hubung)

Angka kedua setelah tanda hubung (misalnya 40 pada 10W-40) menunjukkan kekentalan oli saat mencapai suhu operasi standar mesin, yaitu 100°C. Angka ini sama seperti angka pada oli monograde (misalnya SAE 40).

SAE hot viscosity meaning

Semakin besar angka ini, semakin kental oli tersebut pada suhu 100°C. Oli dengan angka 50 atau 60 akan lebih kental saat panas dibandingkan dengan oli 30 atau 40. Kekentalan oli di suhu panas ini penting untuk membentuk lapisan pelindung yang kuat di antara komponen mesin yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Oli yang terlalu encer di suhu panas mungkin tidak mampu menjaga lapisan pelindung yang memadai, sementara oli yang terlalu kental bisa meningkatkan gesekan dan suhu mesin.

Bagaimana Oli Multigrade Bisa Begitu Canggih? Rahasia Aditif Viscosity Index Improver

Nah, ini dia bagian yang menariknya. Bagaimana oli bisa “berubah” kekentalan seperti itu? Jawabannya ada pada penggunaan aditif khusus yang disebut Viscosity Index (VI) Improver. Oli dasar (base oil), baik itu mineral, semi-sintetik, atau sintetik, secara alami akan menjadi lebih encer saat dipanaskan dan lebih kental saat didinginkan. Ini sifat fisik dasar cairan.

how viscosity index improvers work in oil

Aditif VI Improver ini adalah molekul polimer panjang yang unik. Saat suhu dingin, molekul-molekul ini mengerut atau menggulung, tidak terlalu mempengaruhi kekentalan oli. Pada kondisi dingin ini, kekentalan oli multigrade didominasi oleh sifat oli dasarnya, sehingga kekentalannya rendah (sesuai angka ‘W’ yang kecil).

Tapi, saat suhu oli meningkat, molekul polimer VI Improver ini mulai mengembang atau merentangkan rantainya. Rantai polimer yang merentang ini “menghalangi” aliran oli, membuatnya seolah-olah menjadi lebih kental. Efek “pengentalan” ini mengimbangi kecenderungan oli dasar yang menjadi lebih encer saat dipanaskan.

molecular structure of viscosity index improver

Hasilnya? Oli multigrade tidak menjadi secair oli monograde dengan viskositas rendah saat panas, dan tidak sekental oli monograde dengan viskositas tinggi saat dingin. Perubahan kekentalannya terhadap suhu lebih kecil dibandingkan oli monograde. Indeks viskositas (Viscosity Index/VI) adalah ukuran seberapa sedikit kekentalan oli berubah terhadap perubahan suhu. Oli multigrade memiliki VI yang lebih tinggi daripada oli monograde, menunjukkan kestabilan kekentalan yang lebih baik.

Sedikit Fakta Menarik tentang VI Improver:

  • Aditif VI Improver ini biasanya hanya menyumbang sebagian kecil dari komposisi oli (beberapa persen), tapi dampaknya sangat besar.
  • Kualitas dan jenis VI Improver sangat mempengaruhi seberapa stabil kekentalan oli dalam jangka panjang. Aditif yang buruk bisa rusak (terpecah) akibat gesekan tinggi di dalam mesin, mengurangi kemampuan oli menjaga kekentalan di suhu panas. Inilah salah satu alasan mengapa oli perlu diganti secara berkala.
  • Oli sintetik umumnya memiliki indeks viskositas alami yang lebih tinggi dibandingkan oli mineral, sehingga memerlukan lebih sedikit aditif VI Improver atau bahkan tidak sama sekali untuk mencapai rentang multigrade tertentu. Ini membuat oli sintetik seringkali lebih stabil dalam menjaga kekentalan pada suhu ekstrem.

Keunggulan Menggunakan Oli Multigrade

Penggunaan oli multigrade membawa banyak keuntungan signifikan dibandingkan oli monograde, terutama untuk kendaraan modern yang beroperasi di berbagai kondisi suhu:

1. Start Mesin Lebih Mudah di Suhu Dingin

Ini adalah keunggulan paling jelas. Karena lebih encer saat dingin (berkat angka ‘W’ yang rendah), oli multigrade lebih cepat mengalir dan melumasi seluruh komponen mesin segera setelah mesin dihidupkan. Ini sangat penting untuk mengurangi keausan pada saat start pertama di pagi hari, momen di mana sebagian besar kerusakan mesin terjadi karena pelumasan belum optimal.

easier cold start with multigrade oil

2. Perlindungan Optimal di Suhu Operasi Tinggi

Meskipun encer saat dingin, oli multigrade tetap mampu mempertahankan kekentalan yang memadai pada suhu operasi mesin yang panas (berkat angka kedua yang tinggi dan aditif VI Improver). Kekentalan yang tepat saat panas memastikan terbentuknya lapisan pelindung yang kuat di antara piston, ring piston, dinding silinder, dan bearing, mencegah kontak langsung yang menyebabkan gesekan dan panas berlebih.

engine protection at high temperature multigrade oil

3. Potensi Efisiensi Bahan Bakar

Oli multigrade, terutama yang memiliki rentang viskositas lebar seperti 0W-20 atau 5W-30, cenderung lebih encer dibandingkan oli monograde yang memberikan perlindungan serupa di suhu panas. Kekentalan yang lebih rendah saat oli masih belum sepenuhnya panas atau di bagian mesin yang tidak memerlukan pelumasan ekstrem, mengurangi gesekan internal. Gesekan yang lebih rendah berarti mesin tidak perlu bekerja terlalu keras untuk berputar, yang berpotensi meningkatkan efisiensi bahan bakar.

4. Mengurangi Keausan Mesin

Dengan pelumasan yang lebih baik baik saat dingin maupun panas, oli multigrade secara efektif mengurangi keausan pada komponen-komponen vital mesin. Pelumasan yang cepat saat start dan perlindungan yang kuat saat panas berkontribusi pada umur mesin yang lebih panjang.

5. Cocok untuk Berbagai Kondisi Cuaca dan Penggunaan

Ini adalah keunggulan utama multigrade. Kamu tidak perlu mengganti oli setiap kali musim berganti atau berpindah lokasi dengan suhu yang berbeda secara drastis. Satu jenis oli multigrade bisa memberikan performa optimal di rentang suhu yang jauh lebih luas dibandingkan oli monograde. Ini tentu lebih praktis dan ekonomis.

Memilih Oli Multigrade yang Tepat: Jangan Asal!

Meskipun oli multigrade itu canggih dan serbaguna, bukan berarti semua oli multigrade cocok untuk kendaraanmu. Memilih oli yang tepat itu penting banget.

1. Patuhi Rekomendasi Pabrikan Kendaraan

Ini adalah aturan emas nomor satu. Manual pemilik kendaraanmu adalah sumber informasi terbaik. Di sana akan tertera rekomendasi viskositas oli (misalnya 10W-40, 5W-30) dan spesifikasi kualitas oli (seperti API SN, ACEA A3/B4, JASO MA). Pabrikan sudah melakukan pengujian ekstensif untuk menentukan oli mana yang paling pas dengan desain mesinmu. Menggunakan oli di luar rekomendasi bisa berakibat buruk pada performa, efisiensi, bahkan kerusakan mesin.

check vehicle manual for oil recommendation

2. Pertimbangkan Iklim dan Kondisi Penggunaan

Meskipun multigrade serbaguna, pilihan viskositasnya bisa disesuaikan. Jika kamu tinggal di daerah yang sangat dingin, oli dengan angka ‘W’ yang lebih kecil (0W atau 5W) akan memberikan manfaat lebih besar saat start dingin. Jika kendaraan sering digunakan di suhu sangat panas atau untuk beban berat/tarikan, terkadang angka kedua yang sedikit lebih tinggi (misalnya 40 daripada 30) bisa memberikan lapisan pelindung ekstra di suhu ekstrem, tapi tetap dalam rentang yang direkomendasikan pabrikan.

3. Sesuaikan dengan Usia dan Kondisi Mesin

Untuk mesin yang sudah sangat tua dengan jarak tempuh tinggi, terkadang ada pertimbangan khusus. Beberapa mekanik menyarankan sedikit menaikkan angka kedua (misalnya dari 10W-40 ke 10W-50, jika diizinkan pabrikan) jika terjadi gejala oli cepat menguap atau suara mesin yang kasar. Namun, ini harus hati-hati dan konsultasi dengan ahli. Oli terlalu kental bisa menimbulkan masalah lain.

4. Perhatikan Spesifikasi Kualitas (API, ACEA, JASO)

Selain viskositas (SAE), penting juga melihat spesifikasi kualitas oli seperti API (American Petroleum Institute), ACEA (Association des Constructeurs Européens d’Automobiles), atau JASO (Japanese Automotive Standards Organization). Kode seperti API SN, CK-4, ACEA A3/B4, C2, JASO MA2, dll., menunjukkan tingkat performa oli dalam hal proteksi keausan, kebersihan mesin, kontrol endapan, efisiensi bahan bakar, dan kecocokan dengan sistem emisi. Pastikan oli memenuhi spesifikasi yang diminta pabrikan kendaraan.

API ACEA JASO oil specifications

Tabel Contoh Perbandingan Viskoitas:

Biar lebih kebayang, lihat tabel sederhana ini (nilai viskositas adalah perkiraan dan tergantung pada pengujian spesifik):

Kode Oli Viskositas @ -25°C (mPa.s) Viskositas @ 100°C (mm²/s) Tipe Catatan Penggunaan Tipikal
SAE 10W ≤ 7000 (CCSQ @ -25°C) - Monograde Dingin Jarang dipakai langsung, sering sebagai komponen ‘W’ pada multigrade
SAE 30 - 9.3 - 12.5 Monograde Panas Mesin industri, mesin lama di iklim panas stabil
SAE 40 - 12.5 - 16.3 Monograde Panas Mesin industri, mesin lama di iklim panas stabil
10W-40 ≤ 7000 (CCSQ @ -25°C) 12.5 - 16.3 Multigrade Rentang suhu luas, populer untuk mobil/motor lama
5W-30 ≤ 6600 (CCSQ @ -30°C) 9.3 - 12.5 Multigrade Mesin modern, efisien di suhu dingin dan operasi normal
0W-20 ≤ 6200 (CCSQ @ -35°C) 6.9 - 9.3 Multigrade (Low Viscosity) Mesin modern sangat presisi, fokus efisiensi bahan bakar

CCSQ: Cold Cranking Simulator Viscosity, mengukur resistensi oli saat start dingin.
Nilai akurat mengikuti standar SAE J300 terbaru.

Diagram (Deskripsi Diagram Mermaid):

mermaid linechart Temperature vs Viscosity title Oli Monograde vs Multigrade xTitle Temperatur (°C) yTitle Viskositas (semakin tinggi angkanya, semakin kental) curve 1 Monograde SAE 40 curve 2 Multigrade 10W-40 curve 3 Monograde SAE 10W (hypothetical hot) point -25 7 Monograde SAE 40 point 100 4 Monograde SAE 40 point -25 2 Multigrade 10W-40 point 100 4 Multigrade 10W-40 point -25 2 Monograde SAE 10W (hypothetical hot) point 100 2 Monograde SAE 10W (hypothetical hot)
Diagram di atas (simulasi) menunjukkan:
* Oli Monograde SAE 40 sangat kental di suhu rendah (-25°C) dan cukup kental di suhu tinggi (100°C).
* Oli Monograde SAE 10W (jika ada versi ‘panas’ yang setara) sangat encer di suhu tinggi.
* Oli Multigrade 10W-40 relatif encer di suhu rendah (-25°C, mendekati SAE 10W) tapi tetap cukup kental di suhu tinggi (100°C, mendekati SAE 40). Perubahan kekentalannya terhadap suhu jauh lebih landai.

Video Edukasi (Contoh):

Kamu bisa mencari video di YouTube yang menjelaskan tentang perbedaan oli monograde dan multigrade, atau cara kerja aditif VI Improver. Contoh judul yang bisa dicari: “How Multigrade Engine Oil Works”, “Understanding SAE Oil Viscosity Grades”, atau dalam Bahasa Indonesia “Perbedaan Oli Monograde dan Multigrade”.

Mitos Seputar Oli Multigrade

Ada beberapa kesalahpahaman umum tentang oli multigrade:

  • Mitos: Angka yang lebih tinggi selalu lebih baik. Fakta: Belum tentu. Angka viskositas harus sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Oli terlalu kental bisa meningkatkan gesekan, suhu mesin, dan mengurangi efisiensi bahan bakar. Oli terlalu encer mungkin tidak memberikan perlindungan cukup di suhu panas.
  • Mitos: Bisa mencampur oli multigrade dengan viskositas berbeda. Fakta: Sebaiknya dihindari. Meskipun tidak akan langsung merusak, mencampur oli dengan formulasi dan aditif yang berbeda bisa mengurangi performa optimal oli atau bahkan menyebabkan reaksi kimia yang tidak diinginkan. Gunakan satu jenis oli yang direkomendasikan.
  • Mitos: Oli multigrade sintetik pasti lebih kental saat panas daripada oli multigrade mineral dengan angka kedua yang sama. Fakta: Angka kedua (setelah ‘W’) menunjukkan rentang kekentalan yang sama di suhu 100°C, terlepas dari basis olinya. Namun, oli sintetik cenderung lebih stabil di suhu ekstrem dan mempertahankan kekentalan tersebut lebih lama karena basis olinya yang lebih murni dan memerlukan aditif VI Improver lebih sedikit atau lebih berkualitas.

Tips Merawat Oli Multigrade di Mesinmu

  • Ikuti Jadwal Ganti Oli: Jangan tunda-tunda. Oli akan degradasi seiring waktu dan penggunaan. Aditifnya habis, dan oli terkontaminasi kotoran. Ganti oli sesuai jadwal di manual pemilik atau rekomendasi bengkel.
  • Cek Ketinggian Oli Secara Berkala: Pastikan level oli selalu di antara tanda Min dan Max di dipstick. Kurang oli bisa menyebabkan pelumasan tidak merata, berlebih juga tidak baik (bisa berbusa atau merusak seal).
  • Perhatikan Indikator Oli: Jika ada lampu indikator oli di dashboard menyala, segera cek level oli dan kondisi mesin.
  • Gunakan Oli yang Tepat: Kembali lagi ke poin ini, paling penting adalah menggunakan viskositas dan spesifikasi kualitas yang direkomendasikan pabrikan.

Intinya, oli multigrade adalah inovasi luar biasa dalam dunia pelumas yang memungkinkan mesin modern beroperasi dengan optimal di berbagai kondisi suhu. Kode viskositasnya memberitahu kita kemampuannya saat dingin (‘W’) dan saat panas (angka kedua), yang dicapai berkat aditif VI Improver. Memahami ini akan membantumu memilih dan merawat oli yang tepat untuk kendaraan kesayanganmu.

Nah, sekarang kamu sudah tahu kan apa itu oli multigrade dan kenapa oli ini penting? Kalau ada pertanyaan atau pengalaman menarik soal oli, jangan sungkan sharing di kolom komentar di bawah ya!

Posting Komentar