Hipermetropi: Apa Itu, Gejala, dan Cara Mengatasinya? Panduan Lengkap!

Table of Contents

Hipermetropi, atau yang lebih dikenal dengan istilah rabun dekat atau mata plus, adalah kondisi mata yang umum terjadi. Kondisi ini membuat penderitanya kesulitan melihat objek yang berada dekat. Mungkin kamu pernah merasa kesulitan membaca buku atau melihat layar ponsel dengan jelas, padahal objek yang jauh terlihat baik-baik saja? Bisa jadi itu adalah gejala hipermetropi.

Apa Sebenarnya Hipermetropi Itu?

Secara sederhana, hipermetropi terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata fokus di belakang retina, bukan tepat di retina. Retina sendiri adalah lapisan jaringan peka cahaya yang berada di bagian belakang mata dan berfungsi untuk mengirimkan sinyal visual ke otak. Karena fokus cahaya jatuh di belakang retina, bayangan objek dekat menjadi kabur.

Hipermetropi

Bayangkan mata kita seperti kamera. Pada mata normal, lensa mata dan kornea (bagian depan mata yang bening) bekerja sama untuk memfokuskan cahaya tepat di retina, seperti lensa kamera yang memfokuskan gambar tepat di film atau sensor. Pada orang dengan hipermetropi, “lensa” mata tidak cukup kuat atau bola mata terlalu pendek, sehingga titik fokusnya jatuh di belakang retina. Akibatnya, gambar objek dekat terlihat buram.

Hipermetropi berbeda dengan miopi (rabun jauh). Pada miopi, titik fokus cahaya jatuh di depan retina, sehingga objek jauh terlihat buram. Jadi, penting untuk memahami perbedaan keduanya agar penanganan yang tepat dapat dilakukan. Jangan sampai tertukar ya!

Penyebab Umum Hipermetropi

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami hipermetropi. Penyebab utamanya berkaitan dengan bentuk mata dan kekuatan lensa.

Bentuk Bola Mata yang Pendek

Salah satu penyebab paling umum hipermetropi adalah bentuk bola mata yang lebih pendek dari normal. Pada mata normal, panjang bola mata memungkinkan cahaya difokuskan tepat di retina. Namun, jika bola mata terlalu pendek, jarak antara lensa dan retina menjadi terlalu pendek. Akibatnya, cahaya yang masuk mata akan fokus di belakang retina.

Bola Mata Pendek Hipermetropi

Kondisi ini seringkali merupakan bawaan lahir dan bisa diturunkan secara genetik. Jadi, jika orang tua atau anggota keluarga lain memiliki hipermetropi, kemungkinan kamu juga mengalaminya lebih besar. Namun, bukan berarti pasti ya, hanya saja risikonya lebih tinggi.

Kornea atau Lensa yang Kurang Cembung

Selain bola mata yang pendek, hipermetropi juga bisa disebabkan oleh kornea atau lensa mata yang kurang cembung. Kornea dan lensa mata berfungsi membiaskan cahaya agar bisa fokus di retina. Jika salah satu atau keduanya kurang cembung, daya biasnya menjadi kurang kuat.

Kornea Lensa Kurang Cembung Hipermetropi

Akibatnya, cahaya tidak cukup dibelokkan dan fokusnya tetap jatuh di belakang retina. Kondisi ini juga bisa terjadi karena faktor genetik atau perkembangan mata yang tidak sempurna. Penting untuk diingat bahwa mata adalah organ yang kompleks dan banyak faktor yang mempengaruhinya.

Usia

Seiring bertambahnya usia, lensa mata kita secara alami akan kehilangan elastisitasnya. Proses ini disebut presbiopia dan merupakan bagian dari penuaan normal. Lensa yang kurang elastis menjadi kurang fleksibel dalam memfokuskan cahaya, terutama untuk objek dekat.

Usia Hipermetropi

Meskipun presbiopia berbeda dengan hipermetropi, keduanya seringkali terjadi bersamaan pada orang dewasa yang lebih tua. Presbiopia membuat kesulitan melihat dekat semakin terasa bagi orang yang sudah memiliki hipermetropi sejak muda. Jadi, jangan heran kalau mata plusmu makin terasa seiring bertambahnya umur.

Gejala-gejala Hipermetropi yang Perlu Kamu Tahu

Gejala hipermetropi bisa bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung tingkat keparahannya. Beberapa orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki hipermetropi ringan karena mata masih bisa mengkompensasi. Namun, gejala yang lebih jelas akan muncul seiring waktu atau saat tingkat hipermetropi meningkat.

Penglihatan Kabur Saat Melihat Dekat

Gejala utama hipermetropi adalah penglihatan kabur saat melihat objek dekat. Ini bisa sangat terasa saat membaca buku, melihat layar ponsel, atau melakukan pekerjaan detail lainnya. Kamu mungkin perlu menjauhkan objek dari mata agar terlihat lebih jelas.

Penglihatan Kabur Dekat Hipermetropi

Pada anak-anak, hipermetropi ringan mungkin tidak terlalu terasa karena mata mereka masih memiliki kemampuan akomodasi yang lebih kuat. Namun, jika anak sering mengeluh kesulitan melihat dekat atau sering memicingkan mata, sebaiknya segera periksakan ke dokter mata.

Sakit Kepala dan Mata Lelah

Mata yang terus-menerus berusaha fokus untuk melihat dekat bisa menyebabkan ketegangan otot mata. Ketegangan ini bisa memicu sakit kepala, terutama di sekitar dahi dan pelipis. Selain sakit kepala, mata juga bisa terasa lelah, perih, atau berair setelah melakukan aktivitas yang membutuhkan fokus dekat dalam waktu lama.

Sakit Kepala Mata Lelah Hipermetropi

Jika kamu sering mengalami sakit kepala atau mata lelah setelah membaca atau bekerja di depan komputer, bisa jadi itu adalah tanda hipermetropi. Jangan anggap remeh gejala ini ya, lebih baik segera diperiksakan.

Memicingkan Mata

Memicingkan mata adalah reaksi alami untuk mencoba meningkatkan fokus penglihatan. Saat memicingkan mata, lubang pupil menjadi lebih kecil, sehingga cahaya yang masuk ke mata menjadi lebih terarah dan fokus. Namun, memicingkan mata terus-menerus bisa menyebabkan ketegangan otot wajah dan mata, serta tidak menyelesaikan masalah utama hipermetropi.

Memicingkan Mata Hipermetropi

Jika kamu sering memicingkan mata saat melihat dekat, terutama saat membaca atau menonton televisi, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter mata. Ini bisa jadi indikasi adanya masalah refraksi mata seperti hipermetropi.

Kesulitan Membaca

Kesulitan membaca adalah salah satu gejala hipermetropi yang paling umum dan sering dikeluhkan. Huruf-huruf dalam buku atau teks di layar ponsel mungkin terlihat buram atau ganda, terutama saat membaca dalam waktu lama. Kamu mungkin perlu memegang buku atau ponsel lebih jauh dari mata agar teks terlihat lebih jelas.

Kesulitan Membaca Hipermetropi

Pada anak-anak, kesulitan membaca bisa berdampak pada prestasi belajar di sekolah. Anak mungkin menjadi kurang tertarik membaca atau menghindari tugas-tugas yang melibatkan membaca karena merasa tidak nyaman. Oleh karena itu, penting untuk mendeteksi dan mengoreksi hipermetropi pada anak sejak dini.

Cara Mendiagnosis Hipermetropi

Diagnosis hipermetropi biasanya dilakukan oleh dokter mata atau optometris melalui pemeriksaan mata komprehensif. Pemeriksaan ini meliputi beberapa tahapan untuk menilai ketajaman penglihatan dan kondisi kesehatan mata secara keseluruhan.

Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan (Visus)

Pemeriksaan visus adalah tes standar yang digunakan untuk mengukur seberapa jelas kamu bisa melihat pada jarak tertentu. Biasanya, kamu akan diminta membaca huruf atau angka pada Snellen chart atau LogMAR chart dari jarak 6 meter. Hasil pemeriksaan visus akan menunjukkan seberapa baik ketajaman penglihatanmu dan apakah ada indikasi masalah refraksi seperti hipermetropi.

Pemeriksaan Visus Hipermetropi

Pemeriksaan visus biasanya dilakukan dengan dan tanpa koreksi lensa (kacamata atau lensa kontak). Perbedaan hasil visus dengan dan tanpa koreksi akan membantu dokter menentukan jenis dan tingkat keparahan masalah refraksi mata.

Refraksi Objektif dan Subjektif

Refraksi adalah proses mengukur kekuatan lensa yang dibutuhkan untuk mengoreksi masalah refraksi mata. Refraksi objektif dilakukan dengan menggunakan alat otomatis seperti autorefractor untuk mengukur refraksi mata secara otomatis. Sementara itu, refraksi subjektif dilakukan dengan meminta pasien untuk membandingkan berbagai lensa dan memilih lensa mana yang memberikan penglihatan paling jelas.

Refraksi Objektif Subjektif Hipermetropi

Kombinasi hasil refraksi objektif dan subjektif akan memberikan informasi yang akurat tentang resep kacamata atau lensa kontak yang dibutuhkan untuk mengoreksi hipermetropi. Proses ini penting untuk memastikan koreksi yang tepat dan nyaman bagi pasien.

Pemeriksaan Kesehatan Mata Lainnya

Selain pemeriksaan visus dan refraksi, dokter mata juga akan melakukan pemeriksaan kesehatan mata lainnya untuk memastikan tidak ada masalah mata lain yang menyertai hipermetropi. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan tekanan bola mata (untuk mendeteksi glaukoma), pemeriksaan retina dan saraf optik (untuk mendeteksi penyakit retina dan saraf optik), serta pemeriksaan segmen anterior mata (kornea, lensa, iris).

Pemeriksaan Kesehatan Mata Hipermetropi

Pemeriksaan kesehatan mata secara menyeluruh penting untuk mendeteksi dini berbagai penyakit mata dan memastikan kesehatan mata secara optimal. Pemeriksaan mata rutin sangat dianjurkan, terutama bagi orang dewasa di atas 40 tahun dan mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit mata.

Pilihan Pengobatan Hipermetropi

Hipermetropi dapat dikoreksi dengan beberapa pilihan pengobatan, mulai dari penggunaan kacamata hingga operasi refraktif. Pilihan pengobatan yang terbaik akan tergantung pada tingkat keparahan hipermetropi, usia, gaya hidup, dan preferensi pasien.

Kacamata

Kacamata adalah solusi koreksi hipermetropi yang paling umum dan sederhana. Lensa kacamata bekerja dengan membiaskan cahaya sebelum masuk ke mata, sehingga titik fokus cahaya jatuh tepat di retina. Untuk hipermetropi, lensa yang digunakan adalah lensa cembung atau lensa plus (+).

Kacamata Hipermetropi

Kacamata tersedia dalam berbagai desain, bahan, dan coating lensa. Pilihlah kacamata yang nyaman dipakai, sesuai dengan gaya hidup, dan memberikan koreksi penglihatan yang optimal. Konsultasikan dengan dokter mata atau optisien untuk memilih kacamata yang tepat untukmu.

Lensa Kontak

Lensa kontak adalah alternatif lain untuk mengoreksi hipermetropi. Lensa kontak dipasang langsung di permukaan mata dan bekerja dengan cara yang sama seperti kacamata, yaitu membiaskan cahaya agar fokus di retina. Lensa kontak tersedia dalam berbagai jenis, mulai dari lensa kontak lunak harian hingga lensa kontak keras yang dipakai dalam jangka waktu lebih lama.

Lensa Kontak Hipermetropi

Lensa kontak menawarkan beberapa keuntungan dibandingkan kacamata, seperti penglihatan yang lebih alami, bidang pandang yang lebih luas, dan tidak mengganggu penampilan. Namun, penggunaan lensa kontak juga memerlukan perawatan dan kebersihan yang lebih ekstra untuk mencegah infeksi mata.

Operasi Refraktif

Operasi refraktif adalah prosedur bedah yang bertujuan untuk mengubah bentuk kornea agar cahaya bisa fokus tepat di retina tanpa bantuan kacamata atau lensa kontak. Beberapa jenis operasi refraktif yang umum dilakukan untuk mengoreksi hipermetropi antara lain LASIK, LASEK, dan PRK.

Operasi Refraktif Hipermetropi

Operasi refraktif bisa menjadi pilihan yang menarik bagi mereka yang ingin bebas dari kacamata atau lensa kontak. Namun, operasi refraktif juga memiliki risiko dan efek samping tertentu. Konsultasikan dengan dokter mata untuk mengetahui apakah operasi refraktif cocok untukmu dan memahami risiko serta manfaatnya.

Fakta Menarik Seputar Hipermetropi

Ada beberapa fakta menarik tentang hipermetropi yang mungkin belum kamu ketahui. Mengetahui fakta-fakta ini bisa menambah wawasanmu tentang kondisi mata yang umum ini.

  • Hipermetropi Lebih Umum pada Anak-anak: Sebagian besar bayi lahir dengan hipermetropi ringan. Namun, seiring pertumbuhan mata, tingkat hipermetropi biasanya akan berkurang. Pada usia sekitar 9 tahun, sebagian besar anak-anak sudah memiliki mata normal atau hanya hipermetropi ringan.

  • Hipermetropi Bisa Disertai Astigmatisme: Astigmatisme adalah kondisi mata lain yang menyebabkan penglihatan kabur akibat bentuk kornea yang tidak sempurna. Hipermetropi dan astigmatisme seringkali terjadi bersamaan. Kacamata atau lensa kontak dapat mengoreksi kedua kondisi ini sekaligus.

  • Hipermetropi Tidak Selalu Memburuk Seiring Waktu: Berbeda dengan miopi yang cenderung progresif, hipermetropi pada anak-anak seringkali membaik seiring pertumbuhan mata. Namun, pada orang dewasa, hipermetropi mungkin tetap stabil atau sedikit meningkat seiring bertambahnya usia, terutama karena efek presbiopia.

  • Hipermetropi Bisa Terdeteksi Sejak Dini: Pemeriksaan mata rutin pada anak-anak penting untuk mendeteksi dini hipermetropi dan masalah mata lainnya. Deteksi dini dan koreksi yang tepat dapat mencegah masalah penglihatan dan gangguan perkembangan visual pada anak.

  • Hipermetropi Bisa Mempengaruhi Perkembangan Motorik Halus pada Anak: Anak-anak dengan hipermetropi yang tidak terkoreksi mungkin mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas yang membutuhkan fokus dekat, seperti menulis, menggambar, atau bermain puzzle. Koreksi hipermetropi dapat membantu meningkatkan kemampuan motorik halus dan prestasi belajar anak.

Tips Mengatasi Hipermetropi Sehari-hari

Meskipun hipermetropi bisa dikoreksi dengan kacamata, lensa kontak, atau operasi, ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan sehari-hari untuk mengurangi gejala dan menjaga kesehatan mata.

  • Istirahatkan Mata Secara Teratur: Jika kamu banyak bekerja di depan komputer atau membaca, istirahatkan mata setiap 20-30 menit. Alihkan pandangan dari layar atau buku, lihatlah objek yang jauh selama beberapa detik. Latihan ini membantu mengurangi ketegangan otot mata.

  • Atur Pencahayaan yang Cukup: Pastikan pencahayaan di ruangan cukup terang saat membaca atau melakukan pekerjaan detail. Pencahayaan yang redup memaksa mata bekerja lebih keras untuk fokus, sehingga bisa memperburuk gejala hipermetropi.

  • Gunakan Kacamata atau Lensa Kontak Sesuai Resep: Jika kamu sudah menggunakan kacamata atau lensa kontak, pastikan untuk memakainya secara teratur dan sesuai dengan resep dokter. Jangan menunda mengganti kacamata atau lensa kontak jika resep sudah tidak sesuai lagi.

  • Periksakan Mata Secara Rutin: Lakukan pemeriksaan mata rutin setidaknya setahun sekali, atau sesuai dengan anjuran dokter mata. Pemeriksaan mata rutin penting untuk memantau kondisi hipermetropi dan mendeteksi dini masalah mata lainnya.

  • Konsumsi Makanan Bergizi untuk Mata: Nutrisi yang baik penting untuk kesehatan mata secara keseluruhan. Konsumsi makanan yang kaya vitamin A, C, E, lutein, dan zeaxanthin, seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan ikan berlemak.

Hipermetropi adalah kondisi mata yang umum dan dapat dikoreksi dengan berbagai cara. Jangan ragu untuk memeriksakan mata ke dokter jika kamu mengalami gejala-gejala hipermetropi. Dengan penanganan yang tepat, kamu bisa menikmati penglihatan yang jelas dan kualitas hidup yang lebih baik.

Nah, itu dia penjelasan lengkap tentang hipermetropi. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah pengetahuanmu tentang kesehatan mata. Punya pengalaman atau pertanyaan seputar hipermetropi? Yuk, share di kolom komentar di bawah ini!

Posting Komentar