Apa Itu Ornamen Sebenarnya? Yuk Kenali Fungsi dan Maknanya!
Secara gampangannya nih, ornamen itu bisa dibilang “perhiasan” atau “hiasan” yang ditambahkan ke suatu objek, bangunan, atau bahkan karya seni. Tujuannya jelas, yaitu buat bikin sesuatu itu jadi lebih menarik, lebih indah, atau kadang punya makna tertentu yang mau disampaikan. Ornamen itu sifatnya tambahan, alias nggak esensial buat fungsi utama objek tersebut. Misalnya, ukiran di kursi itu ornamen; kursi itu sendiri fungsinya buat diduduki. Ukirannya nggak bikin kursinya makin nyaman diduduki, tapi bikin tampilannya jadi cakep dan mungkin nunjukkin siapa pemiliknya atau dari mana asalnya kursi itu.
Ornamen ini udah ada dari zaman baheula banget, bahkan sebelum manusia kenal tulisan. Bayangin aja lukisan di gua-gua prasejarah, atau ukiran sederhana di perkakas batu. Itu semua bentuk ornamen paling awal. Manusia kayaknya punya insting alami buat menghias dan memperindah lingkungannya, nggak cuma sekadar bikin benda fungsional. Jadi, ornamen ini bukan cuma soal estetika, tapi juga bagian dari ekspresi budaya, sejarah, bahkan spiritualitas sebuah peradaban.
Fungsi Ornamen: Lebih dari Sekadar Hiasan¶
Jangan salah, ornamen itu fungsinya nggak cuma bikin sesuatu jadi cantik doang, loh. Ada beberapa fungsi utama ornamen yang penting buat kita tahu:
Fungsi Estetis¶
Ini fungsi yang paling kentara. Ornamen jelas bikin objek jadi lebih sedap dipandang mata. Dia nambahin detail, tekstur, warna, atau pola yang bikin permukaan atau bentuk jadi nggak monoton. Coba bandingin dinding polos sama dinding yang ada ukiran atau reliefnya, pasti beda banget kan sensasi visualnya? Ornamen bisa memberikan kedalaman dan kekayaan pada desain.
Fungsi Simbolis dan Kultural¶
Nah, ini fungsi yang dalem banget. Banyak ornamen punya makna simbolis tertentu. Motif ukiran di rumah adat bisa nyeritain sejarah leluhur, melambangkan kesuburan, penolak bala, atau penanda status sosial pemilik rumah. Ornamen di tempat ibadah juga seringkali penuh makna spiritual atau keagamaan. Lewat ornamen, suatu budaya bisa ngungkapin nilai-nilai, kepercayaan, dan identitas mereka. Kamu bisa “membaca” sejarah atau budaya suatu tempat hanya dari ornamen-ornamen yang mereka gunakan.
Fungsi Struktural Sekunder¶
Kadang-kadang, ornamen itu ditempatkan di area yang secara struktural penting, misalnya di bagian sambungan atau penguat. Meskipun nggak bikin struktur itu berfungsi, penempatan ornamen di sana bisa menekankan atau mempertegas elemen struktural tersebut secara visual. Ini kayak “membingkai” atau “memberi highlight” pada bagian penting.
Fungsi Penanda Status atau Kelas¶
Di masa lalu, ornamen yang rumit, detail, dan dibuat dari bahan mahal sering jadi penanda status sosial atau kekayaan seseorang. Makin mewah ornamennya, makin tinggi biasanya kedudukan pemiliknya. Bikin ornamen kayak gini itu butuh biaya dan keahlian tinggi, jadi nggak sembarang orang bisa punya.
Fungsi Naratif¶
Beberapa ornamen, terutama yang bentuknya relief atau ukiran figuratif, bisa berfungsi untuk menceritakan sebuah kisah, legenda, atau peristiwa sejarah. Contoh paling gampang ya relief di candi-candi kuno, kayak Candi Borobudur atau Prambanan. Relief-relief itu kan sebenarnya “buku bergambar” yang nyeritain ajaran agama atau epos tertentu.
Sejarah Ornamen: Perjalanan Panjang Keindahan¶
Seperti yang udah disebutin, ornamen itu usianya setua peradaban manusia. Mari kita lihat sedikit perjalanannya dari masa ke masa:
Prasejarah dan Peradaban Kuno¶
Ornamen paling awal bisa dilihat dari lukisan di gua Chauvet atau Lascaux (sekitar 30.000 tahun lalu) sampai artefak-artefak sederhana yang diukir. Di peradaban besar kayak Mesir Kuno, ornamen arsitektur mereka udah sophisticated banget, pake hieroglif, gambar dewa-dewi, atau motif flora/fauna khas Sungai Nil.
Yunani Kuno juga terkenal dengan ornamen arsitekturnya, terutama pada kuil-kuil mereka. Kolom-kolom Doric, Ionic, dan Corinthian itu beda-beda ornamen di bagian kepalanya (kapitelnya). Ukiran-ukiran di frieze dan pediment juga penuh dengan cerita mitologi. Romawi Kuno mewarisi gaya Yunani tapi dengan tambahan motif-motif sendiri, dan mereka expert banget dalam penggunaan mozaik sebagai ornamen.
Abad Pertengahan dan Renaisans¶
Di Eropa Abad Pertengahan, ornamen berkembang sesuai dengan arsitektur gereja. Gaya Romanesque pake ornamen relief yang agak kasar tapi ekspresif. Gaya Gothic muncul dengan ornamen yang lebih detail dan tinggi, kayak patung-patung santo di fasad katedral, jendela kaca patri yang penuh warna, dan ukiran gargoyle.
Era Renaisans menandai kembalinya minat pada seni dan ornamen klasik Yunani-Romawi. Ornamen jadi lebih harmonis, proporsional, dan seringkali pake motif-motif dari alam atau mitologi klasik. Istana-istana dan bangunan publik dihias dengan fresco, relief, dan elemen arsitektur klasik.
Baroque, Rococo, dan Periode Lainnya¶
Periode Baroque (sekitar abad 17) ornamennya cenderung dramatis, megah, dan penuh gerakan. Pake kurva-kurva meliuk, warna kuat, dan material mewah. Tujuannya buat menciptakan efek wow dan menunjukkan kekuasaan. Rococo (awal abad 18) lebih ringan, ** playful, dan **asimetris, sering pake motif cangkang kerang, dedaunan, atau bentuk-bentuk organik yang halus.
Setelah itu ada Neoklasik (kembali ke gaya klasik Yunani-Romawi lagi tapi lebih stric dan formal), kemudian di abad 19 muncul kebangkitan berbagai gaya historis (Gothic Revival, Renaissance Revival) yang juga menghidupkan kembali ornamen dari masa lalu.
Art Nouveau dan Art Deco¶
Akhir abad 19 dan awal abad 20 muncul Art Nouveau yang ornamennya terinspirasi kuat dari bentuk-bentuk organik dan garis-garis meliuk (kayak tangkai tumbuhan, bunga, atau rambut wanita). Gaya ini fresh dan menghindari gaya historis yang udah ada. Setelah itu, muncul Art Deco (tahun 1920-1930-an) yang ornamennya lebih geometris, simetris, dan terinspirasi dari era industri, mesin, atau seni Mesir kuno dan Aztec. Pake material modern dan warna-warna berani.
Modernisme dan Postmodernisme¶
Di tengah abad 20, ada gerakan arsitektur dan desain modernis yang cukup ekstrim. Tokoh kayak Adolf Loos bahkan bilang “Ornament is Crime” (Ornamen adalah Kejahatan). Menurut pandangan ini, ornamen itu nggak fungsional, boros, dan nutupin kejujuran material serta struktur. Desain modernis cenderung minimalis, bersih, dan tanpa ornamen atau ornamennya sangat sedikit dan sederhana.
Tapi, manusia kayaknya susah banget lepas dari ornamen. Di akhir abad 20, muncul Postmodernisme yang justru merangkul kembali ornamen, warna, dan elemen-elemen historis sebagai bentuk ekspresi dan perlawanan terhadap kekakuan modernisme. Ornamen di era ini bisa jadi ironis, campuran dari berbagai gaya, atau bahkan digital.
Jenis-Jenis Ornamen Berdasarkan Motif¶
Ornamen itu bentuknya macem-macem banget. Kita bisa mengelompokkannya berdasarkan motif atau inspirasinya:
Ornamen Geometris¶
Pake bentuk-bentuk dasar geometri kayak garis, lingkaran, persegi, segitiga, dan pengembangannya. Contohnya motif meander (garis bersambung), pola kotak-kotak, pola spiral, atau bentuk bintang. Ornamen geometris sering ditemukan di arsitektur Islam (karena larangan menggambar makhluk hidup), tekstil (batik, tenun), atau keramik.
Ornamen Flora (Tumbuhan)¶
Mengambil inspirasi dari bentuk-bentuk tumbuhan kayak daun, bunga, ranting, sulur, buah, atau kuncup. Ini salah satu motif ornamen yang paling umum di seluruh dunia karena alam selalu jadi sumber inspirasi. Bisa digambar realistis atau udah distilasi (disederhanakan bentuknya).
Ornamen Fauna (Hewan)¶
Menggunakan bentuk-bentuk hewan, entah itu binatang asli (burung, ikan, gajah, naga) atau makhluk mitologi (griffon, sphinx). Motif hewan seringkali punya makna simbolis kuat, misalnya naga melambangkan kekuatan atau kemakmuran di budaya Asia.
Ornamen Figuran (Manusia)¶
Pake bentuk manusia, entah itu seluruh tubuh, bagian tubuh (wajah, tangan), atau tokoh-tokoh dari cerita/mitologi. Contohnya patung-patung relief dewa atau manusia di kuil/gereja, atau figur penari di ukiran kayu.
Ornamen Kaligrafi¶
Menggunakan tulisan indah sebagai elemen hias. Paling umum di budaya Islam dengan kaligrafi Arab yang mengutip ayat suci Al-Qur’an atau kata-kata mutiara. Tapi di budaya lain juga ada, misalnya kaligrafi Tiongkok atau Jepang.
Ornamen Stilasi atau Abstrak¶
Bentuknya udah nggak terlalu mirip sama sumber aslinya (flora, fauna, dll.) tapi udah disederhanakan atau diubah jadi pola yang lebih abstrak. Bisa juga ornamen yang memang murni kreasi bentuk tanpa mengambil dari alam atau figur tertentu.
Ornamen di Indonesia: Kekayaan yang Luar Biasa¶
Indonesia itu surganya ornamen! Setiap suku dan daerah punya kekayaan ornamen yang beda-beda, mencerminkan sejarah, kepercayaan, dan lingkungan mereka.
- Batik: Kain tradisional ini punya motif-motif ornamen yang luar biasa beragam, dari geometris, flora, fauna, sampe figuratif. Setiap motif punya nama dan makna filosofis sendiri, kayak Parang Rusak (simbol perjuangan), Mega Mendung (awan, simbol kesuburan dan ketenangan), atau motif kawung (buah aren, simbol kesempurnaan).
- Ukiran Kayu: Terkenal banget ukiran dari Jepara, Bali, Toraja, Asmat, dll. Motifnya beda-beda, ada yang ukiran flora-fauna yang realistis, ada yang stilasi bentuk manusia atau roh nenek moyang, sampe motif geometris yang rumit. Ukiran ini nggak cuma hiasan, tapi seringkali bagian dari struktur bangunan adat atau benda ritual.
- Tenun dan Songket: Sama kayak batik, tekstil tradisional ini juga kaya ornamen yang dibentuk dari benang. Motifnya bisa geometris, sulur tumbuhan, atau bentuk-bentuk binatang yang udah distilasi. Setiap motif punya makna dan cara pembuatan yang khas daerahnya.
- Arsitektur Tradisional: Rumah-rumah adat di seluruh Indonesia itu pameran ornamen berjalan. Dari atap, dinding, tiang, sampe tangga, semuanya bisa dikasih ukiran atau hiasan yang punya fungsi estetis dan simbolis.
- Perhiasan Tradisional: Gelang, kalung, anting, hiasan kepala – semuanya sering dihias dengan ornamen rumit dari emas, perak, batu-batuan, atau bahan alami lainnya.
Ini cuma beberapa contoh kecil. Kekayaan ornamen di Indonesia itu mencakup semua aspek kehidupan, dari benda sehari-hari sampai bangunan sakral.
Ornamen dan Desain Modern: Menemukan Kembali Pesona Lama?¶
Meskipun sempat “diharamkan” di era modernisme ketat, ornamen nggak bener-bener hilang. Di era postmodernisme, ornamen kembali eksis bahkan jadi trend. Sekarang ornamen sering dipake lagi dalam desain interior, arsitektur, fashion, atau desain grafis, tapi dengan pendekatan yang beda.
Bisa jadi ornamen tradisional dipake ulang dengan cara yang modern atau tak terduga. Bisa juga ornamen diciptakan dari awal dengan teknologi digital yang memungkinkan bikin pola rumit dengan mudah. Yang penting, ornamen modern biasanya dipake dengan lebih selektif, nggak berlebihan kayak di era Baroque atau Rococo, dan seringkali dipadukan dengan elemen minimalis. Ornamen dianggap bisa nambahin karakter, kehangatan, atau cerita dalam desain yang terkadang terasa terlalu dingin atau generatif.
Kadang, ornamen malah jadi fokus utama desain, kayak di beberapa bangunan kontemporer yang fasadnya dipenuhi pola laser-cut yang rumit atau panel-panel bertekstur. Ini menunjukkan bahwa ornamen itu fleksibel dan bisa beradaptasi dengan teknologi dan gaya zaman.
Tips Menghargai dan Menggunakan Ornamen¶
Buat kamu yang tertarik sama ornamen, baik itu sebagai penikmat, desainer, atau sekadar pengamat, ada beberapa tips:
- Perhatikan Detail: Lain kali kamu lihat bangunan tua, furnitur antik, atau kain tradisional, coba deh perhatiin ornamennya. Detail ukirannya, pola benangnya, motif catnya. Ada cerita apa di baliknya?
- Cari Tahu Maknanya: Kalau ketemu ornamen khas dari daerah atau budaya tertentu, coba cari tahu apa artinya. Google aja motif itu, biasanya ada penjelasan tentang simbolismenya. Ini bikin ornamen jadi nggak cuma cantik tapi juga berbicara.
- Jangan Takut Menggunakan (dengan Bijak): Kalau kamu mendesain sesuatu (ruangan, pakaian, grafis), ornamen bisa jadi alat yang powerful buat nambahin personality atau focus point. Tapi inget, jangan overdo it! Terlalu banyak ornamen malah bisa bikin pusing dan norak. Pilih satu atau dua elemen ornamen yang kuat dan biarkan elemen lain tetap sederhana.
- Sesuaikan dengan Konteks: Ornamen Barok nggak cocok dipasang di rumah minimalis modern (kecuali sengaja buat kontras ekstrim). Pilih ornamen yang nyambung atau melengkapi gaya keseluruhan objek atau ruangan.
- Eksplorasi Ornamen Lokal: Indonesia kaya banget! Pelajari ornamen dari berbagai daerah. Kamu bisa nemuin inspirasi yang luar biasa buat diaplikasikan dengan cara modern.
Nih, coba liat video tentang proses bikin ornamen ukiran kayu tradisional Jepara. Kelihatan kan betapa telaten dan butuh keahlian banget buat bikin ornamen yang bagus:
https://www.youtube.com/watch?v=contoh_link_ukiran_kayu (Ganti dengan link YouTube yang relevan, contohnya proses ukir atau seni ornamen)
Note: Link YouTube di atas adalah contoh. Anda perlu mencari link video proses ukir kayu atau pembuatan ornamen tradisional yang relevan.
Fakta Menarik Seputar Ornamen¶
- Ornamen paling tua yang ditemukan di dunia diperkirakan berusia lebih dari 100.000 tahun, berupa kerang yang dilubangi dan dicat, kemungkinan sebagai perhiasan pribadi.
- Di beberapa kebudayaan, ornamen tertentu dipercaya punya kekuatan magis, misalnya sebagai pelindung dari roh jahat atau pembawa keberuntungan.
- Debat “Ornament is Crime” oleh Adolf Loos di awal abad 20 beneran mengubah arah desain arsitektur dunia, meskipun nggak sepenuhnya menghilangkan ornamen.
- Ada ornamen yang sangat rumit sampe butuh waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun buat menyelesaikannya, lho! Bayangin aja relief di katedral Gothic atau ukiran detail di istana.
Jadi, ornamen itu jauh lebih dari sekadar tempelan cantik. Dia adalah bahasa visual yang universal, nyeritain sejarah, budaya, kepercayaan, dan estetika manusia dari zaman ke zaman.
Gimana, sekarang udah kebayang kan apa itu ornamen? Ternyata di balik bentuknya yang indah, ornamen punya cerita dan makna yang dalem banget ya!
Punya pengalaman menarik ketemu ornamen tertentu? Atau ada ornamen favoritmu? Yuk, cerita di kolom komentar!
Posting Komentar