Mengenal Microphone: Pengertian, Jenis, dan Fungsinya Biar Gak Salah Pilih!

Table of Contents

Microphone, atau yang sering kita sebut mic, adalah perangkat ajaib yang mengubah suara menjadi sinyal listrik. Bayangkan saja, suara kamu yang tadinya cuma getaran udara, bisa diubah jadi sesuatu yang bisa direkam, diperkuat, atau dikirim jauh lewat internet. Keren, kan? Tanpa microphone, dunia modern kita pasti bakal beda banget, mulai dari musik, film, sampai komunikasi sehari-hari.

Bagaimana Microphone Bekerja?

Bagaimana Microphone Bekerja

Inti dari cara kerja microphone adalah mengubah energi akustik (gelombang suara) menjadi energi listrik. Gampangnya gini, suara itu kan getaran udara. Nah, microphone punya bagian sensitif yang disebut diafragma. Diafragma ini kayak gendang kecil yang bakal bergetar kalau kena gelombang suara. Getaran diafragma inilah yang kemudian diubah jadi sinyal listrik.

Proses pengubahan ini bisa beda-beda tergantung jenis microphonenya. Tapi, prinsip dasarnya sama: getaran suara -> getaran diafragma -> sinyal listrik. Sinyal listrik ini yang kemudian bisa kita olah lebih lanjut, misalnya diperkuat oleh amplifier, direkam di komputer, atau dikirim lewat jaringan telepon.

Jenis-Jenis Microphone yang Perlu Kamu Tahu

Ada banyak banget jenis microphone di luar sana, masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya sendiri. Tapi, secara umum, kita bisa bagi microphone jadi beberapa kategori utama berdasarkan cara kerjanya.

Microphone Dinamis (Dynamic Microphone)

Dynamic Microphone

Microphone dinamis ini bisa dibilang jenis yang paling robust dan serbaguna. Cara kerjanya mirip banget sama speaker, tapi dibalik. Di dalam microphone dinamis ada kumparan kawat kecil yang terhubung ke diafragma dan terletak di dalam medan magnet. Waktu diafragma bergetar karena suara, kumparan ini juga ikut bergerak di dalam medan magnet. Gerakan kumparan ini menghasilkan arus listrik.

Kelebihan microphone dinamis:

  • Kuat dan tahan banting: Cocok banget buat penggunaan live di panggung atau lapangan, karena nggak gampang rusak meski jatuh atau kena benturan.
  • Tidak butuh daya eksternal: Bisa langsung colok dan pakai, nggak perlu baterai atau phantom power.
  • Harga relatif terjangkau: Banyak pilihan microphone dinamis yang ramah di kantong.
  • Bagus untuk suara keras: Cocok buat merekam drum, gitar ampli, atau vokal yang kuat.

Kekurangan microphone dinamis:

  • Kurang sensitif: Nggak sebaik microphone condenser dalam menangkap detail suara yang halus.
  • Respons frekuensi terbatas: Biasanya nggak seluas microphone condenser, terutama di frekuensi tinggi.

Contoh penggunaan: Microphone panggung untuk vokal (misalnya Shure SM58), microphone untuk drum (misalnya Shure SM57), microphone untuk gitar ampli.

Microphone Condenser (Condenser Microphone)

Condenser Microphone

Microphone condenser ini lebih sensitif dan punya respons frekuensi yang lebih luas dibandingkan microphone dinamis. Di dalamnya ada kapsul yang terdiri dari dua pelat konduktif yang membentuk kapasitor. Salah satu pelatnya adalah diafragma yang tipis dan ringan. Waktu diafragma bergetar karena suara, jarak antara kedua pelat kapasitor berubah, dan ini mengubah kapasitansi. Perubahan kapasitansi ini yang kemudian diubah jadi sinyal listrik.

Kelebihan microphone condenser:

  • Sangat sensitif: Bisa menangkap detail suara yang halus dan nuansa yang kaya.
  • Respons frekuensi luas: Bisa merekam suara dengan akurat di rentang frekuensi yang lebar, dari bass rendah sampai treble tinggi.
  • Bagus untuk berbagai jenis suara: Cocok untuk vokal, instrumen akustik, overhead drum, room microphone, dan lain-lain.

Kekurangan microphone condenser:

  • Butuh daya eksternal (phantom power): Biasanya butuh daya 48V yang disupply dari mixer atau audio interface.
  • Lebih rentan rusak: Nggak sekuat microphone dinamis, lebih sensitif terhadap benturan dan kelembaban.
  • Harga cenderung lebih mahal: Dibanding microphone dinamis dengan kualitas sebanding.

Contoh penggunaan: Microphone studio untuk vokal (misalnya Neumann U87, AKG C414), microphone untuk instrumen akustik, microphone overhead drum.

Microphone Ribbon (Ribbon Microphone)

Ribbon Microphone

Microphone ribbon ini punya karakter suara yang unik dan vintage. Di dalamnya ada pita logam tipis (ribbon) yang digantung di antara magnet yang kuat. Pita ini berfungsi sebagai diafragma sekaligus elemen penghasil sinyal. Waktu pita bergetar karena suara, ia memotong garis medan magnet dan menghasilkan arus listrik.

Kelebihan microphone ribbon:

  • Suara hangat dan natural: Punya karakter suara yang lembut, smooth, dan kaya tone.
  • Respons frekuensi tinggi yang lembut: Nggak harsh di frekuensi tinggi, cocok untuk suara yang cenderung bright.
  • Pola figure-8 alami: Kebanyakan microphone ribbon punya pola figure-8 yang bagus untuk merekam sumber suara dari depan dan belakang, sambil menolak suara dari samping.

Kekurangan microphone ribbon:

  • Sangat rapuh: Pita logamnya sangat tipis dan rentan putus kalau kena benturan keras atau angin kencang.
  • Output rendah: Biasanya butuh preamp dengan gain tinggi untuk mendapatkan level sinyal yang cukup.
  • Harga mahal: Microphone ribbon berkualitas bagus biasanya harganya cukup tinggi.

Contoh penggunaan: Microphone untuk vokal vintage, brass section, gitar ampli, room microphone untuk drum.

Microphone Piezo (Piezoelectric Microphone)

Piezo Microphone

Microphone piezo ini bekerja berdasarkan efek piezoelektrik. Beberapa bahan kristal, seperti kuarsa, akan menghasilkan tegangan listrik kalau ditekan atau ditekuk. Di microphone piezo, kristal piezoelektrik ini dipasang di belakang diafragma. Waktu diafragma bergetar, kristal piezoelektrik ikut tertekan dan menghasilkan sinyal listrik.

Kelebihan microphone piezo:

  • Kecil dan ringan: Bisa dibuat sangat kecil, cocok untuk aplikasi miniature.
  • Tahan getaran dan kelembaban: Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrem dibandingkan jenis microphone lain.
  • Murah: Biaya produksinya relatif rendah.

Kekurangan microphone piezo:

  • Kualitas suara kurang baik: Biasanya nggak sebaik microphone dinamis atau condenser dalam hal kualitas suara dan respons frekuensi.
  • Rentan terhadap feedback: Cenderung lebih mudah feedback di sistem sound reinforcement.

Contoh penggunaan: Microphone kontak untuk instrumen akustik (misalnya gitar akustik, biola), microphone underwater, sensor getaran.

Microphone MEMS (Micro-Electro-Mechanical Systems Microphone)

MEMS Microphone

Microphone MEMS ini adalah teknologi microphone modern yang semakin populer. Microphone ini dibuat menggunakan teknologi microfabrication, yang memungkinkan pembuatan microphone super kecil dan murah. Biasanya menggunakan prinsip kapasitif, mirip microphone condenser, tapi dalam skala mikro.

Kelebihan microphone MEMS:

  • Sangat kecil dan ringan: Ideal untuk perangkat mobile dan wearable.
  • Murah: Diproduksi secara massal dengan biaya rendah.
  • Konsumsi daya rendah: Cocok untuk perangkat portable yang hemat baterai.
  • Kualitas suara semakin baik: Teknologi MEMS terus berkembang, dan kualitas suara microphone MEMS modern semakin mendekati microphone condenser tradisional.

Kekurangan microphone MEMS:

  • Kualitas suara belum setara microphone condenser premium: Meski terus berkembang, kualitas suara microphone MEMS kelas atas belum bisa menyaingi microphone condenser studio terbaik.
  • Rentang dinamis terbatas: Biasanya punya dynamic range yang lebih sempit dibandingkan microphone condenser.

Contoh penggunaan: Microphone di smartphone, laptop, earphone, smartwatch, perangkat IoT.

Pola Penangkapan Suara (Polar Pattern) Microphone

Microphone Polar Patterns

Selain jenis microphone berdasarkan cara kerja, kita juga perlu tahu soal pola penangkapan suara atau polar pattern. Ini menggambarkan seberapa sensitif microphone terhadap suara yang datang dari berbagai arah. Pola ini penting banget buat menentukan jenis microphone yang cocok untuk situasi rekaman atau live sound tertentu.

Omnidirectional

Omnidirectional Polar Pattern

Microphone omnidirectional menangkap suara dari segala arah dengan sama rata. Bayangin kayak bola, microphone ini sensitif ke suara dari depan, belakang, samping, atas, bawah, pokoknya semua arah.

Kelebihan:

  • Menangkap suara lingkungan: Bagus buat merekam suasana ruangan, ambience, atau suara ensemble (misalnya paduan suara) dari berbagai arah.
  • Tidak sensitif terhadap proximity effect: Efek peningkatan bass saat sumber suara terlalu dekat microphone (akan dibahas nanti) tidak terlalu terasa di microphone omnidirectional.

Kekurangan:

  • Menangkap semua suara: Termasuk suara yang nggak diinginkan, seperti kebisingan latar belakang atau reverb ruangan yang berlebihan.
  • Kurang isolasi: Nggak cocok buat merekam sumber suara tunggal di lingkungan yang berisik.

Contoh penggunaan: Room microphone untuk drum, microphone untuk konferensi meja bundar, lavalier microphone (clip-on) untuk wawancara di luar ruangan.

Cardioid

Cardioid Polar Pattern

Microphone cardioid paling sensitif terhadap suara yang datang dari depan, kurang sensitif dari samping, dan menolak suara dari belakang. Polanya mirip bentuk hati (makanya disebut cardioid, dari kata Yunani “kardia” yang berarti hati).

Kelebihan:

  • Isolasi suara yang baik: Lebih fokus menangkap suara dari depan, mengurangi kebisingan latar belakang dan feedback.
  • Serbaguna: Pola cardioid adalah pola yang paling umum dan cocok untuk berbagai aplikasi.

Kekurangan:

  • Sensitif terhadap proximity effect: Efek bass bisa meningkat kalau sumber suara terlalu dekat microphone.
  • Kurang menangkap suara ruangan: Dibanding omnidirectional, cardioid kurang menangkap ambience ruangan.

Contoh penggunaan: Microphone vokal panggung, microphone untuk instrumen close-miking, microphone podcast.

Supercardioid dan Hypercardioid

Supercardioid Polar Pattern

Hypercardioid Polar Pattern

Supercardioid dan hypercardioid adalah variasi dari pola cardioid yang lebih terarah. Mereka punya area sensitif yang lebih sempit di depan, tapi sedikit lebih sensitif terhadap suara dari belakang dibandingkan cardioid. Hypercardioid lebih terarah lagi dari supercardioid.

Kelebihan:

  • Isolasi suara sangat baik: Paling efektif menolak kebisingan samping dan feedback.
  • Jangkauan lebih jauh: Bisa menangkap suara dari jarak yang lebih jauh dibandingkan cardioid.

Kekurangan:

  • Sangat sensitif terhadap proximity effect: Efek bass bisa sangat terasa kalau sumber suara terlalu dekat microphone.
  • Area sweet spot sempit: Posisi sumber suara harus tepat di depan microphone untuk mendapatkan hasil terbaik.
  • Menangkap suara dari belakang: Meski menolak suara samping, sedikit sensitif terhadap suara dari belakang.

Contoh penggunaan: Microphone shotgun untuk film dan video, microphone untuk stage monitoring (supaya nggak feedback ke speaker monitor), microphone untuk merekam instrumen di panggung yang ramai.

Bidirectional (Figure-8)

Bidirectional Polar Pattern

Microphone bidirectional atau figure-8 sensitif terhadap suara dari depan dan belakang, tapi menolak suara dari samping. Polanya mirip angka 8.

Kelebihan:

  • Menangkap dua sumber suara sekaligus: Cocok untuk merekam duet vokal, wawancara berhadap-hadapan, atau stereo recording dengan teknik Mid-Side.
  • Menolak kebisingan samping: Bisa mengurangi kebisingan dari samping kiri dan kanan.
  • Karakter suara unik: Banyak microphone ribbon punya pola figure-8 alami dengan karakter suara khas.

Kekurangan:

  • Menangkap suara ruangan: Karena sensitif dari depan dan belakang, bisa menangkap reverb ruangan lebih banyak.
  • Kurang isolasi dari sumber suara samping: Nggak cocok kalau ada sumber suara berisik di samping kiri atau kanan.

Contoh penggunaan: Microphone untuk duet vokal, microphone untuk wawancara, microphone untuk Mid-Side stereo recording.

Jenis Konektor Microphone

Microphone Connectors

Konektor microphone adalah port atau colokan yang digunakan untuk menghubungkan microphone ke perangkat lain, seperti mixer, audio interface, atau kamera. Ada beberapa jenis konektor microphone yang umum digunakan.

XLR

XLR Connector

Konektor XLR adalah standar profesional untuk microphone audio. Biasanya punya 3 pin (kadang ada yang 5 pin untuk microphone stereo atau dengan fitur tambahan). Konektor XLR balanced yang mengurangi noise dan interferensi elektromagnetik, jadi cocok untuk kabel panjang dan lingkungan yang noisy.

Kelebihan:

  • Koneksi balanced: Mengurangi noise dan interferensi.
  • Kuat dan tahan lama: Desain locking yang kokoh, nggak mudah lepas.
  • Standar industri: Kompatibel dengan hampir semua peralatan audio profesional.

Kekurangan:

  • Lebih besar dan berat: Dibanding konektor lain seperti TRS.
  • Butuh kabel XLR: Kabel XLR biasanya lebih mahal dari kabel TRS atau USB.

Penggunaan: Microphone studio, microphone panggung, mixer audio profesional, audio interface.

TRS/Jack (6.35mm dan 3.5mm)

TRS Connector

Konektor TRS (Tip-Ring-Sleeve) atau jack tersedia dalam dua ukuran utama: 6.35mm (¼ inci) dan 3.5mm (⅛ inci atau mini-jack). Konektor TRS 6.35mm sering digunakan untuk audio line-level balanced atau unbalanced, sementara TRS 3.5mm lebih umum untuk koneksi stereo unbalanced atau microphone plug-in-power.

Kelebihan:

  • Umum dan serbaguna: Banyak digunakan di berbagai perangkat audio.
  • Ukuran lebih kecil (3.5mm): Cocok untuk perangkat portable.
  • Relatif murah: Kabel dan konektor TRS biasanya lebih murah dari XLR.

Kekurangan:

  • Koneksi unbalanced (umumnya): Lebih rentan terhadap noise dan interferensi, terutama untuk kabel panjang.
  • Kurang kokoh: Desain tanpa locking, bisa lebih mudah lepas.

Penggunaan: Headphone, line input pada mixer atau audio interface, microphone lavalier atau headset (3.5mm), instrumen musik elektronik.

USB

USB Microphone

Microphone USB adalah microphone yang punya interface audio terintegrasi dan langsung terhubung ke komputer atau perangkat digital lain melalui koneksi USB. Microphone USB semakin populer karena kemudahan penggunaannya.

Kelebihan:

  • Plug-and-play: Langsung colok ke komputer dan bisa langsung dipakai, nggak perlu audio interface tambahan.
  • Praktis dan portable: Cocok untuk podcast, streaming, rekaman rumahan, atau penggunaan mobile.
  • Harga terjangkau: Banyak microphone USB berkualitas baik dengan harga yang relatif terjangkau.

Kekurangan:

  • Kualitas suara terbatas (umumnya): Dibanding microphone profesional dengan konektor XLR dan audio interface terpisah, kualitas suara microphone USB kelas bawah dan menengah mungkin masih di bawahnya.
  • Kurang fleksibel: Nggak bisa dihubungkan ke mixer analog atau peralatan audio profesional lain tanpa adapter.
  • Latency: Bisa ada latency (jeda waktu) dalam pemrosesan audio, terutama kalau buffer size di komputer terlalu kecil.

Penggunaan: Podcast, streaming, rekaman rumahan, voice-over, konferensi video.

Aplikasi Microphone dalam Kehidupan Sehari-hari

Microphone ada di mana-mana dalam kehidupan modern kita. Mulai dari hiburan sampai komunikasi, microphone memainkan peran penting.

Rekaman Musik dan Studio

Studio Microphone Recording

Di studio rekaman, microphone adalah senjata utama untuk menangkap suara musik. Berbagai jenis microphone digunakan untuk merekam vokal, instrumen akustik, drum, gitar ampli, dan lain-lain. Pemilihan microphone yang tepat sangat krusial untuk mendapatkan kualitas suara yang diinginkan.

Sound System Live (Panggung)

Live Sound Microphone

Di panggung musik atau acara live, microphone digunakan untuk memperkuat suara vokal dan instrumen agar terdengar jelas oleh penonton. Microphone panggung harus kuat, tahan banting, dan punya pola penangkapan suara yang baik untuk mengurangi feedback dari speaker monitor.

Broadcasting (Radio dan Televisi)

Broadcasting Microphone

Di dunia broadcasting, microphone digunakan untuk merekam suara presenter radio, pembawa berita televisi, atau voice-over untuk iklan dan program acara. Microphone broadcasting biasanya punya kualitas suara yang tinggi dan desain yang ergonomis.

Telekomunikasi dan Komunikasi Jarak Jauh

Telecommunication Microphone

Microphone adalah komponen penting dalam sistem telekomunikasi. Mulai dari telepon rumah, handphone, headset, sampai sistem konferensi video, microphone memungkinkan kita berkomunikasi suara jarak jauh.

Pengenalan Suara (Speech Recognition)

Speech Recognition Microphone

Teknologi pengenalan suara ( speech recognition ) semakin canggih dan banyak digunakan di berbagai aplikasi, seperti asisten virtual (Siri, Google Assistant, Alexa), voice typing, dan kontrol suara perangkat smart home. Microphone berkualitas baik penting untuk memastikan akurasi pengenalan suara.

Tips Memilih Microphone yang Tepat

Memilih microphone yang tepat bisa jadi membingungkan, apalagi kalau kamu baru pertama kali. Berikut beberapa tips yang bisa kamu pertimbangkan:

Tentukan Tujuan Penggunaan

Pertama, tentukan dulu kamu mau pakai microphone untuk apa. Apakah untuk rekaman vokal di studio? Untuk podcast di rumah? Untuk live performance di panggung? Atau untuk konferensi video? Jenis penggunaan akan sangat mempengaruhi jenis microphone yang paling cocok.

Sesuaikan dengan Budget

Budget juga jadi faktor penting. Harga microphone bervariasi banget, dari yang murah meriah sampai yang harganya selangit. Tentukan budget kamu, lalu cari microphone terbaik di rentang harga tersebut. Nggak selalu microphone mahal pasti yang terbaik untuk semua situasi.

Pertimbangkan Sumber Suara

Jenis sumber suara yang akan direkam juga perlu dipertimbangkan. Apakah vokal? Instrumen akustik? Drum? Gitar ampli? Setiap sumber suara punya karakteristik frekuensi dan dinamika yang berbeda, dan microphone yang cocok untuk satu sumber suara belum tentu cocok untuk sumber suara lain.

Perhatikan Lingkungan Rekaman

Lingkungan rekaman juga berpengaruh. Apakah kamu merekam di studio akustik yang kedap suara? Di kamar tidur yang kurang kedap? Atau di luar ruangan yang berisik? Untuk lingkungan yang kurang ideal, pilih microphone dengan pola penangkapan suara yang terarah (misalnya cardioid atau supercardioid) untuk mengurangi kebisingan latar belakang.

Fakta Menarik Seputar Microphone

  • Microphone pertama ditemukan oleh Emile Berliner pada tahun 1876. Tapi, microphone yang lebih praktis dan banyak digunakan adalah microphone karbon yang dikembangkan oleh Thomas Edison beberapa saat kemudian.
  • Shure SM58 adalah salah satu microphone dinamis paling populer dan legendaris di dunia. Microphone ini sudah jadi standar industri untuk vokal panggung selama puluhan tahun.
  • Neumann U87 adalah microphone condenser studio yang sangat dihormati dan sering dianggap sebagai microphone “emas”. Harganya mahal, tapi kualitas suaranya memang luar biasa.
  • Microphone terkecil di dunia saat ini adalah microphone MEMS yang ukurannya hanya beberapa milimeter.

Kesimpulan

Microphone adalah perangkat yang powerful dan serbaguna yang memungkinkan kita menangkap, merekam, dan memperkuat suara. Dari microphone dinamis yang kuat sampai microphone condenser yang sensitif, dari pola omnidirectional sampai hypercardioid, pemahaman tentang jenis-jenis microphone dan karakteristiknya akan membantu kamu memilih microphone yang tepat untuk kebutuhanmu. Semoga artikel ini bisa memberikan gambaran yang jelas tentang apa itu microphone dan segala hal yang terkait dengannya.

Nah, sekarang giliran kamu! Jenis microphone apa yang paling sering kamu gunakan? Atau mungkin ada tips atau pengalaman menarik soal microphone yang ingin kamu bagikan? Yuk, komen di bawah!

Posting Komentar